Keakuratan Data Surplus Pangan BPS Meragukan
Konferensi Pers Inflasi Agustus 2015, di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Selasa (1/9/2015) (merahputih.com/Restu Fadilah)
MerahPutih Bisnis - BPS merilis data surplus bahan pangan beberapa waktu lalu. Namun, data tersebut dinilai meragukan karena tidak sinkron dengan kondisi pasar.
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mempertanyakan data surplus pangan yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) beberapa waktu lalu lantaran data yang dikeluarkan oleh BPS tidak sinkron dengan kondisi harga pangan di pasar.
"Kalau memang benar data BPS itu mengatakan pangan surplus, maka logikanya harganya pasti turun. Namun kenyataan dilapangan gimana? Harganya malah naik kan," ujar Enny Sri Hartatai, saat ditemui di Kantornya, Jakarta, Sabtu (3/9).
Berdasarkan data BPS, peningkatan produksi jagung dan kedelai masing-masing sebesar 8,72 persen dan 4,59 persen. Bahkan, Kementerian Pertanian dan BPS pada Juli 2015 memperkirakan bahwa produksi padi meningkat 6,64 persen menjadi 75,55 juta ton gabah kering giling (GKG) jika dibandingkan dengan 70,85 juta ton GKG pada 2014.
"Ditambah lagi dengan fenomena el nino. Kalaupun BPS mengatakan produksi meningkat dan harganya menurun, artinya ini kan ada penurunan dari sisi demand, berarti ada penurunan dari konsumsi," kata Enny Sri Hartati.
Melihat hal tersebut, Indef meminta BPS segera melakukan perbaikan data pangan. Sebab sektor pangan merupakan sektor yang berhubungan langsung dengan masyarakat luas. (rfd)
Baca Juga:
- BPS: September 2015 Terjadi Deflasi 0,05 Persen
- BPS: GoJek Bantu Tekan Angka Pengangguran
- BPS Buka Lowongan Untuk 400.000 Orang, Ini Syarat Dan Formasinya
- BPS Akan Gelar Sensus Ekonomi Keempat
- Dituding Lakukan Sinkronisasi Data, Kepala BPS Cuek
Bagikan
Berita Terkait
Wagub Rano Karno Jamin Ketersediaan Pangan Jakarta Aman, Subsidi Ayam Segera Meluncur
Harga Bapok Terbaru 7 Desember 2025: Cabai Rawit Melambung Sendiri, Mayoritas Pangan Malah Kompak Turun Drastis
Raker Mentan Amran Sulaiman dengan Komisi IV DPR Bahas Target Swasembada Pangan
Stabilitas Harga Pangan Jelang Nataru 2025/2026, Mendag Waspadai Faktor Cuaca
PT KAI Angkut 17.730 Ton Pupuk Selama 2025, Bukti Dukungan terhadap Ketahanan Pangan
Omzet Pedagang Kecil Terancam Ambruk Gara-Gara Larangan Jual Rokok, INDEF Sebut Potensi Pengangguran Terselubung Mengintai
Presiden Prabowo Sebut Negara Lain Bingung Polisi Indonesia Ikut Urus Persoalan Pangan
Pimpinan MPR Nilai Prabowo-Gibran Berhasil Dorong Kemandirian Pangan dan Jaga Daya Beli Rakyat
Bukukan Transaksi Rp 161 M, Pangan Nusa Expo 2025 Cetak Rekor Tertinggi dalam 19 Tahun
DPR Sebut Swasembada Pangan Cuma Omong Kosong Tanpa Hal Ini