Analis Pertahanan: ISIS Belum Jadi Ancaman Serius

Aang SunadjiAang Sunadji - Senin, 30 Maret 2015
Analis Pertahanan: ISIS Belum Jadi Ancaman Serius

Ribuan Personel PPRC akan dikirimkan ke Poso, Sulawesi Tengah untuk kembali merebut kedaulatan NKRI, Pasukan akan dikirim mulau tanggal 22 hingga 31 Maret 2015 (Foto : Puspen TNI)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih Nasional- Analis pertahanan Universitas Bung Karno (UBK), Jerry Indrawan Gihartono menilai sejauh ini gerakan islam radikal Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) belum menjadi ancaman potensial yang merongrong kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Belum, belum jadi ancaman serius itu ISIS," kata Jerry saat dihubungi merahputih.com, Senin (30/3).

Jerry yang juga dosen di Universitas Paramadina menambahkan, ISIS adalah persoalan yang bersumber dari keyakinan atas nama agama. Keyakinan tersebut hanya bisa ditangkal melalui counter ideologi, bukan dengan mengerahkan ribuan personel baik TNI dan Brimob ke lokasi yang diduga kuat sebagai tempat tumbuh kembangnya ideologi gerakan Islam radikal.

"ISIS hanya bisa ditangkal dengan gerakan deradikalisasi, bukan serbuan prajurit," sambung Jerry. (Baca: ISIS Tantang Moeldoko Berperang, Janji Bantai Pasukan Indonesia)

Masih kata Jerry ia juga mengkritisi keputusan Mabes TNI yang menerjunkan ribuan prajurit TNI yang tergabung dalam Pasukan Pemukul Rekasi Cepat (PPRC) untuk mengadakan latihan gabungan di Pegunungan Biru, Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah.

"Itulah sebabnya diperlukan pendekatan serius untuk meredam gerakan radikal atas nama agama. Disamping pemberdayaan ekonomi kepada simpatisan atau mereka yang diduga kuat terlibat dalam jaringan gerakan Islam radikal," tandas Dosen Universitas Paramadina.

Seperti diberitakan merahputih.com sebelumnya, Mabes Polri dan Polda Sulawesi Tengah mencanangkan operasi untuk menangkap kelompok Abu Santoso cs. Operasi itu diberi sandi Operasi Camar Maleo dan berakhir pada tanggal 26 Maret 2015. (Baca: Panglima TNI: Poso Tempat Nyaman Berkembangnya Gerakan Islam Radikal)

Sementara itu, TNI sendiri mengirimkan ribuan personel yang tergabung dalam Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) ke Poso, Sulawesi Tengah. Ribuan personel TNI itu akan menjalani latihan gabungan dengan simulasi kembali merebut Poso dari cengkeraman gerakan Islam radikal. Latihan gabungan akan mulai dilaksanakan pada 22 hingga 31 Maret 2015. (bhd)

 

 

#NKRI
Bagikan
Ditulis Oleh

Aang Sunadji

Coffee is a life

Berita Terkait

Indonesia
Ingatkan Pancasila Bukan Slogan, Prabowo Imbau Pejabat: Jangan Anggap NKRI Bisa Ditipu
Prabowo yakin Indonesia bisa tumbuh kuat jika bersih dari korupsi, manipulasi, dan penipuan
Wisnu Cipto - Senin, 02 Juni 2025
Ingatkan Pancasila Bukan Slogan, Prabowo Imbau Pejabat: Jangan Anggap NKRI Bisa Ditipu
Indonesia
Rindu Keluarga, Bos OPM Yeremias Foumair Pilih Kembali Setia ke NKRI
Yeremias selalu dihantui rasa takut, khawatir, dan penuh penderitaan saat hidup di tengah hutan sebagai OPM.
Wisnu Cipto - Kamis, 15 Mei 2025
Rindu Keluarga,  Bos OPM Yeremias Foumair Pilih Kembali Setia ke NKRI
Indonesia
Mosi Integral Natsir Jadi Pertimbangan Jadikan 3 April Hari Negara Kesatuan Republik Indonesia
Natsir mengajukan mosi yang bertujuan untuk mengusulkan agar negara-negara bagian dalam RIS kembali bersatu menjadi NKRI.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 20 April 2025
Mosi Integral Natsir Jadi Pertimbangan Jadikan 3 April Hari Negara Kesatuan Republik Indonesia
Indonesia
Kapolri Ajak Eks Jamaah Islamiyah Wujudkan Indonesia Emas 2045
Hampir 45 kali melaksanakan kegiatan pertemuan ini bersama eks JI
Angga Yudha Pratama - Minggu, 22 Desember 2024
Kapolri Ajak Eks Jamaah Islamiyah Wujudkan Indonesia Emas 2045
Indonesia
Kini Indonesia Total Punya 17.380 Pulau, Ini Tren Pertambahannya Sejak 2020
Republik Indonesia kini total tercatat memiliki 17.380 pulau berdasarkan data resmi terbaru Badan Informasi Geospasial (BIG) hingga Desember 2024.
Wisnu Cipto - Kamis, 12 Desember 2024
Kini Indonesia Total Punya 17.380 Pulau, Ini Tren Pertambahannya Sejak 2020
Indonesia
8 Pos Lintas Batas Negara Terpadu Maritim Dibangun Pada Tahun Ini
Dari hasil paparan dalam rapat, Kisdiyanto menyebut ada tiga dari 11 PLBN yang perlu dievaluasi lebih lanjut. Tiga PLBN itu, PLBN Long Midang, PLBN Sei Kelik, dan PLBN Oepoli.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 18 Januari 2024
8 Pos Lintas Batas Negara Terpadu Maritim Dibangun Pada Tahun Ini
Bagikan