Alasan Kemendag akan Impor Sapi Besar-besaran


Seorang pembeli memilih daging sapi yang dijual di Pasar Senen Jakarta, Senin (18/5). (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)
MerahPutih Binis - Dirjen Perdagangan Luar Negeri Partogi Pangaribuan mengatakan akan melakukan impor sapi secara besar-besaran. Hal tersebut dilakukan guna memenuhi kebutuhan selama bulan puasa dan lebaran.
"Dalam rangka mengantisipasi puasa dan lebaran, Bapak Menteri sudah mengeluarkan izin untuk impor sapi sekira 250.000 ekor. Untuk lebih mengantisipasi lagi agar harga daging sapi lebih stabil kita keluarkan 29.000 ekor sapi siap potong," tuturnya di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin, (18/5).
Lebih lanjut ia menuturkan, cara ini menurutnya selain untuk memenuhi kebutuhan puasa dan lebaran, juga demi mengantisipasi harga daging sapi di pasar tradisional yang diperkirakan akan melonjak tajam.
"Jadi nantinya konsumen bisa menikmati harga yang stabil," tuturnya.
Adapun cara lainnya yakni Kemendag berencana akan mengeluarkan izin impor daging jenis secondary meat kepada BUMN. Namun sayangnya, dalam hal ini Kemendag masih menghitung berapa kuota yang akan diberikan BUMN untuk mengimpor daging jenis secondary meat.
Untuk diketahui, berdasarkan data yang dihimpun dari Kementerian Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kemtan) mencatat tiga provinsi yakni: Banten, DKI Jakarta dan Jawa Barat menjadi provinsi konsumen yang membutuhkan stok daging sapi selama bulan Ramadan hingga lebaran mencapai 49.250 ton. Sebagai rincian, selama bulan Ramadan kebutuhan daging sapi sebesar 24.552 ton dan lebaran sebesar 24.698 ton.
Sementara itu, ketersediaan daging sapi akan diisi oleh delapan provinsi yakni: Lampung, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi Selatan. Total selama dua bulan ketersediaan daging sapi diperkirakan hanya sebesar 27.760 ton. Sebagai rincian pada selama bulan Ramadhan ketersedian sebesar 6.124 ton dan lebaran sebesar 20.636 ton. Artinya, ada defisit daging sapi sebesar 21.490 selama hari raya berlangsung. (rfd)
BACA JUGA:
Celana Impor tidak Menjamin Kualitas
Bagikan
Adinda Nurrizki
Berita Terkait
Rencana Pembebasan Tarif Bea Masuk Produk AS: Berpotensi Timbulkan Efek Mengerikan

Alasan Pemerintah Daya Saing Indonesia Bisa Anjlok ke Posisi 40 Dari 69 Negara Dunia

Kemendag Sita Produk Ilegal Senilai Rp 15 Miliar Sejak Januari 2025

Harga iPhone dan Samsung Bakal Lebih Mahal di AS, Imbas Tarif Impor Global

200 Ribu Ton Gula Impor Segera Masuk Indonesia Diklaim Buat Stabilisasi Harga

Atasi Ancaman PHK Massal di Sejumlah Industri, Pemerintah Diminta Perketat Produk Impor

Produk Ilegal Kuasi 35 Persen Pasar Dalam Negeri

AOC Luncurkan Produk 'Professional Displays' di Indonesia

Tupperware Bangkrut, Produknya Bakal Makin Susah Dicari di Pasaran
