Dipagari Kawat Berduri, Masjid Al-Futuwwah Seperti Gaza di Jakarta


Masjid Al Futuwwah di Cipete Utara, Jakarta Selatan disebut senator Jakarta Fahira Idris sebagai Gaza di Jakarta sebab jalan menuju masjid dikelilingi tembok berduri. (Foto/MerahPutih/Rizki Fitrianto)
MerahPutih Megapolitan - Baru-baru ini dunia maya (dumay) dihebohkan dengan kondisi masjid di kawasan Cipete Utara, Jakarta Selatan yang dikelilingi pagar tinggi dengan kawat berduri dan serpihan beling diatas pagarnya.
Seorang anggota DPD DKI Jakarta Fahira Idris bahkan menyebut kondisi masjid yang dikepung pagar dengan kawat berduri tidak ubahnya seperti kondisi Gaza. Ia menyebut hal tersebut sebagai Gaza di Jakarta.
Fahira yang juga senator mendapatkan laporan kondisi masjid yang memprihatinkan dari salah seorang konstituennya. Dalam akun twitternya @fahiraidris mengaku prihantin dengan ulah pihak-pihak yang melakukan aksi pemagaran.
Kegeraman itu disampaikan lantaran banyaknya jamaah masjid yang mengalami kesulitan untuk masuk masjid. Betapa tidak, untuk memasuki kawasan masjid, jamaah harus menaiki tembok tinggi berduri dan dilapisi serpihan beling.
"Lihat.. betapa kejam yg memasang kawat berduri & kaca beling hanya untuk menghalangi orang pergi ke masjid. Laknatullah#GazainJakarta," kicau Fahira dalam akun twitternya.
Kicauan yang disampaikan Fahira rupanya bukan bualan jempol semata. Rabu siang (17/6), MerahPutih.com menyambangi masjid yang dimaksud.
Masjid tersebut terletak di jalan Haji Tholib, Cipete Utara, Jakarta Selatan. Masjid itu dikenal dengan sebutan Masjid Al-Futuwwah yang terletak di kawasan pusat Jakarta.
Masjid itu adalah pondok pesantren yang juga istana anak yatim. Pemimpin Masjid Al-Futuwwah, Muhammad Sanwani Naim menjelaskan bahwa pihak pengembang sengaja memagari masjid dengan kawat berduri dan serpihan beling. Tujuannya adalah untuk menghambat para jamaah agar tidak pergi ke masjid.
Ia juga mengaku sejak tahun 2013, pihak pengembang sudah memagari masjid dengan pagar tinggi yang dilumuri kawat berduri dan serpihan beling. Sanwani juga mengaku sudah beberapa kali pihak pengembang berniat membeli Pondok pesantren yang ia pimpin. Namun ia kukuh pada pendirian, tidak akan menjual Ponpes Masjid Al-Futuwwah.
"Kami tidak akan menjual masjid ini dengan harga berapapun," kata Sanwani kepada MerahPutih.com, Rabu siang (17/6).
Pria yang sehari-hari mengenak busana muslim lengkap dengan sarung dan kopiah putih menjelaskan bahwa pihaknya sudah berkali-kali mendapatkan intimidasi dari pihak pengembang. Salah satu bentuk intimidasi yang paling nampak adalah dibangunnya tembok-tembok besar di areal masjid dan asrama.
"Ya, tujuannya untuk mengisolasi jamaah," tanda Sanwani.
Pantauan MerahPutih.com dilapangan Masjid Al-Futuwwah terletak di pemukiman padat di kawasan Cipete Utara. Di dalam masjid tersebut setidaknya ada 70 anak yatim dan para pengurus yayasan.
Meski dipagari dengan kawat berduri dan serpihan beling pada saat Azan tiba animo masyarakat di sekitar lokasi untuk menjalankan ibadah shalat tidak tergoyahkan. Meski harus mendaki pagar tinggi, sejumlah anak-anak, orang tua dan warga sekitar tetap melakoninya. Mereka berharap pihak pengembang memberikan akses jalan kepada jamaah masjid, agar akses menuju masjid mudah. (bhd/fyn)
BACA JUGA:
Kisah Masjid Al-Futuwwah, 'Gaza di Jakarta'
Bagikan
Bahaudin Marcopolo
Berita Terkait
Pemerintah Mau Evakuasi Warga Gaza, Legislator Malah Khawatir Indonesia Kena Getahnya

Pemerintah Tegaskan Belum Bicarakan Wacana Relokasi Warga Gaza ke Indonesia

Donald Trump Berencana Relokasi Warga Gaza ke Indonesia, Begini Respons Ketua DPR

Lima Senator DKI Bersaing Ketat, Dailami Firdaus Raih Suara Terbanyak

Polisi Gelar Perkara Dugaan Tindak Pidana Pemilu Fahira Idris Senin, 19 Februari

Pelaku Penusukan Anak di Cimahi Layak Dihukum Mati

Pemerintah Diminta Tolak Usulan Penghapusan Daya Listrik 450 VA
