Ini Harapan Panglima TNI terhadap Alumni Resimen Mahasiswa

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Senin, 05 Desember 2016
Ini Harapan Panglima TNI terhadap Alumni Resimen Mahasiswa

Acara pelantikan pengurus periode 2016-2021 dan rapat kerja Nasional IARMI 2016 di Gedung Nusantara IV DPR, Jakarta Selatan, Sabtu (3/12). (Foto: Puspen TNI)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih Nasional - Posisi strategis Indonesia sangat rentan disusupi kepentingan asing dengan berbagai model perang yang berkembang saat ini. Itulah sebabnya, peran Ikatan Alumni Resimen Mahasiswa Indonesia (IARMI) sebagai kelompok intelektual muda merupakan generasi penerus yang sangat penting dalam menghadapi segala bentuk ancaman terhadap bangsa ini.

Jenderal (TNI) Gatot Nurmantyo menyatakan bahwa Resimen Mahasiswa (Menwa) mendapat pelatihan militer untuk dipersiapkan mempertahankan NKRI sebagai perwujudan sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (sishankamrata). “Segenap anggota IARMI harus memiliki semangat kebangsaan guna mempertahankan dan menjaga eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai,” kata Panglima Gatot dalam rilis tertulis yang diterima merahputih.com.

Amanat Panglima TNI Jenderal (TNI) Gatot Nurmantyo tersebut dibacakan oleh Kasum TNI Laksdya TNI Didit Herdiawan pada acara pelantikan pengurus periode 2016-2021 dan rapat kerja Nasional IARMI 2016 di Gedung Nusantara IV DPR, Jakarta Selatan, Sabtu (3/12).

Jenderal Gatot mengatakan, saat ini potensi ancaman bukan lagi datang dari serangan militer negara lain, melainkan kegiatan terorisme, gerakan separatis, dan aktivitas-aktivitas ilegal yang berkaitan dengan sumber daya alam yang bersifat multidimensional. “Ancaman tidak hanya berasal dari aksi aktor negara tetapi juga dari aksi aktor nonnegara,” katanya.

Karakter perang yang berkembang saat ini mengalami perubahan menjadi model peperangan nonkonvensional, nonlinear atau asimetris (asymetric warfare) dan patut dicermati bersama.

“Perang asimetris yang bersifat multi-dimensional dapat berlangsung dalam berbagai sektor dan dipicu oleh aspek ekonomi, sosial, budaya, politik, ideologi dan lainnya, akumulasi dari aspek tersebut akan mempengaruhi intensitas dan derajat ancaman yang dihadapi,” ungkapnya.

“Memiliki pertahanan yang tangguh dari berbagai macam perang yang berkembang saat ini adalah sebuah kebutuhan mendasar bagi setiap bangsa, karena kemampuan pertahanan tidak saja penting dalam menjaga keselamatan bangsa, namun juga merupakan simbol kekuatan serta sarana untuk menggapai cita-cita, tujuan, maupun kepentingan nasional,” ucap Jenderal Gatot.

Terkait proxy war, Jenderal Gatot menjelaskan, secara sederhana bahwa peristiwa saling adu kekuatan di antara dua belah pihak yang bermusuhan dengan menggunakan pihak ketiga, di mana pihak ketiga ini sering disebut dengan boneka. “Pihak ketiga dapat berwujud LSM, Ormas, Kelompok Masyarakat atau Perorangan merupakan pihak yang tidak dikenal oleh siapapun, kecuali pihak yang mengendalikannya. Oleh karena itu, seluruh komponen bangsa harus waspada terhadap pihak-pihak yang akan menghancurkan bangsa Indonesia," tandasnya.

BACA  JUGA:

  1. Denny JA Melihat Panglima TNI Pas Jadi Presiden
  2. Panglima TNI Ajak Pemuda Bersatu
  3. Panglima TNI Sebut Buruh Pahlawan Ekonomi
  4. Presiden: Tidak Ada Pergantian Panglima TNI
  5. Panglima TNI : Ancaman Proxy War Makin Jelas
#Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo #IARMI #Menwa
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Bagikan