TANGGAL 13 Juni, tepat 26 tahun yang lalu terjadi kecelakaan pesawat Garuda Indonesia Penerbangan 865 di Bandara Fukuoka, Jepang. Pesawat DC-10 Garuda terbakar dan terbelah menjadi tiga bagian.
Dari berbagai data yang dihimpun, Pesawat DC-10 dengan rute penerbangan Fukuoka-Denpasar-Jakarta itu gagal lepas landas di landas pacu 16 Bandara Fukuoka Jepang, 13 Juni 1996 pukul 11.58 waktu setempat. Mesin sebelah kanan pesawat PK-GIE yang diawaki kapten pilot Ronald R. Longdong, kopilot Yudha Putra, dan teknisi Dwi Prayitno akhirnya terbakar dan terbagi tiga bagian.
Pesawat beregistrasi PK-GIE itu gagal mengudara akibat mesin CF6-50C General Electric di sayap kanannya terbakar. Dari 261 penumpang yang sebagian besar warga negara Jepang, tiga orang dilaporkan tewas. Evakuasi terhadap penumpang dapat dilakukan cepat karena delapan escape chute berfungsi baik. Para penumpang bisa dengan cepat meninggalkan pesawat yang tengah terbakar melalui pintu darurat itu.
Baca Juga:

Walaupun pintu darurat berfungsi baik, tak urung sejumlah penumpang meninggal dan luka-luka. Kapten pilot Ronald R. Longdong termasuk yang luka, dan dilarikan ke RS Kyushu, Fukuoka. Kopilot Yudha Putra mengalami cedera punggung. Penumpang lainnya termasuk 11 awak kabin dan dua awak pilot selamat. Pesawat ini total mengangkut 261 penumpang terdiri 23 kelas bisnis dan 228 kelas ekonomi, sebagian besar dewasa.
Pada 17 Juni 1996 Aircraft Accident Investigation Committee Kementerian Transportasi Jepang menyimpulkan dari hasil penyidikan terhadap kecelakaan DC-10-30 Garuda Indonesia di Bandara Fukuoka bahwa penyebab dari kecelakaan tersebut adalah akibat kerusakan mesin kanan General Electric CF6-50C yang memaksa Kapten Ronald R Longdong mengambil keputusan abortive take-off, tidak mengudara. Hasil akhir penelitian itu yang dikutip surat kabar Yomiuri Shimbun dan Asahi Shimbun, 15 Juni 1996. Kesimpulan itu serupa dengan yang disampaikan Dirjen Perhubungan Udara Zainuddin Sikado.
Investigation Comittee itu juga menyimpulkan mesin nomor dua (di ekor pesawat) berfungsi baik sewaktu akan lepas landas. Lubang yang terdapat setelah pesawat gagal lepas landas, disebabkan oleh benturan pylon roda yang lepas dari kedudukannya dan membuat lubang tersebut.(DGS)
Baca Juga: