Unik, Petani Jepang Gunakan Burung Hantu Untuk Pengendali Hama

Raden Yusuf NayamenggalaRaden Yusuf Nayamenggala - Selasa, 01 Desember 2020
 Unik, Petani Jepang Gunakan Burung Hantu Untuk Pengendali Hama

Petani di Jepang sudah sejak lama menggunakan burung hantu untuk membasmi hama tiksu di kebun (Foto: pixabay/kevinsphoto)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

HAMA merupakan musuh bagi para petani karena dapat membuat gagal panen. Seperti halnya yang banyak dirasakan oleh para petani di Jepang. Bila serangan tikus di sebuah ladang dibiarkan, bisa berdampak serius pada keuntungan pemilik kebun apel di Jepang.

Seperti yang dilansir dari laman odditycentral, selama berabad-abad banyak petani Jepang mengandalkan burung hantu untuk menekan jumlah tikus yang bisa merusak ladang. Bahkan, penelitian telah menunjukkan predator malam seperti burung hantu sangat efisien untuk membasmi hama.

Baca juga:

Cara Sederhana Menyingkirkan 5 Jenis Hama Menyerbu Rumah

Burung hantu Ural telah membuat sarang mereka di kebun dengan populasi tikus yang tinggi untuk waktu sangat lama. Namun, petani apel Jepang merupakan orang pertama yang menyadari efek menguntungkan dari burung hantu pada kebun mereka.

Selama berabad-abad , petani Jepang yang mengandalkan burung hantu untuk menekan jumlah tikus yang bisa merusak ladang (Foto: pixabay/alexas_fotos)

Selain membiarkan untuk membuat sarang di cekungan pohon, mereka juga mulai memasang rumah pohon buatan untuk mendorong burung hantu agar tidak menetap di properti mereka. Mereka menyadari burung hantu menurunkan populasi tikus secara signifikan.

Menggunakan pestisida atau bahan kimia lainnya tidak selalu menjadi pilihan, terutama di pertanian organik. Sehingga banyak pemilik kebun bergantung pada burung hantu Ural untuk mengendalikan populasi tikus.

Baca juga:

Viral, Thailand Gunakan 'Pestisida Bebek' untuk Bersihkan Sawah dari Hama

Kendati penggunaan burung hantu telah menjadi tradisi di Jepang selama bertahun-tahun, efisiensi burung sebagai alat pengendalian hama juga telah dikonfirmasi oleh penelitian modern.

Dalam sebuah studi pada 2018, tim ilmuwan Jepang menghitung efek pengendalian hama dengan burung hantu ural yang berkembang biak di kebun apel. Studi ini menemukan predator malam hari itu bisa mengurangi populasi tikus di wilayah perkembangbiakan mereka yang diperkirakan sebesar 63 persen, dibandingkan kebun yang tidak menggunakan burung hantu.

"Karena burung hantu ural yang berkembang biak memberikan efek pengendalian hama yang signifikan di dalam wilayah perkembangbiakan mereka, pengenalan kembali pasangan burung hantu ural yang berkembang biak di dalam kebun akan berkontribusi pada pengendalian hama tikus," demikian kesimpulan studi tersebut.


"Mempromosikan reproduksi 'raptor' di area pertanian dapat menjadi pilihan untuk mengembangkan pengelolaan hama terpadu sekaligus menjaga keanekaragaman hayati regional," tambah keterangan studi tersebut.

Seekor burung hantu bisa berburu hingga 10 tikus per malam. Dan, seiring berkembangnya populasi burung hantu, efektivitasnya juga meningkat.

Penggunaan burung hantu rupanya tak hanya terjadi di Jepang. Faktanya, hama kebun anggur dan kebun buah-buahan lainnya di Amerika Serikat juga terkendali berkat keberadaan burung hantu.

Namun, burung hantu bukanlah satu-satunya hewan yang dapat menggantikan pestisida. Di Thailand, para petani menggunakan kawanan bebek untuk membersihkan sawah dari hama. (ryn)

Baca juga:

