21 Mei 1998 Pukul 9:00, Detik-detik Lengsernya Soeharto dari Kekuasaan

Luhung SaptoLuhung Sapto - Sabtu, 21 Mei 2016
21 Mei 1998 Pukul 9:00, Detik-detik Lengsernya Soeharto dari Kekuasaan

Presiden Soeharto (Foto/ @HMSoeharto)

Ukuran:
14
Audio:

MerahPutih Politik - Tanggal 21 Mei, 18 tahun yang lalu menjadi tonggak dimulainya Reformasi yang ditandai dengan lengsernya Soeharto dari kursi kepresidenan. Mundurnya Soeharto yang telah 32 tahun berkuasa menandai dimulainya sebuah era baru, dan berakhirnya Orde Baru.

Berawal dari krisis ekonomi berkepanjangan yang dimulai sejak pada Agustus 1997 lalu berubah menjadi krisis multidimensional hingga merambah ke politik. 

Gelombang gerakan mahasiswa yang menuntut Soeharto mundur semakin besar setelah empat mahasiswa Universitas Trisakti tewas diterjang peluru aparat pada 12 Mei 1998. Disusul kemudian dengan kerusuhan, disertai pembakaran dan penjarahan, di ibukota dan di sejumlah daerah pada 13-14 Mei 1998.

Pada 18 Mei 1998, mahasiswa tumpah ruah di Senayan. Mereka 'menduduki' Gedung DPR, simbol rumah rakyat sekaligus menuntut Soeharto mundur. 

 

Di dalam buku Detik-detik yang Menegangkan. Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi (2006) BJ Habibie mengisahkan situasi tegang pada 20 Mei 1998, yang disebut  krisis ekonomi sebagai pemicunya. Desakan agar Soeharto mundur belakangan juga muncul dari Ketua DPR/MPR Harmoko. Harmoko yang disertai pimpinan DPR/MPR meminta Presiden Soeharto untuk mundur pada 18 Mei 1998.

Mosi tidak percaya kepada Presiden semakin mengkristal. Abdul Latief, bos Latief Group dan pemilik Lativi, yang saat itu menjabat Menteri Pariwisata, Seni, dan Budaya menjadi 'pembantu' pertama Presiden yang menyatakan diri mundur dari kabinet.

Namun, sakit hati Soeharto justru dipicu penolakan 14 menteri untuk duduk dalam Kabinet Reformasi, yang akan dibentuk Soeharto. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Ekonomi, Keuangan, dan Industri Ginandjar Kartasasmita yang menelpon Habibie pada 20 Mei 1998. Pernyataan Ginandjar itu tertuang dalam "Deklarasi Bappenas" yang ditandatangani 14 menteri, yaitu Akbar Tandjung, AM Hendropriyono, Ginandjar Kartasasmita, Giri Suseno Hadihardjono, Haryanto Dhanutirto, Justika S Baharsjah, Kuntoro Mangkusubroto, Rachmadi Bambang Sumadhijo, Rahardi Ramelan, Subiakto Tjakrawerdaya, Sanyoto Sastrowardoyo, Sumahadi, Theo L Sambuaga, dan Tanri Abeng.

Ketika Habibie menyampaikan hal ini kepada Soeharto, Bapak Pembangunan itu merasa terpukul. Ia merasa ditinggalkan. Soeharto sendiri menerima surat pernyataan itu pukul 20.00 WIB pada 20 Mei 1998. Soeharto benar-benar terpukul. Ia merasa ditinggalkan.

Padahal, menurut rencana Soeharto akan mengumumkan kabinet reformasi yang dibentuknya pada 21 Mei 1998. Kemudian melantiknya pada 22 Mei 1998. Selanjutnya, Soeharto akan melakukan pembicaraan dengan pimpinan DPR/MPR terkait permintaan dirinya mundur, yang sedianya akan dilakukan pada 23 Mei 1998. 

Tapi, angin reformasi sudah tak terbendung. Soeharto membuat keputusan penting, bahkan Habibie yang sudah jelas-jelas menyatakan akan setia sampai akhir dengan Soeharto pun tidak tahu tentang rencana pengunduran diri Soeharto pada 21 Mei 1998. Dalam benak Habibie, Soeharto akan lengser setelah kabinet itu terbentuk.

"Terserah nanti. Bisa hari Sabtu, hari Senin, atau sebulan kemudian, Habibie akan melanjutkan tugas sebagai presiden." Begitulah kata-kata Soeharto kepada Habibie.

Habibie mendengar dari Mensesneg Saadilah Mursyid bahwa Presiden akan mundur pada 21 Mei 1998 pukul 10:00 WIB. Soeharto mengumpulkan staf ahli Presiden Yusril Ihza Mahendra, Saadilah Mursyid, dan dan Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto. Kepastian mundurnya Soeharto disampaikan Yusril kepada Amien Rais bahwa Soeharto akan mundur meletakkan jabatannya yang akan disampaikan lewat sebuah pengumuman resmi di Istana Kepresidenan pada tanggal 21 Mei 1998 pukul 09.00 WIB. Amien, menyampaikan kata-kata yang disampaikan oleh Yusril itu, "The old man most probably has resigned".

