Tujuh Perangkat Adat Cisungsang dalam Seren Taun


Canoli alias tukang nyiuk (pengambil beras) saat acara Seren Taun masyarakat adat Cisungsang. (Foto: MerahPutih/Ctr)
MerahPutih Budaya - Lembaga adat yang ada di Kasepuhan Cisungsang, terdiri dari tutunggul lembur (kasepuhan), baris kolot, dukun kolot, paraji, panghulu atau amil kampung, dan ulu-ulu. Selain struktur tersebut, terdapat posisi-posisi yang tak kalah penting dalam menjalankan roda kasepuhan yang berada di wilayah Banten selatan berbatasan langsung dengan Jawa Barat tersebut.
Perangkat adat yang dimaksud adalah parawari, canoli, tukang para, juru leuit, juru seni, juru pantun, dan tukang ngala lauk cai.
Parawari atau disebut juga kabayan bertugas untuk mengantar segala kebutuhan atau membantu pekerjaan apapun dalam rangkaian adat upacara Seren Taun. Jumlahnya sekitar seratus orang, terutama kaum hawa.
Canoli alias tukang nyiuk bertugas mengambil beras dan memasak nasi secara khusus selama kegiatan Seran Taun berlangsung. Uniknya, orang-orang dengan tugas ini tak beranjak dari tempatnya bertugas selama seminggu penuh selama Seren Taun.
Tukang para adalah mereka yang bertugas menjaga dan membereskan kue yang disimpan di atas para (langit-langit) dapur kasepuhan, segala kue-kue baik tradisional maupun yang lebih modern adalah tanggung jawab mereka.
Juru leuit. (Foto: MerahPutih/Ctr)
Juru leuit, leuit adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan padi, tugas juru leuit adalah mengumpulkan dan menyimpan hasil panen dari masyarakat adat untuk ketua adat Kasepuhan Adat Cisungsang.
Juru Seni adalah orang yang ditugaskan ketua adat sebagai pelaku seni, mengatur berlangsungnya aktifitas kesenian yang menghibur, baik yang bersifat tradisional maupun modern.
Juru pantun bertugas menyampaikan pantun kepada para karuhun (arwah leluhur) yang berisikan hikayat masa lalu Kasepuhan Cisungsang. Memerlukan keahlian bahasa buhun (Sunda kuno).
Tukang ngala lauk cai berarti tukang mengambil ikan air. Posisi ini paling penting karena ditugaskan untuk untuk menangkap kepiting air tawar berukuran kecil yang merupakan salah satu bahan perlengkapan prosesi adat.
Menurut salah satu putu incu (anak cucu) Kasepuhan Adat Cisungsang Kang Rohaendi, semuanya bekerja penuh keihklasan dan kepatuhan kepada ketua adat yang posisinya setara dengan raja bagi masyarakatnya.
"Bagi kami, mengabdi pada Abah (ketua adat) adalah berkah," ungkapnya. (Ctr)
BACA JUGA:
Bagikan
Berita Terkait
Film Pendek 'Kita Berkebaya' Segera Rilis 24 Juli 2025, Angkat Keresahan Tradisi Berkebaya Agar Tak Ditinggalkan

Wakil Ketua Baleg DPR Sebut RUU Masyarakat Hukum Adat Jadi Agenda Legislasi Prioritas PKB

Makna Filosofi Tarian Anak Coki, yang Viral Mendunia Lewat Video Aura Farming

Tradisi Ekstrem Potong Jari 'Iki Palek' Suku Dani Papua, Tebus Duka Kehilangan Mendalam

Memberikan Dukungan Emosional Melalui Upah-Upah Tondi, Tradisi Adat Sumatra Utara

Indonesia Emas 2045 Tak Akan Tercapai Tanpa Perubahan Budaya Ilmiah

AMAN Soroti Kegagalan Nawacita Jokowi Merdekakan Masyarakat Adat

Masyarakat Adat Penting dalam Menjaga Keanekaragaman Hayati

Rumah Atsiri Indonesia dan Kemenparekraf Luncurkan Koleksi Aromatik

Kampanye #IniIndonesiaku Ajak Rayakan Keindahan Budaya Indonesia