Waspada Serangan Tikus Pada Mobil yang Terparkir Lama

#Sawah #Jepang #Tikus #Petani
Bagikan
Ditulis Oleh

Raden Yusuf Nayamenggala

I'm not perfect but special

Berita Terkait

Dunia
Sidang Pembunuh Mantan PM Jepang Shinzo Abe Dimulai, Motifnya Dendam kepada Gereja Unifikasi
Yamagami mengaku bersalah atas dakwaan yang dibacakan jaksa.
Dwi Astarini - Rabu, 29 Oktober 2025
 Sidang Pembunuh Mantan PM Jepang Shinzo Abe Dimulai, Motifnya Dendam kepada Gereja Unifikasi
Dunia
Gedung Putih Klaim PM Jepang Sanae Takaichi Janji Menominasikan Presiden AS Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian
Setidaknya ada tiga hal penting yang didapat Trump sebagai oleh-oleh: pujian, kesepakatan investasi, dan janji dukungan untuk nominasi Hadiah Nobel Perdamaian.
Dwi Astarini - Rabu, 29 Oktober 2025
Gedung Putih Klaim PM Jepang Sanae Takaichi Janji Menominasikan Presiden AS Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian
ShowBiz
JO1 Rilis EP 'Handz In My Pocket', Jadi Simbol Kepercayaan dan Potensi Diri
JO1 menegaskan ciri khas musikal mereka lewat EP Handz In My Pocket.
Ananda Dimas Prasetya - Jumat, 24 Oktober 2025
JO1 Rilis EP 'Handz In My Pocket', Jadi Simbol Kepercayaan dan Potensi Diri
Indonesia
Menteri Amran Klaim Petani Muda Hasilkan Pendapatan Rp 20 Juta Per Bulan
Amran mengaku optimistis tren itu akan terus tumbuh, terutama karena pemerintah tengah menggencarkan program cetak sawah baru seluas tiga juta hektare.
Alwan Ridha Ramdani - Rabu, 22 Oktober 2025
Menteri Amran Klaim Petani Muda Hasilkan Pendapatan Rp 20 Juta Per Bulan
Indonesia
Profil Sanae Takaichi, dari Drummer Band Metal hingga Jadi Perempuan Pertama Jabat Perdana Menteri Jepang
Sanae Takaichi mencatatkan sejarah sebagai Perdana Menteri perempuan pertama Jepang.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 21 Oktober 2025
Profil Sanae Takaichi, dari Drummer Band Metal hingga Jadi Perempuan Pertama Jabat Perdana Menteri Jepang
Indonesia
Tekan Harga Beras, Pemerintah Tambah Cetak Sawah Baru di Papua, Maluku dan NTT
Kementeriannya akan mengejar cetak sawah di Kalimantan Utara dan Kalimantan Timur untuk melengkapi kemandirian pangan di wilayah tersebut.
Alwan Ridha Ramdani - Senin, 20 Oktober 2025
Tekan Harga Beras, Pemerintah Tambah Cetak Sawah Baru di Papua, Maluku dan NTT
Berita Foto
Anak Petani Raih Gelar Doktor Disertasi Kupas Sistem Aplikasi SRIKANDI DPR
Anggota Dewan Pengawas LKBN Antara, Ariawan menjalani Sidang Promosi Doktor, dengan judul disertasi "Implementasi Kebijakan Digitalisasi Informasi: Studi Efektivitas Sistem Aplikasi SRIKANDI Di Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia", yang digelar terbuka di Kampus Universitas Prof Dr Moestopo Beragama, Jakarta, Sabtu (18/10/2025).
Didik Setiawan - Sabtu, 18 Oktober 2025
Anak Petani Raih Gelar Doktor Disertasi Kupas Sistem Aplikasi SRIKANDI DPR
Dunia
Jepang Selamat dari Ancaman Kekurangan Bir, Perusahaan Asahi kembali Berproduksi setelah Serangan Siber
Sebelumnya, produsen bir ternama ini terpaksa menghentikan seluruh operasi akibat serangan siber.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Jepang Selamat dari Ancaman Kekurangan Bir, Perusahaan Asahi kembali Berproduksi setelah Serangan Siber
Berita Foto
Audiensi Petani dengan DPR dan Pemerintah Bahas Reforma Agraria
Sejumlah aktivis dan petani menyampaikan paparan pada audiensi bersama Pimpinan DPR di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/9/2025).
Didik Setiawan - Rabu, 24 September 2025
Audiensi Petani dengan DPR dan Pemerintah Bahas Reforma Agraria
Berita Foto
Aksi Hari Tani Nasional, Petani Indramayu Tuntut Perbaikan Irigasi dan Modernisasi Pertanian
Ratusan petani Indramayu yang tergabung dalam Serikat Tani Indramayu menggelar aksi di depan Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Rabu (24/9/2025). Memperingati Hari Tani Nasional, para petani Indramayu menggelar aksi di depan gedung Kementerian Pertanian untuk menuntut perbaikan irigasi serta modernisasi pertanian di Indramayu Barat. Hari Tani Nasional diperingati setiap 24 September untuk mengenang lahirnya Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) 1960, tonggak penting reformasi agraria yang menegaskan prinsip “tanah untuk rakyat.” Meski petani disebut tulang punggung bangsa, kenyataannya hingga kini banyak yang hidup dalam kemiskinan struktural dan minim akses terhadap lahan, pupuk, teknologi, maupun pasar. Karena itu, Hari Tani terus menjadi momentum perjuangan menuntut keadilan agraria dan kedaulatan pangan.
Didik Setiawan - Rabu, 24 September 2025
Aksi Hari Tani Nasional, Petani Indramayu Tuntut Perbaikan Irigasi dan Modernisasi Pertanian
Bagikan