BACA JUGA:

  1. Partai Golkar Keluar dari Koalisi Merah Putih, Fadli Zon: Pemilu 2019 Milik Gerindra
  2. Setya Novanto Ketua Umum Partai Golkar Terpilih
  3. Partai Golkar Resmi Keluar dari Koalisi Merah Putih
  4. Setnov: Idrus Marham Sekjen dan Nurdin Halid Ketua Harian DPP Partai Golkar
  5. Bangun Tidur, Setya Novanto Jadi Ketum Golkar

 

        

 

 

#Reformasi 1998 #Soeharto
Bagikan
Ditulis Oleh

Luhung Sapto

Penggemar Jones, Penjelajah, suka makan dan antimasak

Berita Terkait

Indonesia
Rapat Komisi X DPR Ricuh, Koalisi Sipil Tolak Pemutihan Sejarah dan Gelar Pahlawan untuk Soeharto
Koalisi Masyarakat Sipil menggeruduk rapat Komisi X DPR.
Ananda Dimas Prasetya - Rabu, 02 Juli 2025
Rapat Komisi X DPR Ricuh, Koalisi Sipil Tolak Pemutihan Sejarah dan Gelar Pahlawan untuk Soeharto
Berita Foto
Aksi Demo Koalisi Masyarakat Sipil Melawan Impunitas Geruduk Kementerian Kebudayaan
Aksi demonstrasi Koalisi Masyarakat Sipil Melawan Impunitas bertajuk “Aksi Geruduk Kementerian Kebudayaan” di depan Gedung Kementerian Kebudayaan RI, Kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (26/6/2025).
Didik Setiawan - Kamis, 26 Juni 2025
Aksi Demo Koalisi Masyarakat Sipil Melawan Impunitas Geruduk Kementerian Kebudayaan
Indonesia
Prabowo Didesak Pecat Menbud Fadli Zon, Aktivis 98 Beberkan 3 Bukti Perkosaan Massal Bukan Rumor
Para aktivis 98 yang terdiri dari Pena 98, Barikade 98, Gerak 98 dan KA KBUI 98 mendesak kepada Presiden Prabowo Subianto untuk memecat Fadli Zon dari jabatannya.
Wisnu Cipto - Kamis, 19 Juni 2025
Prabowo Didesak Pecat Menbud Fadli Zon, Aktivis 98 Beberkan 3 Bukti Perkosaan Massal Bukan Rumor
Indonesia
Sebut Fadli Zon Lukai Hati Korban, Pdt Lorens Minta Perkosaan 98 Meskipun Sejarah Pahit Harus Diakui
Pernyataan Menbud bukan hanya sekadar kekeliruan, tetapi mencederai nilai-nilai kemanusiaan serta mengabaikan fakta sejarah kelam bangsa
Wisnu Cipto - Selasa, 17 Juni 2025
Sebut Fadli Zon Lukai Hati Korban, Pdt Lorens Minta Perkosaan 98 Meskipun Sejarah Pahit Harus Diakui
Indonesia
Peringati 27 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pamerkan Tengkorak Korban Kekejaman Orba
Pemajangan tengkorak-tengkorak memiliki simbol nyata dari berbagai tragedi pelanggaran HAM di masa lalu
Wisnu Cipto - Sabtu, 24 Mei 2025
Peringati 27 Tahun Reformasi, Aktivis 98 Pamerkan Tengkorak Korban Kekejaman Orba
Berita Foto
Diskusi Publik dan Instalasi Seni Refleksi 27 Tahun Reformasi 1998
Aktivis 98 memegang instalasi seni pada diskusi publik refleksi reformasi 1998 di Jakarta, Sabtu (24/5/2025).
Didik Setiawan - Sabtu, 24 Mei 2025
Diskusi Publik dan Instalasi Seni Refleksi 27 Tahun Reformasi 1998
Indonesia
Tolak Usulan Gelar Pahlawan Soeharto, Aktivis 98 Tegaskan Demokrasi Tidak Lahir Gratis
Wacana pemberian gelar pahlwan nasional kepada Soeharto dianggap mencederai perjuangan reformasi 1998
Wisnu Cipto - Sabtu, 24 Mei 2025
Tolak Usulan Gelar Pahlawan Soeharto, Aktivis 98 Tegaskan Demokrasi Tidak Lahir Gratis
Indonesia
Pro-Kontra Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Wamensos: Masih Dikaji TP2GP
Usulan nama Soeharto menjadi calon Pahlawan Nasional tahun ini menimbulkan pro dan kontra
Angga Yudha Pratama - Sabtu, 24 Mei 2025
Pro-Kontra Usulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional, Wamensos: Masih Dikaji TP2GP
Berita Foto
Sarasehan Aktivis Lintas Generasi Memperingati 27 Tahun Reformasi 1998
Aktivis reformasi Indonesia Hariman Siregar menyampaikan pandangan dalam Sarasehan Aktivis Lintas Generasi Memperingati Reformasi 1998, di Jakarta, Rabu (21/5/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 21 Mei 2025
Sarasehan Aktivis Lintas Generasi Memperingati 27 Tahun Reformasi 1998
Indonesia
Pesan Usman Hamid di Perayaan 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika, Ingatkan Soal Soekarno dan Soeharto
Selain mengutip Soekarno, Usman juga menyuarakan pentingnya perlindungan hutan tersisa di dunia, yaitu hutan di Papua, Amazon, dan Kongo Afrika.
Alwan Ridha Ramdani - Minggu, 27 April 2025
Pesan Usman Hamid di Perayaan 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika, Ingatkan Soal Soekarno dan Soeharto
Bagikan