Parenting

Ciri Orangtua Pelaku 'Gaslighting'

Iftinavia PradinantiaIftinavia Pradinantia - Minggu, 16 Januari 2022
Ciri Orangtua Pelaku 'Gaslighting'
Waspada lakukan gaslighting pada anak (Foto: Pexels/Ketut Subiyanto)

GASLIGHTING menjadi satu isu penting yang biasa terjadi pada toxic relationship. Secara psikologis, gaslighting merupakan tindakan manipulasi oleh pasangan sehingga korban dan orang-orang di sekitar percaya bahwa korban tidak waras walaupun pada kenyataannya dia baik-baik saja.

Terlepas dari kenyataan bahwa kondisi mentalnya baik-baik saja, korban masih percaya bahwa dia akan menjadi gila. Kekhawatiran yang menimbulkan perasaan yang sangat tidak nyaman dan seolah melegitimasi perasaan gila yang sah. Perilaku gasligthing tak hanya terjadi pada pasangan, para orangtua juga bisa berpotensi melakukan hal itu.

BACA JUGA:

4 Cara Menghadapi Quarter Life Crisis, Mulai dari Self Talk

1. Tidak semua negatif

tidak buruk
Tidak semuanya negatif (Foto: Pexels/Keira Burton)

Pelaku sering mencampuradukkan komentar positif dengan penghinaan untuk membuat korban percaya bahwa mereka benar-benar peduli kepadanya. Sisi manipulasi itu akan semakin kabur jika yang melakukan ialah orangtua sendiri.

Mereka bisa meyakinkan anak mereka bahwa yang dilakukan demi kebaikan anaknya meskipun itu beracun. Jenis perlakuan panas dan dingin ini merupakan gejala utama dari gaslighting.

Terlepas dari bagaimana hal itu terjadi, perlu dicatat bahwa kepositifan tidak menghilangkan perilaku manipulatif secara emosional. Itu tidak dapat dibenarkan sebagai cinta tidak peduli seberapa singkat perilaku negatif itu.

2. Emosi

negatif
Mereka memproyeksikan emosi ke anak.(Foto: Pexels/Kat Smith)

Orangtua yang menjadi pelaku gaslighting sering memproyeksikan masalah mereka sendiri kepada anak. Misalnya, jika pelaku mengalami kesulitan mengelola uang, mereka mungkin mengkritik pengeluaran anaknya lebih keras daripada situasi mereka sendiri. Itu menjadi cara untuk membuat anak mereka meragukan rasa realitas mereka.

3. Keraguan

gaslight
Menggiring opini. (Foto: Pexels/Khoa Vu)

Terkadang pelaku dapat memanipulasi hubungan yang dimiliki korban dengan orang lain dengan membuat mereka juga terlibat memanipulasi korban. Ini sering kali dilakukan secara kasatmata.

Misalnya, jika ingin anaknya berpikir bahwa ia merupakan anak yang pemberontak, mereka mungkin 'menularkan' opini buruk pada teman dekatnya sehingga teman sang anak akan mengakui bahwa korban memang pemberontak yang menyebalkan.

Setelah itu, mereka akan menunjukkan opini-opini yang menggiring tentang sang anak. Dengan begitu, mereka membuat anak mereka berpikir bahwa mereka melakukan sesuatu yang buruk seperti pemberontak.

4. Keburukan

orang tua
Tidak mengakui ucapannya sendiri (Foto: Pexels/Ketut Subiyanto)

Salah satu gejala yang paling menyedihkan dari gaslighting ialah pelaku mungkin langsung menyangkal sesuatu yang mereka katakan sebelumnya. Ini sangat berbahaya karena mendorong korban untuk mulai mempertanyakan rasa realitas mereka.

Ketika seseorang mengatakan sesuatu tidak terjadi padahal terjadi, apa artinya itu untuk sisa kenyataan? Apakah mungkin untuk memiliki perasaan objektif tentang realitas ketika seseorang berbohong begitu terang-terangan?

Itulah mengapa manipulasi secara gaslighting merupakan bentuk manipulasi yang sangat berbahaya, karena dapat benar-benar masuk ke kepala seseorang dan membuat mereka mulai mempertanyakan seluruh hidupnya.

5. Mengejek

ortu
Orang tua mengolok-olok (Foto: Pexels/Kristina Paukshtite)

Satu prinsip dasar yang harus ditularkan kepada anak ialah tidak boleh mengejek atau mengolok-olok seseorang secara terang-terangan. Apa jadinya jika orangtua justru melakukan sebaliknya? Misalnya, ketika anak kecil menangis saat jatuh para orangtua pelaku gaslighting justru meniru cara menangis anaknya atau mengatakan dia seperti bayi alih-alih menolongnya.

Perilaku semacam ini bukan hanya dapat mempermalukan anak tetapi juga menimbulkan masalah di kehidupan si anak. Di masa depan, anak mungkin menekan emosi karena takut diejek psangan. Selain itu, anak mungkin akan belajar bahwa ini adalah tindakan yang dapat diterima untuk kemudian diterapkan pada anaknya kelak agar anaknya berhenti menangis. (avia)

#Parenting #Ilmu Parenting #Kelalaian Orang Tua
Bagikan
Ditulis Oleh

Iftinavia Pradinantia

I am the master of my fate and the captain of my soul
Bagikan