IESR Ragukan Hasil Survei Batan

Noer ArdiansjahNoer Ardiansjah - Minggu, 10 Januari 2016
IESR Ragukan Hasil Survei Batan

Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan). (Foto: batan.go.id)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih Peristiwa - Direktur Institute for Essential Service Reform (IESR) Fabby Tumiwa meragukan hasil survei yang dilakukan oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) ihwal hasil 75,3 persen masyarakat Indonesia menerima pembangunan PLTN guna memenuhi kebutuhan listrik dalam negeri.

"Menurut saya apa yang ditanyakan Batan dan lembaga riset pada 4.000 masyarakat yaitu 'Apakah Anda setuju dibangunkan PLTN, jika itu mampu mengatasi krisis listrik di Indonesia?' Tentu jawabannya ya susah pasti setuju. Saya juga kalau ditanyai seperti itu pasti setuju," ucap Fabby dalam diskusi publik bertema "Ada apa di balik semua ini? "PLTN Masak Iya?" dalam diskusi Energi Kita, Jakarta Pusat, Minggu (10/1).

Seharusnya, lanjut Fabby, Batan merubah pertanyaan yang diajukannya kepada 4.000 masayarakat itu.

"(Misalnya) apakah krisis listrik bisa diselesaikan dengan terbangunnya PLTN? Tentu jawabannya bisa saja tidak banyak yang setuju," katanya.

Hal serupa pun diungkapkan oleh Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Rinaldy Dalimi. Menurut Rinaldy, angka 75,3 persen yang diperoleh oleh Batan karena masyarakat hanya mendapatkan informasi-informasi yang positif saja.

"Padahal seharusnya informasi yang disampaikan Batan itu perlu lebih jelas, dan jangan menyesatkan," tukasnya.

Sebelumnya, Badan Tenaga Nuklir Indonesia mengungkapkan berdasarkan jajak pendapat Sigma Research menyebut 75,3 persen masyarakat Indonesia mendukung pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) untuk mengatasi krisis listrik.

Angka 75,3 persen itu didapatkan Batan melalui jajak pendapat yang dilakukan kepada 4.000 orang perwakilan dari 34 provinsi sejak Oktober hingga Desember 2015.

Jajak pendapat rutin Batan melalui lembaga riset independen yang dipilih melalui proses tender tersebut merupakan permintaan dari pemerintah untuk mengetahui sikap masyarakat terhadap nuklir sebagai pembangkit listrik.

Selain itu, berdasarkan survei Sigma Research itu pula diketahui bahwa masyarakat yang paling menginginkan kehadiran PLTN sebanyak 79,4 persen berasal dari luar Pulau Jawa dan 78,3 persen penduduk urban juga lebih menginginkan dibangunnya PLTN. (rfd)


BACA JUGA:

  1. Rusia akan Terus Kembangkan Senjata Nuklir
  2. Pusat Data Terbesar Rusia akan Gunakan Tenaga Nuklir
  3. Reaktor Nuklir Aktif Kembali, Warga Jepang Protes
  4. Jepang Aktifkan Kembali Reaktor Nuklir
  5. Amerika Serikat Gandeng Korea Utara Terkait Kerjasama Nuklir
#IESR #Badan Tenaga Nuklir Nasional #Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Bagikan
Ditulis Oleh

Noer Ardiansjah

Tukang sulap.

Berita Terkait

Indonesia
29 Lokasi Berpotensi Dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Terbanyak di Kalbar
Ke-29 lokasi tersebut sudah dikategorikan berdasarkan kriteria yang aman untuk pembangunan fasilitas PLTN
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 10 Desember 2024
29 Lokasi Berpotensi Dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Terbanyak di Kalbar
Indonesia
Serius Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Pembahasan Bakal Dimulai 2025
Untuk masalah keamanan, Kementerian ESDM akan membentuk organisasi nuklir nasional yang mengawasi dan mengawal pembangunan PLTN
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 02 Desember 2024
Serius Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir, Pembahasan Bakal Dimulai 2025
Indonesia
13 Ribu Senjata Nuklir di Dunia Jadi Ancaman Nyata Manusia
Keselamatan umat manusia dari bencana nuklir merupakan tanggung jawab seluruh negara.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 27 September 2022
13 Ribu Senjata Nuklir di Dunia Jadi Ancaman Nyata Manusia
Bagikan