Gubernur BI: Tahun 2015 Masa-masa Sulit Bagi Indonesia

Luhung SaptoLuhung Sapto - Selasa, 24 November 2015
Gubernur BI: Tahun 2015 Masa-masa Sulit Bagi Indonesia

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo memberikan sambutan di acara 'Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2015', di JCC, Jakarta, Selasa (24/11) malam. (Foto Antara/Wahyu Putro A)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Keuangan - Tahun 2105 merupakan tahun yang penuh tantangan dan ujian bagi perekonomian Indonesia. Tekanan terhadap stabilitas ekonomi begitu kuat, muncul dari segala arah, dan seakan-akan sebagai sebuah dimensi konstan yang terus mengkuti langkah bangsa ini.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus D.W. Martowardojo mengatakan tekanan yang mengemuka telah mengaburkan berbagai kinerja positif yang dicapai sebelumnya, seperti inflasi yang terkendali, defisit transaksi berjalan yang menurun, serta langkah struktural reformasi subsidi BBM yang ditempuh pemerintah tahun lalu.

"Perkembangan dan langkah yang sesungguhnya positif, serta dipandang akan meningkatkan resiliensi perekonomian Indonesia oleh investor global dan lembaga pemeringkat internasional tiba-tiba berubah," ujar Agus saat memberikan kata sambutan di acara 'Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2015', di JCC, Jakarta Pusat, Selasa (24/11) malam.

Menurut Agus, berbagai tekanan yang dihadapi Indonesia tersebut tidak terlepas dari terjadinya berbagai pergeseran fundamental dalam perekonomian dunia dan perubahan konstelasi kebijakan ekonomi di negara maju serta berkembang sejak terjadinya krisis keuangan global 2008.

"Terdapat tiga variabel utama dunia, yakni pertumbuhan ekonomi, harga komoditas, dan aliran modal ke negara berkembang bergerak dalam arah yang berbeda pascakrisis keuangan global 2008," terangnya.

Oleh karena itu, lanjut Agus, pergerakan inilah yang kemudian mewarnai dinamika ekonomi negara-negara berkembang di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. 

"Kala kita melihat perjalanan yang telah kita lewati pada periode 2009-2012 ekonomi dunia ditandai pertumbuhan ekonomi dan harga komoditas yang tinggi, serta modal masuk ke negara-negara berkembang dalam jumlah besar," tandasnya. (Abi)

BACA JUGA:

  1. Paket Ekonomi VII Tentang Insentif Pajak untuk Industri Padat Karya
  2. Penggunaan Renminbi akan Dimulai Tahun Depan
  3. Indonesia Kemungkinan Gabung TPP pada 2017
  4. Terkait Kasus Petral, Empat Pejabat Pertamina Terancam Dipidana
  5. Sofyan Wanandi Ancam Potong Gaji Pegawainya Jika Ketahuan Ikut Mogok
#Agus Martowardoyo #Gubernur Bank Indonesia #Bank Indonesia
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
Ramai Bantahan Jumlah Dana Pemda Mengendap, Menkeu Purbaya Lempar Tanggung Jawab ke BI
koordinasi terkait data simpanan pemda di bank merupakan kewenangan BI sebagai bank sentral.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 23 Oktober 2025
Ramai Bantahan Jumlah Dana Pemda Mengendap, Menkeu Purbaya Lempar Tanggung Jawab ke BI
Indonesia
Bantah APBD Jabar Parkir di Bank, Dedi Mulyadi Pegang Bukti Menkeu Pakai Data Lama dari BI
Dedi menjelaskan angka Rp 4,17 triliun yang dikutip Menkeu Purbaya merupakan data BI merujuk pada laporan keuangan per 30 September 2025, sehingga tidak mencerminkan kondisi terkini. Baca juga:
Wisnu Cipto - Kamis, 23 Oktober 2025
Bantah APBD Jabar Parkir di Bank, Dedi Mulyadi Pegang Bukti Menkeu Pakai Data Lama dari BI
Indonesia
BI Tahan Suku Bunga Acuan, Perang Tarif AS Bikin Ekonomi Dunia Melemah
Berbagai indikator menunjukkan kebijakan tarif AS memperlemah kinerja perdagangan global, tercermin dari melambatnya ekspor dan impor di sebagian besar negara.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 22 Oktober 2025
BI Tahan Suku Bunga Acuan, Perang Tarif AS Bikin Ekonomi Dunia Melemah
Indonesia
Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat 6,7 Persen, Begini Peruntukannya
Posisi ULN pemerintah tersebut didominasi utang jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total ULN pemerintah.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 15 Oktober 2025
Utang Luar Negeri Pemerintah Meningkat 6,7 Persen, Begini Peruntukannya
Indonesia
Cadangan Devisa RI Turun Rp 33 T, BI Jamin Masih Aman Buat Bayar Utang Luar Negeri 6 Bulan
BI menilai posisi cadangan devisa tetap berada pada level yang aman dan memadai.
Wisnu Cipto - Selasa, 07 Oktober 2025
Cadangan Devisa RI Turun Rp 33 T, BI Jamin Masih Aman Buat Bayar Utang Luar Negeri 6 Bulan
Indonesia
BI Pangkas Suku Bunga, Perbankan Diminta Lebih Giat Salurkan Kredit untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Anggota Komisi XI DPR RI, Amin Ak, meminta perbankan untuk lebih giat lagi dalam menyalurkan kredit usaha.
Soffi Amira - Jumat, 19 September 2025
BI Pangkas Suku Bunga, Perbankan Diminta Lebih Giat Salurkan Kredit untuk Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia
Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah
Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2025 masih berpotensi lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, yaitu sekitar 3 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 17 September 2025
Perekonomian Masih Dalam Tren Melambat, Pertumbuhan Ekonomi Dunia Masih Akan Rendah
Indonesia
Suku Bunga Acuan Kembali Dipangkas 25 Basis Poin, Ekonomi Masih Melemah
Sementara, suku bunga lending facility diputuskan untuk turun sebesar 25 bps menjadi pada level 5,5 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 17 September 2025
Suku Bunga Acuan Kembali Dipangkas 25 Basis Poin, Ekonomi Masih Melemah
Indonesia
Enam Bank Himbara Dapat Kucuran Dana Rp 200 Triliun, Menkeu Minta Jangan Dibelikan SRBI atau SBN
Purbaya menyampaikan bahwa proses pencairan dana akan dilakukan segera setelah penandatanganan dilakukan
Angga Yudha Pratama - Kamis, 11 September 2025
Enam Bank Himbara Dapat Kucuran Dana Rp 200 Triliun, Menkeu Minta Jangan Dibelikan SRBI atau SBN
Indonesia
Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno
Langkah Bank Indonesia (BI)- Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk melakukan burden sharing dengan membeli surat berharga negara (SBN) mendapatkan sorotan tajam
Frengky Aruan - Sabtu, 06 September 2025
Ekonom Sebut Indonesia Belum Berada di Situasi Krisis Ekonomi, Ingatkan Risiko Burden Sharing Bisa Sebabkan Hyperinflasi seperti Era Soekarno
Bagikan