BPS Kucurkan Dana Rp 2,4 Triliun untuk Sensus Ekonomi

Selvi PurwantiSelvi Purwanti - Jumat, 18 Maret 2016
BPS Kucurkan Dana Rp 2,4 Triliun untuk Sensus Ekonomi

Kepala BPS Suryamin berbicara pengangkatan dirinya, Jakarta, 21 Februari 2012. (Foto: Antara/M Agung Rajasa)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Merahputih Keuangan - Badan Pusat Statistik (BPS) dalam waktu enam bulan ke depan akan menggelar sensus ekonomi 2016. Pada sensus kali akan melibatkan sekitar 16.000 petugas BPS dan 340.000 mitra sensus. Pelaksanaan pendataan ini dilakukan selama periode 1-31 Mei 2016.

Kepala BPS Suryamin mengatakan dalam melaksanakan kegiatan ini BPS menggelontorkan biaya sbesar Rp 2,4 triliun dan Sekitar 90 persen digunakan untuk upah para petugas.

"Dana tersebut digunakan untuk upah pendata, upah pengawas, pengelola, pengajar yang bener-bener untuk petugas. Serta perjalanan dinas sangat diefisienkan. Untuk infra BPS sudah ada ya, data center akan segera kita resmikan dalam waktu dekat," ujar Suryamin saat memberikan paparannya di Kantor BPS, Jakarta Pusat (18/3).

Suryamin menambahkan para petugas yang direkrutment sudah mengikuti proses seleksi terbuka. Mereka diberi Upah Minimum Regiuonal (UMR) sesuai dengan daerahnya.

"Rata para petugas kami beri kontrak selama 1 bulan dengan gaji berkisar Rp 2,4 juta sampai dengan Rp 3 juta dari setia daerah. 340.000 dengan gaji segitu lapangan kerja tercipta pada 1 bulan itu. Artinya yang nganggur bisa ditarik," terangnya.

Menurut Suryamin, mereka dilatih mengenai bagaimana mengisi kuesioner, bagaimana cara wawancara, bagaimana menjelaskan ke responden data yang dimaksud, mereka diberi juga cara role playing. Per jenjang ada instrukturnya.

"Semua dilatih agar bisa berkomunikasi dengan baik, melakukaan pendataan dengan baik agar data yang didapatkan baik.Khusus online, kejujuran responden sangat diperlukan agar mereka tidak khawatir untuk dipungut biaya. Kami juga bekerjasama dengan kemkominfo. Untuk mendata perusahaan menengah dan besar kita sudah menyusun direktorinya, kita bawa juga ke lapangan sebagai guide," tandasnya. (Abi)

BACA JUGA:

  1. BI Rate Turun 25 bps Menjadi 6,75 Persen 
  2. BI Beberkan Penyebab Penguatan Rupiah
  3. Dipicu Faktor Eksternal, Rupiah Kini Rp13.821 per Dolar AS
  4. Rupiah Menguat Paling Tajam di Asia
  5. BI Rate Turun Jadi 7,25 Persen
#Kepala BPS Suryamin #Badan Pusat Statistik (BPS)
Bagikan
Ditulis Oleh

Selvi Purwanti

Simple, funny and passionate. Almost unreal

Berita Terkait

Indonesia
Inflasi September Capai 0,21 Persen, Tertinggi di Deli Serdang Sebesar 6,81 persen
Sedangkan deflasi kabupaten/kota y-on-y terjadi di Kabupaten Halmahera Tengah sebesar 1,21 persen dengan IHK sebesar 107,51.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 01 Oktober 2025
Inflasi September Capai 0,21 Persen, Tertinggi di Deli Serdang Sebesar 6,81 persen
Indonesia
Harga Telur Melonjak 32 Persen, Alasanya Harga Jagung Naik dan Produksi Minus
Angka perkiraan produksi JPK pada Agustus sebesar minus 21,09 persen; September minus 24,73 persen; dan Oktober diperkirakan minus 15,67 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 23 September 2025
Harga Telur Melonjak 32 Persen, Alasanya Harga Jagung Naik dan Produksi Minus
Indonesia
Purbaya Bantah BPS Manipulasi Pertumbuhan Ekonomi, Alasanya Uang Beredar Banyak
Jumlah uang beredar kemudian mulai melandai sejak Mei, yang juga mempengaruhi perlambatan kinerja ekonomi setelah periode itu.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 22 September 2025
Purbaya Bantah BPS Manipulasi Pertumbuhan Ekonomi, Alasanya Uang Beredar Banyak
Indonesia
Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah
Terdapat bahan pangan yang memberikan andil inflasi pada Agustus 2025, yaitu bawang merah dan beras dengan kontribusi masing-masing 0,05 persen dan o,03 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 01 September 2025
Harga Beras Berikan Kontribusi Inflasi Terbesar Kelompok Pangan Setelah Bawang Merah
Indonesia
Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
Ekonomi Indonesia triwulan II-2025 terhadap triwulan II-2024 mengalami pertumbuhan sebesar 5,12 persen (y-on-y).
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 05 Agustus 2025
Lapangan Usaha Jasa Lainnya Alami Pertumbuhan Tertinggi, Pertumbuhan Ekonomi Kuartal 4,04 Persen
Indonesia
Fenomena Rojali di Mall Nyata Adanya, BPS: Kelompok Kelas Menengah dan Atas Kini Lebih Irit
Fenomena ini diartikan sebagai masyarakat yang hanya datang ke pusat perbelanjaan, tetapi jarang melakukan pembelian.
Frengky Aruan - Sabtu, 26 Juli 2025
Fenomena Rojali di Mall Nyata Adanya, BPS: Kelompok Kelas Menengah dan Atas Kini Lebih Irit
Indonesia
Alasan BPS Belum Adopsi Penghitungan Jumlah Penduduk Miskin Ala Bank Dunia
Pada Maret 2025, persentase penduduk miskin ekstrem yang mengacu pada garis kemiskinan ekstrem Bank Dunia 2,15 dolar AS (PPP 2017) per kapita per hari, tercatat sebesar 0,85 persen atau 2,38 juta orang.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 25 Juli 2025
Alasan BPS Belum Adopsi Penghitungan Jumlah Penduduk Miskin Ala Bank Dunia
Indonesia
Penduduk Miskin Ekstrem Sebanyak 2,38 Juta, Garis Kemiskinan Rp 609.160 Per Kapita Per Bulan
Jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2025 tercatat sebanyak 23,85 juta orang atau turun 0,2 juta orang dibandingkan dengan September 2024.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 25 Juli 2025
Penduduk Miskin Ekstrem Sebanyak 2,38 Juta, Garis Kemiskinan Rp 609.160 Per Kapita Per Bulan
Indonesia
Tingkat Konsumsi Antara Kaya dan Miskin di Indonesia Timpang, Kelas Menengah Ke Bawah di Perkotaan Makin ‘Ngirit’
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rata-rata pengeluaran penduduk miskin di perkotaan semakin kecil.
Frengky Aruan - Jumat, 25 Juli 2025
Tingkat Konsumsi Antara Kaya dan Miskin di Indonesia Timpang, Kelas Menengah Ke Bawah di Perkotaan Makin ‘Ngirit’
Indonesia
Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah Naik Drastis
Angka tersebut mengalami peningkatan sebesar 0,36 persen poin dibandingkan September 2024 dan Maret 2024 yang masing-masing sebesar 21,39 persen.
Alwan Ridha Ramdani - Jumat, 25 Juli 2025
Pengeluaran Kelompok Penduduk 40 Persen Terbawah Naik Drastis
Bagikan