PERKEMBANGAN teknologi komunikasi video mengubah banyak hal dalam kehidupan manusia. Meski sudah diperkenalkan sejak lama, pemakaian teknologi ini kian intens pada masa pandemi COVID-19. Layanan kesehatan menjadi sektor yang paling terpengaruh perkembangan teknologi ini. Orang menjadi lebih mudah mengakses layanan kesehatan.
Demikian paparan Ron Emerson, Global Healthcare Lead Zoom, dalam keterangannya, Kamis (3/11) seperti diungkap Antara. Dia menjelaskan bagaimana institusi layanan kesehatan dapat memanfaatkan teknologi komunikasi video untuk memperluas akses layanan kesehatan digital secara hybrid.
“Tujuan kami adalah untuk menggunakan telemedicine saat dibutuhkan. Model yang ideal bukanlah model yang serba digital - di mana semua layanan dilakukan melalui video atau virtual –, tetapi yang didasarkan pada penerapan klinis yang nyata, yang mampu mempermudah akses bagi orang-orang yang membutuhkan perawatan kesehatan," ujar Emerson.
Penyedia layanan kesehatan dapat membuat keputusan yang lebih baik saat menentukan tindakan lanjutan terhadap pasien. Demikian kata Emerson dalam kesempatan lain, di Konferensi Healthcare Information and Management Systems Society (HIMSS) 2022 di Nusa Dua, Bali beberapa waktu lalu.
Baca juga:
Google Ajak Masyarakat Mengenal Fitur untuk "Kesehatan Digital"

Zoom membantu para dokter dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan layanan berkualitas tinggi dan hemat biaya untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan yang dinamis. (Foto: Unsplash/Chris Montgomery)
Zoom membantu para dokter dan tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan layanan berkualitas tinggi dan hemat biaya untuk memenuhi kebutuhan layanan kesehatan yang dinamis.
Platform Zoom yang aman dan dapat diukur bisa memenuhi kebutuhan penyedia layanan kesehatan, farmasi, dan bioteknologi, serta perangkat medis yang dinamis saat ini.
Emerson melanjutkan, Zoom dapat digunakan secara efektif dalam telehealth, layanan kesehatan kolaboratif, pendidikan kedokteran, dan population-based care di seluruh rangkaian layanan kesehatan untuk pasien di seluruh dunia.
“Selain kunjungan dokter virtual, langkah selanjutnya bagi penyedia layanan kesehatan adalah mengintegrasikan video di seluruh spektrum layanan kesehatan dan administrasi," jelas Emerson.
Dengan demikian, penyedia layanan kesehatan dapat membantu meningkatkan dan merampingkan alur kerja mereka, meningkatkan efisiensi, dan mendorong untuk saling berbagi pengetahuan.
"Apabila penyediaan layanan kesehatan diiringi dengan penerapan komunikasi video dalam proses penagihan dan penggantian biaya (reimbursement), pertemuan dengan vendor, hubungan antar karyawan, dan fungsi administrasi.
Baca juga:

Menurut Zoom Video Communications inc., ada beberapa tren layanan kesehatan yang berkembang pada era pascapandemi. (Foto: Unsplash/Iyus Sugiharto)
Menurut Zoom Video Communications inc., ada beberapa tren layanan kesehatan yang berkembang pada era pascapandemi. Yang pertama layanan kesehatan yang mengedepankan digital. Ini bukan berarti layanan kesehatan hanya berbentuk digital, melainkan juga bagaimana memadukan kunjungan tatap muka dan perawatan secara virtual.
Yang kedua adalah adopsi telemedicine. Emerson menjelaskan bahwa kunjungan virtual dengan bantuan video meningkat selama pandemi dan telemedicine telah menjadi solusi layanan kesehatan virtual yang hemat biaya.
Tren terakhir adalah layanan kesehatan terdesentralisasi. Penyedia layanan kesehatan menjangkau pasien di seluruh rangkaian perawatan, memberikan kualitas perawatan yang sama sebagaimana yang mereka terima di rumah sakit, serta menunjukkan pergeseran fokus dari penanganan penyakit ke menjaga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Zoom bermitra dengan HIMSS APAC meluncurkan Digital Innovation Showcase. Melalui kemitraan ini, Zoom mengundang startup teknologi kesehatan untuk memberikan solusi inovatif, dengan kemampuan digital yang memanfaatkan komunikasi video untuk memberikan layanan kesehatan yang mengedepankan digital.
Perusahaan teknologi kesehatan yang berbasis di Singapura, SmartFuture, muncul sebagai pemenang pada sesi final di Bali.
Kemajuan dalam komunikasi video, bersama dengan pergeseran perilaku konsumen, mendorong industri kesehatan untuk lebih berorientasi pada pasien.
Menurut studi Bain & Company, pemanfaatan telehealth di Indonesia telah tumbuh dari 25 persen pada 2019 menjadi 51 persen pada 2021 dan persentasenya diperkirakan akan meningkat menjadi 72 persen pada 2024.
Ketersediaan solusi telehealth dan layanan kesehatan virtual menjadi semakin penting, sebab konsumen semakin memegang kendali terhadap bagaimana dan di mana mereka dapat mengakses layanan kesehatan.
Saat ini, masyarakat lebih aktif merawat kesehatan dan kesejahteraan mereka dengan menumbuhkan minat untuk menjaga kesehatan dan merubah gaya hidup, mencari tahu tentang gejala dan pilihan pengobatan yang tersedia bagi mereka, serta metode pencegahan lainnya. (dru)
Baca juga: