Ini Yang Dilakukan Trump 100 Hari Awal Pemerintahannya


Pendukung Hillary Clinton lesu melihat kemenangan Donald Trump. (Foto: VOANews.com)
Dalam kampanye sebelum terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat yang ke 45, Donald J Trump telah mengajukan sejumlah rancangan program kerja unggulan.
Diantara program tersebut, Reformasi Gedung Putih, Imigrasi, Perdagangan, Kebijakan Luar Negeri serta menghapus sejarah tentang Barack Obama akan mewarnai 100 hari pertama masa pemerintahannya.
Bagi Trump, masalah imigrasi bukan sekedar retorika dan hal itu ia sampaikan dalam kampanyenya.
Melalui undang-undang yang telah dipersiapkan, konglomerat Amerika itu berencana untuk mendeportasi semua imigran gelap dari Amerika Serikat. Imigran ilegal yang akan dideportasi jumlahnya diperkirakan sekitar dua juta orang, (jumlah riil kurang dari 168 ribu orang) yang memiliki catatan kriminal termasuk pelanggaran hukum minor seperti yang pernah kena tilang.
Trump juga memperketat masuknya pengungsi dari negara yang sedang dilanda perang seperti Suriah. Dua tahun mereka harus di screening sebelum diizinkan masuk ke Amerika Serikat.
Produser dan host acara reality show The Apprentice itu juga akan mendorong undang-undang pembangunan dinding di sepanjang perbatasan selatan Amerika Serikat dan akan menagih biayanya pada pemerintah Meksiko.
Donald Trump akan berusaha mereformasi Gedung Putih. Sambil meniru Abraham Lincoln menyampaikan pidato terkenalnya untuk mempersatukan rakyat Amerika, Trump berjanji akan mengembalikan pemerintahan "dari, oleh dan untuk rakyat".
Seorang warga tampak optimis dengan kepemimpinan Donald Trump. (Foto: VOANews.com)
Amandemen konstitusi telah diagendakan pada hari-hari awal pemerintahannya terutama untuk membatasi semua anggota kongres dan lima tahun larangan bagi pejabat Gedung Putih dan pejabat Kongres, menjadi pelobi setelah mereka pensiun sebagai pegawai pemerintah.
Dalam upaya untuk mengefisiensikan pemerintahan, Trump menyerukan pembekuan semua karyawan federal untuk mengurangi tenaga kerja. (membebaskan militer, keamanan publik, dan kesehatan masyarakat).
Di bidang perdagangan, Donald Trump akan menganulir komitmen tradisi Partai republic terhadap perdagangan bebas, memberlakukan kebijakan yang memproteksi penutupan batas-batas ekonomi Amerika.
Trump akan segera menegosiasikan kembali kesepakatan Pasar Bebas Amerika Utara dengan kanada dan Meksiko.
Konglomerat pemilik banyak hotel itu juga akan menentang Tran-Pacific Partnership dan bermaksud membatalkan partisipasi AS dalam kesepakatan dagang dengan 12 negara yang dinilainya kontroversial.
Donald Trump mengusulkan taktik agresif di bidang perdagangan, termasuk memaksa China dan negara-negara lainnya untuk membayar hak istimewa jika ingin menjual barang-barang mereka di AS. Trump juga akan memberi sanksi perusahaan-perusahaan AS yang memindahkan pekerjaan ke luar negeri.
Terkait kebijakan luar negeri, sebagai Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan tidak bisa menjamin perlindungan bagi negara-negara NATO yang diserang.
Dalam wawancara sebelum konvensi Partai Republik Trump mengatakan Amerika hanya akan membantu jika negara tersebut telah memenuhi "kewajibannya" sebagai anggota aliansi.
Pernyataan Trump menandai pertama kalinya pasca era Perang Dunia ke Dua bahwa calon presiden menyarankan menyerahkan kondisi pertahanan Amerika dari sekutu utamanya.
Trump juga telah mengancam untuk menarik pasukannya dari Eropa dan Asia jika sekutu-sekutu tersebut gagal membayar lebih atas perlindungan Amerika.
Trump telah membolak-balikkan isu-isu utama termasuk Suriah. Ia memandang Presiden Suriah Bashar al-Assad, penjahat yang lebih rendah ketimbang kelompok oposisi Islam yang memberontak yang didukung AS.
Trump telah berjanji untuk menghancurkan kelompok ISIL.
Sebagai panglima angkatan bersenjata Amerika yang tertinggi bulan Maret 2017 akan mengirimkan 20 hingga 30,000 pasukannya untuk memerangi ISIL jika diperlukan. Trump mengklaim menentang invasi Irak, namun kenyataannya meskipun sebentar ia sempat mendukung kebijakan luar negeri Amerika tersebut.
Kebijakan yang paling parah adalah rencana Donald Trump menghapus Barack Obama dari buku sejarah Amerika. Terutama efek kebijakan selama Obama menjadi Presiden.
Presiden dari partai Republik itu telah berjanji akan membatalkan semua kebijakan eksekutif, memorandum dan perintah presiden yang diterbitkan oleh Presiden Obama.
Menurut penasehat kampanye Trump, selama kampanye Trump telah mengidentifikasi sedikitnya 25 keputusan eksekutif yang bisa dibalikkan kandidat mereka: “Trump meluangkan waktu berjam-jam menandatangani surat dan dokumen— dan menghapus jejak kepresidenan Obama Presidency,” katanya.
Salah satu kebijakan itu adalah “Obamacare”, kebijakan Presiden yang memberikan jaminan asuransi kesehatan bagi sekitar 12 koma 7 juta orang yang memerlukan dana kesehatan.
Trump telah menyiapkan program penggantinya yaitu “Health Savings Accounts”. (dsyamil)
BACA JUGA
- Pemilu Amerika : Trump Mendominasi Florida, North Carolina dan Ohio
- Pemilu Amerika : Trump Nyaris Menguasai Senat
- Pemilihan Presiden Amerika : Trump Sementara Unggul
- Antara Presiden Baru dan Donat
- Seperti Hispanic, Warga Indonesia Juga Berharap Clinton Jadi Presiden
Bagikan
Berita Terkait
Hubungan Donald Trump-Benjamin Netanyahu Makin Renggang Usai Presiden AS Sebut Serangan Israel ke Doha 'Tindakan Ceroboh'

Profil Charlie Kirk, Politisi AS yang Ditembak hingga Tewas saat Berpidato di Utah

Geger, Influencer Pendukung Trump Charlie Kirk Ditembak di Leher, Timbulkan Kepanikan

Hakim Batalkan Kebijkan Pemotongan Dana untuk Harvard oleh Donald Trump, Pemerintah akan Ajukan Banding

Kesehatan Presiden AS Donald Trump Jadi Bola Panas di Media Sosial, Tetap Menyebar meski sudah Dibantah

Respons Pernyataan Trump, Moskow Sebut Rusia, China, dan Korut Tidak Berkomplot Melawan Amerika Serikat

Presiden China, Rusia, dan Pemimpin Korea Utara Akrab di Parade Militer, Donald Trump Singgung Konspirasi Melawan AS

Taylor Swift Umumkan Pertunangan, Presiden AS Donald Trump hingga Anggota Kerajaan Inggris Ucapkan Selamat

Ini Yang Akan Dibahas Dalam Pertemuan Trump dan Putin di Alaska

Meksiko Kirim 26 Tokoh Kartel Narkoba ke AS, Ada Deal dengan Trump
