ISIS Klaim Bertanggung Jawab Atas Penembakan di Orlando


(Foto: screenshot presstv)
MerahPutih Internasional - Negara Islam Irak Suriah (ISIS) mengklaim bertanggung jawab atas serangan di sebuah klub gay di Orlando pada Minggu waktu setempat yang menewaskan lebih dari 50 orang.
Melalui laporan dari kantor berita resmi ISIS, Amaq, ISIS menyampaikan pengakuan mereka pada Senin dini hari.
Seperti yang dikutip dari Time, ISIS menyatakan serangan terhadap kaum Gay yang dilakukan Omar Mateen adalah tenggungjawab mereka, sebab Omar adalah salah satu pejuang ISIS.
Omar Saddiqui Mateen asal Port St Lucie, Florida, AS. Mateen merupakan pria berusia 30 tahun keturunan Afghanistan. Orang tuanya pindah ke Port St Lucie, Florida, AS. Polisi masih menyelidiki apakah Mateen bagian dari kelompok teroris dan pelaku tunggal.
Serangan ini disebut-sebut yang terburuk dalam 30 tahun terakhir. Insiden Pulse ini menambah panjang deretan aksi penembakan di tempat publik. Sebelumnya, pada 2007 terjadi penembakan di Virginia Tech dengan jumlah korban 32 orang meninggal lalu di sekolah Sandy Hook pada 2012 yang menewaskan 27 orang.
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Kemenlu Tingkatkan Keamanan Diplomat di Peru, Tempatkan Keluarga Zetro Ke Lokasi Lebih Aman

Garda Terdepan Diplomasi Indonesia Jadi Sasaran Kriminal, DPR Dorong Pemerintah Segera Bertindak dan Jamin Keamanan Diplomat

Diplomat Zetro Tewas Ditembak di Peru, DPR Duga Ada Keterlibatan Geng Kriminal Internasional

Zetro Leonardo Purba Tewas Ditembak di Peru, Kemenlu Evaluasi Perlindungan Diplomat dan Staf KBRI

Kepolisian Peru Susun Rencana Pengepungan Pelaku Penembakan Diplomat RI Zetro Purba

KBRI Dili Minta Otoritas Timor Leste Usut Insiden Penembakan WNI di Perbatasan

785 Korban Terorisme Telah Terima Kompensasi Dari Negara, Tertinggi Rp 250 Juta

Calon Presiden Kolombia Miguel Uribe Meninggal Dunia, 2 Bulan setelah Ditembak di Kepala

ASN Kemenag Jadi Tersangka NII, Wamenag Minta Densus 88 Tidak Gegabah Beri Label Teroris

Penembakan di Incheon, Korea Selatan, Polis Sebut ‘Kejahatan Terencana yang Didorong 'Delusi'
