SEBAGAI negara maritim yang diapit dua samudera, Samudera Hindia dan Samudera Pasifik, nelayan memainkan peranan penting. Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan jumlah nelayan di Indonesia mencapai 1.685.018 jiwa. Guna mengapresiasi eksistensi nelayan Indonesia, tanggal 6 April diperingati sebagai Hari Nelayan Nasional.
Baca Juga:

Pusat Informasi Lingkungan Indonesia menyebut berawal dari perayaan tradisional Labuh Saji yang dilakukan oleh masyarakat Teluk Pelabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat. Ritual Labuh Saji ini telah dilakukan sejak abad ke-15 oleh Nyi Putri Mayangsagara dari Kerajaan Dadap Malang.
Pada ritual tersebut, Mayangsagara memberi persembahan kepada Penguasa Laut Selatan, Nyi Roro Kidul. Hal tersebut dilakukan dengan harapan rakyatnya yang bekerja sebagai nelayan mendapat hasil laut yang melimpah dan sejahtera. Tradisi tersebut kemudian dilanjutkan oleh masyarakat setempat setiap tahunnya sebagai bentuk penghormatan terhadap Mayangsagara.
Upacara Labuh Saji terdiri dari tari-tarian dan melarung kepala kerbau atau kambing ke laut. Tradisi serupa ternyata juga dilakukan di beberapa daerah di Indonesia.
Antusiasme besar masyarakat nelayan di daerah pesisir terhadap upacara tersebut mendapat perhatian dari pemerintah Orde Baru sektor Kelautan. Sebagai bentuk apresiasi pada nelayan ditetapkanlah Hari Nelayan Nasional pada 6 April 1960. (avia)
Baca Juga: