Yuk, Olahraga untuk Cegah Depresi


Olahraga merupakan pengobatan yang efektif untuk depresi. (Foto Unsplash Jonathan Borba)
MERAHPUTIH.COM - OLAHRAGA punya banyak manfaat baik untuk tubuh, fisik dan mental. Baru-baru ini, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan olahraga sama efektifnya dengan terapi dalam mengobati depresi.
Seperti dilaporkan laman Medical Daily, Jumat (16/2), depresi atau gangguan depresi mayor (MDD) adalah kondisi kesehatan mental yang menyebabkan perasaan sedih yang persisten. Hal itu bisa memengaruhi aktivitas harian seseorang, perilaku, dan cara mereka berpikir.
BACA JUGA:
Kombinasi obat-obatan dan psikoterapi merupakan pengobatan yang direkomendasikan untuk orang mengalami depresi. Dalam penelitian terbaru, para peneliti menemukan bahwa jalan kaki, jogging, yoga, tai chi, olahraga aerobik, dan latihan kekuatan merupakan bentuk olahraga yang dapat digunakan sebagai pengobatan potensial untuk depresi.
"Olahraga merupakan pengobatan yang efektif untuk depresi, dengan jalan kaki atau jogging, yoga, dan latihan kekuatan lebih efektif daripada olahraga lainnya, terutama ketika intensitasnya tinggi. Yoga dan latihan kekuatan ditoleransi dengan baik dibandingkan dengan perawatan lainnya," tulis para peneliti dalam studi yang diterbitkan di British Medical Journal.
Temuan tersebut didapat setelah mengevaluasi data dari lebih 14 ribu partisipan dari 218 studi tentang olahraga dan depresi. Para peneliti mencatat bahwa intensitas aktivitas tersebut langsung terkait dengan tingkat peningkatan gejala depresi. Bahkan, latihan intensitas rendah seperti jalan kaki atau yoga juga memberikan manfaat yang signifikan.
"Latihan kekuatan terbukti menjadi olahraga yang sangat efektif untuk perempuan muda, sedangkan pria tua mendapat manfaat terbesar dari yoga,” kata penulis utama studi Dr Michael Noetel.
Para peneliti memeringatkan bahwa, hasil dari studi ini mungkin dipengaruhi oleh berbagai bias eksperimental, karena pengaburan untuk intervensi olahraga lebih sulit daripada eksperimen yang melibatkan obat-obatan, sulit untuk menghindari efek ekspektasi. Namun, para peneliti tetap merekomendasikan.(and)
Baca juga:
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
