3 Kutukan di Tubuh Golkar


Pengurus DPP Partai Golkar kubu Agung Laksono melakukan rapat sekaligus silaturahmi dengan anggota Fraksi PG DPR RI, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Selasa (24/3). (Foto: Antara/Andika Wahyu)
MerahPutih Politik - Perseteruan internal Partai Golkar belum juga reda meski Mahkamah Partai Golkar dan pemerintah melalui Kementerian Hukum dan HAM sudah mengeluarkan putusan.
Selain di kantor DPP, kedua kubu Agung Laksono dan Aburizal Bakrie juga memperebutkan Ruang Fraksi partai berlambang pohon beringin ini.
Dengan demikian, belum redanya konflik kedua kubu ini bukan tidak mungkin akan melahirkan partai baru jika mengacu pada konflik-konflik internal Golkar sebelumnya. Lihat saja misalnya lahirnya Partai Gerindra, Hanura, Nasdem dan partai sempalan Golkar lainnya. (Baca: Agung Laksono Ketum Golkar, AMPG: Upah Kami Naik!)
Hal tersebut diakui oleh Politisi Partai Golkar Andi Sinulingga saat menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk "Siapkah Pilkada Serentak" di Gado-Gado Boplo, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (28/3). Menurut dia, lahirnya sejumlah partai itu karena adanya konflik dan ketidakpercayaan terhadap pimpinan Partai Gokar.
"Kalau ditinggalkan partai lain tidak masalah, karena Golkar banyak melahirkan Parpol, yang jadi masalah ditinggalkan rakyat siapa yang mau milih jika ditinggalkan rakyat," katanya.
Dalam kesempatan itu, Andi juga menyebutkan ada tiga kutukan terhadap partainya sehingga tidak bisa menyelesaikan konflik. (Baca: Agus Gumiwang Klaim Kisruh Golkar Telah Usai)
"Satu, Golkar tidak pernah melahirkan pemimpin nasional bahkan sejak awal didirikan partai. Kedua, tidak pernah mantan pemimpinnya terhormat. Ketiga, selama ini Golkar hanya selalu menjadi alat kekuasaan," katanya.
Menurut dia, jika dulu Golkar dijadikan alat kekuasaan eksekutif maka pada konflik Agung dan Ical ini, Golkar dijadikan alat kekuasaan di legislatif. Karena itu, Andi berharap konflik antara kubu Agung Laksono dan Ical ini segera selesai agar bisa melahirkan pemimpin nasional. Apalagi, Golkar menjadi salah satu peserta Pilkada serentak.
"Golkar harus mandiri, jangan mau dijadikan alat kekuasaan para segelintir orang-orang yang berkepentingan," katanya. (hur)
Bagikan
Adinda Nurrizki
Berita Terkait
Golkar Bantah Adanya 'Barter' Posisi Menteri di Reshuffle Kabinet Hari Ini

Golkar Nilai Prabowo Berhasil Redam Eskalasi Demonstrasi dengan Pendekatan Tegas Sekaligus Adil

Jadi Perdebatan Publik, Golkar Tegaskan Anggota DPR Nonaktif tak Terima Gaji dan Tunjangan

Muhammad Sarmuji Minta Kader DPRD Golkar Utamakan Kebijakan Pro Rakyat

Golkar Ingatkan Kritik Terhadap DPR Wajar Tapi Jangan Sampai Berubah Menjadi Kebencian yang Bisa Perlebar Jurang Perpecahan Bangsa

Setya Novanto Bebas Lebih Cepat, Sebut Kader Setia yang Telah Selesai Jalani Hukuman

Profil Setya Novanto, Mantan Sales hingga Ketua DPR yang Baru Bebas dari Penjara Pasca Terlibat Korupsi e-KTP

Istana Ogah Dikaitkan Dengan Dinamika dan Isu Munaslub Partai Golkar

DPD Jakarta Sebut Ketua Umum Golkar Bahlil Lahadalia Sebagai Isu Liar

4 Tahun Sebelum Pemilu, Golkar Jateng Ingin Rampungkan Seluruh Kepengurusan
