Kegelisahan Penari Yogyakarta Lahirkan Sanggar Seni Kinanthi
Penari Sanggar Seni Kinanthi saat acara peresmian Sanggar Seni Kinanti, di ruang Komunitas Pagi Yogyakarta, Jalan Brigjen Katamso, Yogyakarta, Kamis (5/11). (Foto: MP/Fredy Wansyah)
MerahPutih Budaya - Penari asal Yogyakarta Kinanthi Sekar Rahina meluncurkan Sanggar Seni Kinanthi Sekar (SSKS) di Jalan Brigjen Katamso, Kota Yogyakarta, pada Kamis (5/11) lalu. Sanggar Seni Kinanti Sekar merupakan bentuk kecintaan Kinanti terhadap seni tari, sekaligus harapan perempuan kelahiran 1989 ini agar seni tari tradisi dapat terus diwariskan dari generasi ke generasi.
"Mbak Sekar mengajak untuk mengenal jati diri kita dengan tarian, sehingga di tengah globalisasi ini bangsa kita bisa tetap bertahan," papar Suharjono, perangkat desa di Prawirodirjan, dalam sambutannya bersama ruang Kelas Pagi Yogyakarta, Prawirodirjan, Yogyakarta, Kamis (7/11).
Manajer SSKS Bagas Arga Santosa menyampaikan, penggunaan tema "Nyawiji" dalam peresmian ini merupakan bentuk usaha dari segenap keluarga SSKS dalam merangkul elemen masyarakat Prawirodirjan sebagai tuan rumah dari SSK. Dia menambahkn, cita-cita SSKS untuk kembali membawa semangat tradisional ke dalam dunia modern bisa tersampaikan ke masyarakat luas.
Sementara itu, Kinanthi Sekar Rahina, selaku Fasilitator Bidang Tari SSKS, memaparkan, seni tidak hanya keindahan. Setiap nilai luhur warisan nenek moyang tersirat dalam wujud seni. Menurutnya, sebagai generasi penerus, baginya, wajib melestarikan, menjaga dan terus menghadirkannya. Terutama kepada anak-anak yang kelak memikul tanggung jawab bangsa.
"Semakin banyak anak-anak menikmati masa kecilnya dengan kesenian, kebebasan bergerak, menari, menyanyi di tanah airnya sendiri, semakin senang mereka dengan keluhuran budaya bangsa sehingga anak-anak bisa lebih menghargai hidup yang berkehidupan di tanah airnya," kata Sekar saat dikunjungi merahputih.com.

Sekar melanjutkan, agar gagasannya terwujud dengan lebih matang, dirinya mengajak seniman Wahono dan beberapa seniman lain untuk menghidupkan ruang belajar ini agar terwujud Sanggar Seni yang tidak hanya belajar menari, melainkan juga belajar tembang Jawa dan aksara Jawa yang bertempat di Kelas Pagi Yogyakarta.
Materi yang diajarkan di SSKS sendiri terdiri dari 6 kelas. Di antaranya tari kreasi, tari klasik Yogyakarta (putri), tari klasik Yogyakarta (putra), tari klasik Nusantara, tetembangan, baca tulis aksara Jawa. (fre)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Daftar Raja Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta yang Dimakamkan di Imogiri
Astana Pajimatan Imogiri, Kompleks Permakaman Raja-Raja Mataram dari Dulu hingga Kini
Mulai 2026, Jemaah Calon Haji Banten dan DIY Berangkat dari Embarkasi Cipondoh dan Yogyakarta
Kearifan Lokal Jaga Warga Bikin Yogyakarta Cepat Pulih Dari Demo Berujung Rusuh
KAI Daop 6 Yogyakarta Layani 219.400 Penumpang Selama Long Weekend Maulid Nabi
Polisi Diminta Usut Tuntas Kematian Mahasiswa Amikom, Bonnie Triyana: Tidak Ada Alasan yang Membenarkan Kekerasan Aparat Terhadap Pengunjuk Rasa
Pesisir Medan Berpotensi Banjir 22-28 Agustus, Hujan Lebat Akan Guyur DIY
Saat Libur Peringatan HUT ke-80 RI, Daop 6 Yogyakarta Alami Kenaikan Penumpang 5,5 Persen
85.792 Wisatawan Mancanegara Naik Kereta Api Selama Juli 2025, Yogyakarta Jadi Tujuan Tertinggi
Viral, Driver Ojol Dikeroyok karena Telat Antar Kopi, Ratusan Rekan Geruduk Rumah Customer