Buku Hizbut Tahrir Tak Laku, Pedagang Lebih Suka Jual Buku "Kiri"


Pusat buku Shopping Center Jalan Senopati Nomor 3, Yogyakarta. (Foto: MerahPutih/Fredy Wansyah)
MerahPutih Budaya - M Ashar Rahmat, pemilik Toko Buku Empat Putra, memaparkan, penjualan buku-buku "kiri" jauh lebih tinggi dibandingkan buku-buku Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Ia menganggap, lebih baik menjual buku "kiri" ketimbang buku Hizbut Tahrir.
"Dulu pernah saya jual buku-buku HTI. Tapi sekarang sudah enggak punya sama sekali. Susah laku. Buku itu hanya laku di kalangan tertentu," katanya saat ditemui merahputih.com, di toko bukunya, Rabu (18/5).
Ashar pun pesimistis ajaran kelompok Hizbut Tahrir dapat berkembang di Indonesia. Menurutnya, aneh bila ada kelompok massa yang kerap menentang demokrasi tetapi berlindung di balik demokrasi.
Di tengah ramainya teror terhadap logo palu arit dan buku-buku komunisme di berbagai daerah, muncul pandangan bahwa reaksi masyarakat itu hanya cara untuk menangkal berkembangnya gerakan Hizbut Tahrir Indonesia. Gerakan HTI yang berlandaskan ajaran-ajaran ulama muslim Timur Tengah memiliki tujuan mendirikan Khilafah di Indonesia serta menolak mentah-mentah sistem negara yang berlaku saat ini.
"Oke, kalau begitu supaya jangan ter-image bahwa 'Islam' dimusuhi, maka dicarilah pembanding dan penyeimbang. Dibangkitkanlah setan dalam kubur bernama PKI sebagai penyeimbang, dengan begitu pemerintah tidak selalu menyasar "Islam" tetapi juga komunis.
Benar saja, tidak lama sesudah setan itu dibangkitkan kembali, Mendagri langsung merespons bahwa ormas yang tidak berideologi Pancasila, harus dibubarkan. Maka bingunglah HTI keti!ka mereka tidak bisa menyerang pemerintah dengan membawa nama 'Islam', toh pemerintah juga menghajar komunis," begitu pernyataan akun facebook Deny Siregar yang cukup memengaruhi pandangan publik. (Fre)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Profil Presiden Baru Sri Lanka AKD, Sosok Marxis Pernah Gagal Pimpin Pemberontakan
