BPS: Pilkada Serentak Tidak Pengaruhi Inflasi

Luhung SaptoLuhung Sapto - Selasa, 01 Desember 2015
BPS: Pilkada Serentak Tidak Pengaruhi Inflasi

Sejumlah simpatisan pasangan nomor urut 2 banyak yang berumur terbilang remaja. Sabtu, (28/11) (Foto MerahPutih/Rizki Fitrianto).

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih Politik - Pemilihan Kepada Daerah (Pilkada) serentak akan digelar pada 9 Desember mendatang. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan penyelenggaraan pilkada serentak tidak akan berpengaruh kepada tingkat inflasi di bulan Desember.

Deputi Bidang Deputi Bidang Jasa Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Sasmito Hadi Wibowo mengatakan pada pilkada kali ini ada banyak rambu-rambu sehingga kampanye lebih teratur dan rapi. 

Selain itu, kampanye pilkada lebih banyak menggunakan media sosial ketimbang alat peraga atau iklan.

"Dampaknya tidak sebesar dulu karena kampanye sudah banyak menggunakan media sosial. Selain itu, rambu-rambu yang mengatur kampanye jadi lebih teratur dan rapi. Kampanye dengan bagi-bagi kaos, bagi-bagi makanan yang memberikan dampak terhadap inflasi itu akan berkurang," kata Sasmito di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (1/12).

Tapi, kata Sasmito, di daerah-daerah masih terjadi bagi-bagi kaos atau makanan. Menurutnya, kegiatan politik di daerah patut diwaspadai. 

"Kecuali di kota-kota sedang, cukup besar yang aktivitas pilkadanya cukup besar. Nah bisa saja. Cuma saya tidak hafal mana saja kotanya. Mungkin itu yang harus diwaspadai oleh masing-masing daerah terutama kalau ada ajang bagi-bagi kaos dan makanan," pungkasnya. (rfd)

BACA JUGA:

  1. Rupiah Merangkak ke Rp13.784 per Dollar AS
  2. LBH Jakarta Kecam Pembubaran Paksa Demo Aliansi Mahasiswa Papua
  3. Rupiah Dibuka Menguat, Tunggu Pengumuman BPS
  4. Jutaan Ikan Mati, Nelayan Teluk Jakarta Alih Profesi
  5. Anggota DPRD DKI Pertanyakan Profesionalisme ICW
#Badan Pusat Statistik (BPS) #Pilkada Serentak
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
Inflasi September Capai 0,21 Persen, Tertinggi di Deli Serdang Sebesar 6,81 persen
Sedangkan deflasi kabupaten/kota y-on-y terjadi di Kabupaten Halmahera Tengah sebesar 1,21 persen dengan IHK sebesar 107,51.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 01 Oktober 2025
Inflasi September Capai 0,21 Persen, Tertinggi di Deli Serdang Sebesar 6,81 persen
Indonesia
Harga Telur Melonjak 32 Persen, Alasanya Harga Jagung Naik dan Produksi Minus
Angka perkiraan produksi JPK pada Agustus sebesar minus 21,09 persen; September minus 24,73 persen; dan Oktober diperkirakan minus 15,67 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 23 September 2025
Harga Telur Melonjak 32 Persen, Alasanya Harga Jagung Naik dan Produksi Minus
Indonesia
Purbaya Bantah BPS Manipulasi Pertumbuhan Ekonomi, Alasanya Uang Beredar Banyak
Jumlah uang beredar kemudian mulai melandai sejak Mei, yang juga mempengaruhi perlambatan kinerja ekonomi setelah periode itu.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 22 September 2025
Purbaya Bantah BPS Manipulasi Pertumbuhan Ekonomi, Alasanya Uang Beredar Banyak
Indonesia
Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah
Terdapat bahan pangan yang memberikan andil inflasi pada Agustus 2025, yaitu bawang merah dan beras dengan kontribusi masing-masing 0,05 persen dan o,03 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 01 September 2025
Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah
Indonesia
Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
Ekonomi Indonesia triwulan II-2025 terhadap triwulan II-2024 mengalami pertumbuhan sebesar 5,12 persen (y-on-y).
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Agustus 2025
Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
Indonesia
Fenomena Rojali di Mall Nyata Adanya, BPS: Kelompok Kelas Menengah dan Atas Kini Lebih Irit
Fenomena ini diartikan sebagai masyarakat yang hanya datang ke pusat perbelanjaan, tetapi jarang melakukan pembelian.
Frengky Aruan - Sabtu, 26 Juli 2025
Fenomena Rojali di Mall Nyata Adanya, BPS: Kelompok Kelas Menengah dan Atas Kini Lebih Irit
Indonesia
Alasan BPS Belum Adopsi Penghitungan Jumlah Penduduk Miskin Ala Bank Dunia
Pada Maret 2025, persentase penduduk miskin ekstrem yang mengacu pada garis kemiskinan ekstrem Bank Dunia 2,15 dolar AS (PPP 2017) per kapita per hari, tercatat sebesar 0,85 persen atau 2,38 juta orang.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 25 Juli 2025
Alasan BPS Belum Adopsi Penghitungan Jumlah Penduduk Miskin Ala Bank Dunia
Indonesia
Penduduk Miskin Ekstrem Sebanyak 2,38 Juta, Garis Kemiskinan Rp 609.160 Per Kapita Per Bulan
Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2025 tercatat sebanyak 23,85 juta orang atau turun 0,2 juta orang dibandingkan dengan September 2024.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 25 Juli 2025
Penduduk Miskin Ekstrem Sebanyak 2,38 Juta, Garis Kemiskinan Rp 609.160 Per Kapita Per Bulan
Indonesia
Tingkat Konsumsi Antara Kaya dan Miskin di Indonesia Timpang, Kelas Menengah Ke Bawah di Perkotaan Makin ‘Ngirit’
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata pengeluaran penduduk miskin di perkotaan semakin kecil.
Frengky Aruan - Jumat, 25 Juli 2025
Tingkat Konsumsi Antara Kaya dan Miskin di Indonesia Timpang, Kelas Menengah Ke Bawah di Perkotaan Makin ‘Ngirit’
Indonesia
Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah Naik Drastis
Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,36 persen poin dibandingkan September 2024 dan Maret 2024 yang masing-masing sebesar 21,39 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 25 Juli 2025
Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah Naik Drastis
Bagikan