TERDAPAT istilah 'ada banyak ikan di laut' dalam mencari pasangan hidup. Tapi, terkadang sulit untuk menemukan pasangan yang tepat, karena kita memiliki beberapa kriteria tertentu, atau bahkan tidak punya waktu untuk mencari pasangan.
Seiring berkembangnya teknologi, cara kita terhubung satu sama lain pun mengalami perubahan, sehingga sekarang kita bisa lebih mudah bertemu orang baru lewat internet.
Baca Juga:
10 Aplikasi Kencan Diinstal, Bukti 'Menggila' Cari Jodoh di Tengah Pandemi
Platform pencarian jodoh, menyediakan cara untuk memperbarui status bagi orang-orang ynag ingin berkomitmen lebih serius dalam berhubungan. Seperti halnya platform pencarian jodoh baru Hawaya.
Hawaya didirikan pada tahun 2017 oleh Sameh Saleh di Mesir. Dia menciptakan aplikasi itu untuk membantu saudara perempuannya memperoleh pengalaman yang menyenangkan, nyaman dan aman menuju pernikahan lewat platform tersebut.
Sebelum mencari jodoh melalui platform, Hawaya memberikan sejumlah tips untuk menciptakan pengalaman yang menyenangkan lewat platform pencarian jodoh seperti siaran pers yang diterima merahputih.com, Jumat (27/11).

Tips pertama yakni ketahui tujuanmu dan niat mereka. Kamu harus mengetahui tujuanmu sebelum terjun ke platform pencarian jodoh. Hal ini penting agar kamu bisa memilih aplikasi yang sesuai dengan tujuanmu.
Karena ada banyak alasan tiap orang dalam menggunakan aplikasi pencarian jodoh, baik untuk mencari teman, pacar atau pasangan hidup. Selain itu kamu juga harus lebih mengenal dirimu sendiri dan kriteria pasanganmu untuk menetapkan standar, karena terdapat banyak pilihan yang tersedia.
Tips kedua yakni buat profil yang menarik. Platform pencarian jdooh mengubah cara pandangmu tentang cinta dalam hal membangun hubungan yang serius. Seperti halnya, saat orang ingin menjalin hubungan jangka panjang, sebaiknya jujur dalam menuliskan deskripsi tentang dirinya.
Deskripsi ini menunjukan karakteristik dan profil ynag bisa mencerminkan seberapa serius mereka dalam hal menjalin hubungan. Selain itu, deskripsi tersebut pun menggambarkan hobi, passion dan karakteristik mereka yang bisa menjadi topik pembicaraan.
Kamu pun sebaiknya membangun citra yang jelas dan menarik tentang dirimu untuk membuat kesan pertama yang baik. Sangat dianjurkan bagi kamu untuk percaya diri dengan foto sendiri, untuk membangun kepercayaan satu sama lain.
Tips keempat pilih topik penbicaraanmu dengan bijak. Percakapan yang baik di awal bisa membawamu ke perjalanan yang lebih bermakna. Arahkan percakapan dengan cara ynag tulis dan jangan terburu-buru. Temukan beberapa topik yang menurutmu menarik.

Baca Juga:
Kisah Cinta Paling Romantis dan Bikin Iri di Tengah Pandemi COVID-19
Jadilah dirimu sendiri, karena kamu pasti menginginkan seseorang yang bisa kamu ajak berbagi banyak hal setiap malam sebelum tidur. Mulailah dengan pertanyaan yang tidak terlalu personal untuk memberimu gambaran tentang dia.
Kemudian, kamu bisa membicarakan hal-hal yang penting bagi hidupmu untuk mengetahui apakah dia tertarik. Menurut dr Ratna Mardiati seorang psikiater, pasangan kita mencerminkan siapa kita dan nasib kita berubah ketika kita ingin berubah.Karenanya, penting untuk berkomunikasi dengan sopan. Perhatikan dan lihat bagaimana tanggapan mereka sehingga kita akan tahu kemana arah angin bertiup. Lebih baik kita menjauh jika mereka memberikan tanggapan yang kurang baik.
Tips kelima yakni pastikan semuanya berjalan sesuai jalur. Hanya karena kamu match dengan seseorang, bukan berarti kamu harus memulai hubungan serius pada saat yang bersamaan. Penting untuk mengetahui kamu dan dia cocok atau tidak.
Sebelum menjalin hubungan, kamu perlu saling memberi waktu yang akan membuat kamu bisa saling memahami. Setelah kamu yakin bahwa orang tersebut baik dan bisa dipercaya, kamu bisa melanjutkan ke langkah berikutnya.
Menurut dr. Ratna, sangat disarankan untuk memiliki pendapat pihak ketiga dari orang-orang yang memahami kita, seperti teman atau keluarga. Cara ini akan memberikan kita perspektif dari orang lain. (Ryn)
Baca Juga:
Cari Jodoh di Tengah Pandemi Corona Lebih Aman dan Minim Risiko