Ahok Desak Wali Kota Jaksel Segera Buka Akses Jalan Menuju Masjid Al Futuwwah


Masjid Al Futuwwah di Cipete Utara, Jakarta Selatan disebut senator Jakarta Fahira Idris sebagai Gaza di Jakarta sebab jalan menuju masjid dikelilingi tembok berduri. (Foto/MerahPutih/Rizki Fitrianto)
MerahPutih Megapolitan - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang akrab disapa Ahok angkat bicara terkait fenomena Masjid Al-Futuwwah di kawasan Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan yang diisolir oleh pihak pengembang.
Menurut Ahok kejadian pengembang yang tidak memberikan akses untuk rumah ibadah bukan kali ini saja terjadi. Kasus sebelumnya juga pernah terjadi antara pihak gereja dengan Pasaraya. Berkaca dari kenyataan itulah Ahok mendesak Wali Kota Jakarta Selatan Syamsuddin Noor untuk membuka akses jalan menuju masjid.
"Kita minta Wali Kota Jaksel yang urus itu," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Kamis (18/6).
Bekas politikus Partai Golkar itu melanjutkan, sebelum mengerjakan proyek pihak pengembang terlebih dahulu mengisi surat pemberitahuan pajak terutang (SPPT). Selain mengisi SPPT pihak pengembang juga harus menjelaskan lebar jalan yang akan digunakan sebagai akses warga. Lebar jalan yang ideal adalah 4 meter, namun pihak pengembang hanya menuliskan lebar jalan hanya 1,5 meter.
Ahok menilai hal yang dilakukan pihak pengembang tidak benar. Atas dasar itulah pihaknya akan meminta kepada pengembang untuk membuka akses jalan menuju lokasi masjid.
"Kami harus tekan dia untuk buka akses," tandas Ahok.
Seperti diberitakan Merahputih.com sebelumnya, kasus masjid yang terisolir di kawasan Cipete Utara ramai dibicarakan di jejaring sosial. Bahkan anggota DPD asal DKI Jakarta Jakarta mengatakan hal tersebut sebagai Gaza di Jakarta.
Masjid AL Futuwwah sendiri adalah yayasan yatim piatu dan pondok pesantren yang menampung ratusan anak yatim. Yayasan tersebut diketuai oleh Muhammad Sanwani Naim. Yayasan Al-Futuwwah terletak di jalan Haji Tholib, Cipete Utara, Jakarta Selatan. Pihak pengembang memasang pagar setinggi 3 meter. Pengembang juga melilitkan kawat berduri dan serpihan beling diatas pagar tersebut.
Sanwani menjelaskan pemagaran oleh pihak pengembang sudah dilakukan sejak tahun 2013. Sejumlah warga sekitar yang hendak pergi menyambangi Masjid Al-Futuwwah harus memanjat pagar, bahkan tidak jarang diantara mereka yang terjatuh atau terluka terkena kawat berduri.
Sanwani juga mengaku sudah beberapa kali pihak pengembang berniat membeli Pondok pesantren yang ia pimpin. Namun ia kukuh pada pendirian, tidak akan menjual Ponpes Masjid Al-Futuwwah.
"Kami tidak akan menjual masjid ini dengan harga berapapun," kata Sanwani kepada MerahPutih.com, Rabu siang (17/6).
Pria yang sehari-hari mengenak busana muslim lengkap dengan sarung dan kopiah putih menjelaskan bahwa pihaknya sudah berkali-kali mendapatkan intimidasi dari pihak pengembang. Salah satu bentuk intimidasi yang paling nampak adalah dibangunnya tembok-tembok besar di areal masjid dan asrama.
"Ya, tujuannya untuk mengisolasi jamaah," tanda Sanwani. (bhd/fyn)
BACA JUGA:
Dipagari Kawat Berduri, Masjid Al-Futuwwah Seperti Gaza di Jakarta
Kisah Masjid Al-Futuwwah, 'Gaza di Jakarta'
Masjid Cut Meutia Dapat Sumbangan 500 Kotak Nasi dari Mbak Tutut
Bagikan
Bahaudin Marcopolo
Berita Terkait
Pemerintah Tegaskan Belum Bicarakan Wacana Relokasi Warga Gaza ke Indonesia

Ketua DPD Golkar Sumut Ambil Formulir Cagub Dari PDIP

Lima Senator DKI Bersaing Ketat, Dailami Firdaus Raih Suara Terbanyak

Polisi Gelar Perkara Dugaan Tindak Pidana Pemilu Fahira Idris Senin, 19 Februari

Pelaku Penusukan Anak di Cimahi Layak Dihukum Mati

Pemerintah Diminta Tolak Usulan Penghapusan Daya Listrik 450 VA

Anies Resmikan Kampung Susun Kunir untuk Warga Bekas Gusuran Era Ahok
