Dari Segenggam Tanah Wangi Menjadi Tempat Pemakaman Para Raja


Kompleks Pemakaman Raja Mataram di Imogiri, Yogyakarta. (Foto: MerahPutih/Fredy Wansyah)
MerahPutih Budaya - Kompleks Makam Raja di Dusun Pajimatan, Desa Girirejo, Kecamatan Imogiri, Bantul, DI Yogyakarta, menyisakan kejayaan masa kerajaan Mataram. Di tanah inilah sang pemimpin Mataram dikebumikan.
Sejarah Makam Raja ini dimulai dari keinginan Sultan Agung agar dikebumikan di Tanah Wangi. "Dulunya, Sultan Agung maunya dimakamkan di tanah Arab, karena Sultan mencium wangi tanah Arab. Tapi gurunya, Sunan Kalijaga, tidak mengizinkan. Lalu Sunan Kalijaga melemparkan tanah yang dibawa dari Arab. Berdasarkan lemparan tanah wangi Sunan Kalijaga itu, nah jatuh tanahnya di sini," kata abdi dalem Bekel Jogro Nugroho yang juga juru kunci Makam Raja kepada merahputih.com, di kompleks Makam Raja, Pajimatan, Girirejo, Bantul, DI Yogyakarta, Selasa (5/4).
Sebelum menemukan tanah lemparan tersebut, Sultan Agung sempat bertapa di suatu tempat. Dalam pertapaan tersebut, Sultan Agung lantas melihat burung merak. Sultan Agung mendekatinya. Ternyata, burung tersebut menginjak sebongkah tanah yang tercium wangi semerbak.
(Pendopo utama Makam Raja. Foto MerahPutih/Fredy Wansyah)
Selanjutnya, Sultan Agung menjadikan tempat temuan tersebut menjadi lahan yang direncanakan sebagai tempat pemakaman dirinya. "Keinginan Sultan Agung terwujud, dikebumikan di Tanah Wangi, tapi bukan tanah wangi tanah Arab kayak apa yang diinginkan di awal," imbuh abdi dalem ini.
Tahun 1632, Sultan Agung mulai mendirikan tempat peristirahatan terakhirnya, atau bagi orang Jawa dikenal pasarean. Pembangunan diarsiteki oleh Kyai Tumenggung Tjitrokoesoemo. 13 tahun kemudian, Sultan Agung wafat. Jasadnya lantas dikebumikan di tanah yang telah ia siapkan jauh-jauh hari.
Tempat pemakaman tersebut kini juga menjadi tempat pemakanan para raja. Baik raja dari Keraton Yogyakarta maupun Surakarta.
Sultan Agung merupakan raja ketiga Mataram, setelah Penembahan Senopati dan Panembahan Seda Krapyak. Di bawah kepemimpinannya, Mataram mampu berjaya di Tanah Jawa. Hampir seluruh tanah Jawa dikuasai Mataram, khususnya di lahan-lahan strategis pertanian. (Fre)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Indonesia Lobi Inggris Pulangkan Rampasan Manuskrip Keraton Jogja Zaman Raflles

Menilik Konser Yogyakarta Royal Orchestra di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat

Pameran 'Sumakala' Ceritakan Masa Temaram Yogyakarta Setelah Peristiwa Geger Sepehi
