Hadapi MEA, Disbudpar Banten Desak Pekerja Punya Sertifikasi Keahlian
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemprov Banten Opar Sochari (Foto: Sucitra)
Merahputih wisata- Di era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), masyarakat indonesia dipaksa untuk terlibat langsung dalam persaingan. Sayangnya, dalam menghadapi tantangan itu warga belum memiliki potensi maksimal untuk turut serta bertarung.
Sumber Daya Manusia Indonesia khususnya Banten dinilai belum siap menghadapi persaingan regional termasuk SDM yang bergelut di bidang pariwisata.
Salah satu instrumen yang dibutuhkan oleh SDM Pariwisata untuk memperkuat posisi dalam bersaing dibutuhkan sertifikat keahlian yang diakui negara-negara anggota MEA. Karenanya, dinas yang mengurusi soal kebudayaan dan pariwisata di ujung barat pulau Jawa ini mengundang para stakeholder pariwisata untuk mensertifikasi SDM-nya masing-masing.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemprov Banten Opar Sochari mengatakan, mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus mensertifikasi diri agar mampu bersaing dengan sumber daya manusia dari negara lain.
"Sudah menjadi kesepakatan negara-negara Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dimana warga negara anggota bebas untuk bekerja dimanapun pada industri-industri yang telah disepakati bersama, yang salah satu persyaratan krusialnya adalah sertifikat keahlian. Saat ini kita sudah tertinggal dibandingkan Phillipin, tidak ada waktu lagi, masyarakat harus diberikan pemahaman itu," ungkapnya saat membuka acara seminar sertifikasi di Le Dian Hotel Kota Serang, Jumat(29/4).
Ia juga berharap para pengusaha di bidang pariwisata atau mereka yang bekerja di bidang pariwisata menghimpun diri untuk kemudian dapat mengajukan permohonan sertifikasi secara organisasi kepada Lembaga Sertfikasi Profesi (LSP).
"LSP adalah kepanjangan tangan dari BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Profesi) yang merupakan lembaga yang diakui negara-negara MEA untuk memberikan sertifikat keahlian profesi," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Standarisasi Pariwisata Disbudpar Pemprov Banten Tunul Lasniatin mengatakan pada bidang pariwisata ada dua macam layanan, yaitu Hotel Services (layanan hotel) dan Travel Services (layanan perjalanan wisata) yang dibawahnya tidak kurang dari 32 jabatan profesi yang membutuhkan sertifikasi.
"Katakanlah pada Food and Beverages Services dari jabatan waiter (pelayan) sampai manager (Manejer), seseorang mungkin sudah punya pengalaman panjang bekerja di satu hotel berbintang, tanpa sertifikasi karirnya akan mandeg, tidak bisa berkembang," jelasnya.
Tunul juga menjelaskan bahwa saat ini di Banten hanya ada satu LSP terkait pariwisata yaitu LSP Sahid yang berlokasi di Tangerang. Karena itu pihaknya mengundang para stakeholder pariwisata untuk merangsang mereka membentuk LSP-LSP baru sehingga mereka yang memerlukan sertifikasi mendapatkan kemudahan.
"Mudah-mudahan mereka terangsang untuk membentuk LSP sesuai profesinya masing-masing, agar SDM Banten mampu bersaing dengan SDM dari luar bahkan bisa menundukan pesaing internasional," harapnya.
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Mengenal Wayang Garing, Kesenian asal Banten yang Terancam Punah
Hidden Gems Eko-Turisme di Pesisir Selatan Lebak