Inilah Kuliner-Kuliner Super Pedas di Yogyakarta


(Foto: MerahPutih/Fredy Wansyah)
MerahPutih Kuliner - Yogyakarta memang layak jadi tempat wisata kuliner. Ada begitu banyak varian kuliner di Bumi Keraton ini. Mulai dari kuliner tradisional hingga kuliner masakan kekinian.
Masakan tradisional khas Yogyakarta selalu diburu wisatawan. Namun, di antara sekian banyaknya masakan tradisional, hanya ada beberapa kuliner yang terkenal pedasnya.
Yap, masakan-masakan pedas khas Yogyakarta patut diburu. Selain menyajikan varian rasa yang berbeda dari citarasa ke-Yogyakartaaan, kuliner pedas akan membuat penikmatnya bercucuran keringat.
Merahputih.com merekomendasikan tiga kuliner khas Yogyakarta yang terkenal akan rasa pedasnya. Ketiganya dikenal karena citarasa cabenya menggigit hingga pangkal lidah.
Yuk simak tiga kuliner super pedas di Yogyakarta.
1. Sate Petir
Bila Anda ingin menjajal kuliner pedas, datang dan coba sensasi menyambar pedasnya sate di Warung Sate Petir Pak Nono. Bahan utama satenya sebenarnya tak ada beda dengan sate pada umumnya. Hanya saja, pedas bumbunya menjadi ciri khas warung sate ini.
Rasa pedasnya sungguh luar biasa. Bahannya saja menggunakan cabai rawit. Bukan cuma dua atau tiga, melainkan lebih dari lima cabai menjadi bahannya. Di sini, Anda bisa memesan level pedas. Uniknya, level pedasnya menggunakan kategori sekolah, yakni pedas level TK, SD, SMP, hingga Profesor. Semakin tinggi levelnya, semakin pedas pula rasanya.
Warung Sate Petir Pak Nono ada di Jalan Ringroad Selatan, Menayu, Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul. Bila Anda dari arah Kota Yogyakarta, gunakan jalur melalui Jalan Bantul. Tepat diperempatan Jalan Bantul-Ringroad Selatan, ambil arah barat atau sisi kanan jalan. Tak jauh dari sana, Anda akan menemukan warung Sate Patir Pak Nono. (Fre)
2. Mangut Lele
Mangut lele sebenarnya ikan lele yang dimasak di atas tungku. Masakan ini merupakan masakan khas Bantul, yang masih bertahan di tengah dominasi masakan modern.
Masakannya diberi santan encer, dengan bumbu rempah biasa. Hanya saja, karena masaknya sangat tradisional, dengan kayu bakar di tungku, citarasanya menjadi berbeda. Terasa khas masakan tungkunya. Getir asapnya terasa di lidah. Ditambah rasa bumbunya yang lezat bercampur di dalam kuahnya.
Soal rasa pedasnya jangan ditanya. Dari tampaknya, kuahnya merah. Pedasnya terasa nyentrik di sampai pangkal lidah. Sungguh makanan pedas yang pas saat disantap bersama nasi gudeg.
Warung Mbah Marto sebenarnya menjajakan menu utama gudeg. Namun, karena mangut lelenya begitu lezat, warung ini justru lebih dikenal karena mangut lelenya. Biasanya, pengunjung menikmati mangut lele bersama nasi gudeg Mbah Marto.
3. Soto Sumuk
Kuliner satu ini sebenarnya merupakan soto sederhana dengan memiliki ciri khas tersendiri. Kekhasan soto ini terletak pada beberapa potongan daging sapi, taogenya yang banyak dan kuahnya yang bening tak ada kobis maupun bihun seperti pada kebanyakan soto lainnya.
Rasanya jangan ditanya. Maknyus, terasa gurih, lezat, dan pedasnya. Semua menjadi satu. Apalagi, sambalnya sangat menggigit, hingga kadang membuat kepala harus bercucuran keringat. Wajar bila nama ini disebut soto sumuk.
Menikmati Soto Sumuk akan lebih lengkap bersama empal, iso, atau babat. Bagi penikmat kuliner yang tidak suka jeroan karena kolesterolnya yang tinggi boleh menggantinya dengan peyek atau perkedel saja. Sama-sama mengunci rasa soto sumuk.
Warung soto sumuk ini berada di Jalan Jend Sudirman, Kota Yogyakarta. Tepatnya di sisi timur jembatan Gondolayu, sekira 500 meter dari Tugu Pal Putih. Warung ini buka mulai pukul 08.30 WIB hingga 15.00 WIB. (Fre)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
5 Rekomendasi Kuliner di Jogja yang Tak Boleh Dilewatkan
