Australia Masih Butuh Indonesia Dalam Hubungan Bilateralnya

Widi HatmokoWidi Hatmoko - Selasa, 24 Februari 2015
Australia Masih Butuh Indonesia Dalam Hubungan Bilateralnya

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih Nasional - Memanasnya hubungan dua negara antara Indonesia dan Australia dalam minggu-minggu terakhir ini, disebabkan oleh adanya rencana Indonesia yang akan mengeksikusi warga terpidana mati dua warga negara Austalia dalam kasus penyelundupan narkoba di Indonesia. Rencana pemerintah Indonesia mengeksekusi dua terpidana mati asal Australia Andrew Chan dan Myuran Sukumaran terkait kasus narkotika menuai berbagai opini, khususnya di dunia internasional.

Permasalahan semakin runyam ketika permohonan grasi terhadap dua terpidana mati warga Australia ditolak oleh presiden Joko Widodo. Hal ini sontak membuat pihak Australia murka sampai-sampai perdana menteri Australia, Tony Abbott megungungkit soal bantuan kepada musibah tsunami aceh 2004 yang lalu.

Nur Inna Alfiah mahasiswa pascasarjana Fakultas Hubungan Internasional semester akhir UI menilai Australia masih membutuhkan Indonesia. Dikarenakan Australia menjadikan Indonesia menjadi pasar untuk mengekspor daging sapi. (Baca: Aksi Kumpul Koin untuk Australia di 7 Kota)

"Eksekusi mati terpidana mati terhadap dua warga Australia tidak akan memutus hubungan kedua negara," katanya ketika dihubungi MerahPutih, Senin (23/2).

Menurut Fifi, Australia masih menjadi pemasok daging sapi terbesar untuk pemenuhan daging di Indonesia. Untuk itu kehawatiran Australia akan memutuskan hubungan bilateral pasca eksekusi mati dua rakyatnya sangat sulit dilakukan oleh kedua belah pihak.  (Baca: MUI: Australia hanya Mengancam, Indonesia Jangan Takut)

"Permasalahan ini dirasa tidak akan berlangsung lama menjadi masalah kedua belah pihak. Pasalnya, memanasnya hubungan kedua negara bukan hanya kali ini saja, akan tetapi akhir tahun kemarin terjadi ketegangan kedua negara karena Autralia menyadap percakapan mantan presiden Sosilo Bambang Yudoyona, akhirnya juga baikan kembali," Tambahnya (fik)

#Koin Untuk Australia #Bali Nine #Australia
Bagikan
Ditulis Oleh

Widi Hatmoko

Menjadi “sesuatu” itu tidak pernah ditentukan dari apa yang Kita sandang saat ini, tetapi diputuskan oleh seberapa banyak Kita berbuat untuk diri Kita dan orang-orang di sekitar Kita.

Berita Terkait

Dunia
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Meradang, Tuduh PM Australia Berkhianat
Benjamin Netanyahu mengatakan sejarah akan mengingat PM Australia Anthony Albanese sebagai seorang politisi lemah.
Dwi Astarini - Rabu, 20 Agustus 2025
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Meradang, Tuduh PM Australia Berkhianat
Indonesia
Australia dan Negara Eropa Bakal Akui Negara Palestina, Selandia Baru Menyusul
Langkah Selandia Baru tersebut bertepatan dengan pengumuman Australia yang akan mengakui negara Palestina pada Sidang Majelis Umum PBB di bulan September.
Alwan Ridha Ramdani - Selasa, 12 Agustus 2025
Australia dan Negara Eropa Bakal Akui Negara Palestina, Selandia Baru Menyusul
Dunia
Australia akan Umumkan Pengakuan terhadap Negara Palestina, Tinggalkan Amerika Serikat
Rencana ini diumumkan di tengah meningkatnya kecaman dan kemarahan internasional atas tindakan Israel di Gaza.
Dwi Astarini - Senin, 11 Agustus 2025
 Australia akan Umumkan Pengakuan terhadap Negara Palestina, Tinggalkan Amerika Serikat
Dunia
Bertambah Lagi! Australia Bakal Akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB September 2025
Sejauh ini sudah 147 negara di dunia mengakui Palestina sebagai negara berdaulat. Sejak awal 2024, sepuluh negara baru bergabung dalam daftar tersebut, termasuk Irlandia, Norwegia, Spanyol, dan Armenia.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 11 Agustus 2025
Bertambah Lagi! Australia Bakal Akui Negara Palestina di Sidang Umum PBB September 2025
Dunia
Australia Masukkan YouTube ke Larangan Media Sosial untuk Anak-Anak di Bawah 16 Tahun
Ini bukanlah satu-satunya solusi, tapi ini akan membuat perbedaan.
Dwi Astarini - Kamis, 31 Juli 2025
  Australia Masukkan YouTube ke Larangan Media Sosial untuk Anak-Anak di Bawah 16 Tahun
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Australia Berikan Dana Khusus untuk Umat Kristen dan Gereja di Indonesia
Beredar informasi soal Australia yang memberikan bantuan dana khusus untuk gereja dan umat Kristen di Indonesia.
Ananda Dimas Prasetya - Kamis, 24 Juli 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Australia Berikan Dana Khusus untuk Umat Kristen dan Gereja di Indonesia
ShowBiz
Kanye West Berulah lagi, Bikin Lagu Puja-Puja Hitler Sampai Dilarang Masuk Australia
West bahkan dikenal karena komentar-komentarnya yang anti-Semit.
Dwi Astarini - Rabu, 02 Juli 2025
Kanye West Berulah lagi, Bikin Lagu Puja-Puja Hitler Sampai Dilarang Masuk Australia
Dunia
YouTube dan Regulator Australia Berpolemik tentang Larangan Anak Di Bawah 16 Tahun Akses Media Sosial, Saling Adu Data
Regulator internet Australia dan YouTube berselisih soal rencana larangan anak di bawah 16 tahun mengakses media sosial. Siapa sebenarnya yang melindungi anak-anak?
Hendaru Tri Hanggoro - Selasa, 24 Juni 2025
YouTube dan Regulator Australia Berpolemik tentang Larangan Anak Di Bawah 16 Tahun Akses Media Sosial, Saling Adu Data
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Australia Ketar-ketir, Papua Nugini Ingin Gabung Indonesia karena Faktor Prabowo
“PRABOWO AKHIRNYA BICARA! Papua Nugini Ingin Gabung NKRI, Australia langsung Panas?!” demikian narasi video kanal YouTube “Studio Langit”
Frengky Aruan - Selasa, 24 Juni 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Australia Ketar-ketir, Papua Nugini Ingin Gabung Indonesia karena Faktor Prabowo
Indonesia
RI-Australia Gelar Lokakarya Perkuat Kolaborasi Keuangan Berkelanjutan,
Lokakarya ini merupakan tindak lanjut dari pernyataan bersama Presiden Republik Indonesia Prabowo dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese.
Dwi Astarini - Kamis, 22 Mei 2025
RI-Australia Gelar Lokakarya Perkuat Kolaborasi Keuangan Berkelanjutan,
Bagikan