Dinkes Bekasi Akan Verifikasi RS Pengguna Vaksin Palsu di Wilayahnya

Luhung SaptoLuhung Sapto - Kamis, 14 Juli 2016
Dinkes Bekasi Akan Verifikasi RS Pengguna Vaksin Palsu di Wilayahnya
Ilustrasi Vaksin Palsu (Foto: Instagram @rikastevany)

MerahPutih Nasional - Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Jawa Barat, akan merespon laporan Kementerian Kesehatan perihal empat rumah sakit swasta di wilayahnya yang terindikasi memasarkan vaksin palsu.

"Respon kami adalah melakukan verifikasi terkait kebenaran kabar tersebut dengan mendatangi satu per satu rumah sakit yang dimaksud," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Bekasi Tety Menurung di Bekasi, Kamis (14/7) seperti dikutip Antara News.

Adapun rumah sakit swasta yang dimaksud adalah RS Sayang Bunda Ponduk Ungu Bekasi Utara, RS Permata Kecamatan Mustikajaya, RS Elisabeth Kecamatan Narogong dan RS Hosana Medica Bekasi Kecamatan Rawalumbu.

Rumah sakit itu diindikasikan menyuntikan vaksin palsu jenis anti tetanus serum (ats), anti difteri serum (ads) dan anti bisa ular (abu), serta Purified Protein derivative (PPD).

Keempat vaksin itu dipalsukan karena harganya cukup mahal dan bukanlah vaksin dasar yang selama ini gratis dari pemerintah.

Melihat peluang itu, maka tersangka menjual vaksin itu jauh lebih murah sekira Rp300 ribu sampai Rp400 ribu dari harga normal.

"Seperti vaksin ATS, kalau dijual seharga Rp115 ribu per kemasan, ADS Rp868 ribu per kemasan dan ABU Rp430 ribu per kemasan. Harga itu belum termasuk PPN dan ongkos distribusi," katanya.

Vaksin dasar seperti Polio, BCG, Hepatitis dan sebagainya tidak dipalsukan oleh tersangka, karena vaksin ini gratis dari pemerintah.

Vaksin palsu itu diduga diproduksi oleh dua orang tersangka yang merupakan pasangan suami istri Hidayat Taufiqurahman dan Rita Agustina warga Perumahan Kemang Pratama Regency Kota Bekasi.

Dikatakan Tety, upaya verifikasi kebenaran kabar tersebut merupakan pekerjaan berat dan lama yang harus ditempuh pihaknya.

"Kami akan menulusuri sejak kapan dia (manajemen rumah sakit) memesan vaksin itu serta siapa saja konsumennya," katanya.

Selain rumah sakit swasta, kata Tety, pihaknya juga akan memverifikasi sekitar 300 klinik yang beroprasional di wilayah itu.

"Kalau tidak segera kita cek, khawatir data dan bukti perihal tudingan penggunaan vaksin palsu sudah dimusnahkan," katanya.

Tety menambahkan, penggunaan vaksin palsu masuk dalam kategori berbahaya bagi kesehatan.

"Bahaya sekali (vaksin palsu). Kalau daya tahan tubuh anak kuat, mungkin masih bisa aman. Kalau tidak kuat daya tahan tubuhnya bisa berbahaya. Misalnya, ada faktor lingkungan atau dari luar virusnya," katanya. 

BACA JUGA:
  1. Kemenkes Bahas Sanksi Bagi 14 RS Pengguna Vaksin Palsu
  2. 14 RS Penerima Vaksin Palsu Tersebar di Jabotabek
  3. 197 Balita Diduga Jadi Korban Vaksin Palsu Bidan ME
  4. Bareskrim Temukan 14 Rumah Sakit Berlangganan Vaksin Palsu
  5. 12 Rumah Sakit di Jawa dan Sumatera Diduga Gunakan Vaksin Palsu
#Vaksinasi #Bayi #Vaksin Palsu
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak
Bagikan