Jubir Ahok-Djarot Ragukan Survei Poltracking Indonesia
MerahPutih Megapolitan - Juru bicara pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta Ahok-Djarot, Ansy Lema, meragukan hasil survei terakhir yang dilakukan Poltracking Indonesia. Pasalnya, meski menempati posisi kedua, pada survei tersebut elektabilitas Ahok-Djarot turun menjadi 22 persen.
"Survei ini dilakukan antara tanggal 7 November hingga tanggal 17 November. Hanya tiga hari survei ini dilakukan setelah aksi 4/11 (demo 4 November)," katanya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (27/11).
Menurut Ansy, pada saat dilakukan survei, tensi politik di Jakarta pada titik didih dan semua masyarakat sedang berpusat pada Ahok. Apalagi, sehari sebelum survei berlangsung, calon Gubernur nomor urut dua tersebut dinyatakan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian.
"Survei ini dilakukan pada momen itu sehingga sangat wajar kalau eleklabilitas (Ahok) tergerus karena publik opini seolah-olah Ahok melakukan penistaan. Kita lupa kalau ada asas praduga tidak bersalah," lanjut Ansy.
Sekedar informasi, Poltracking Indonesia kembali merilis hasil survei terbarunya terhadap tiga pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Hasilnya, terjadi kenaikan elektabilitas untuk pasangan calon Agus-Sylvi dan Anies-Sandi, sedangkan Ahok-Djarot tercatat turun.
Dalam survei tersebut, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni menempati posisi pertama pada elektabilitas pasangan calon yakni sebesar 27,92 persen.
Posisi kedua diduduki oleh pasangan nomor urut dua yakni Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat sebesar 22 persen. Sedangkan pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno di posisi terakhir yakni 20,42 persen. (Yni)
BACA JUGA: