PERUSAHAAN rintisan (startup) tetap perlu memahami teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), meski tidak memanfaatkannya atau menggunakan teknologi tersebut pada inti bisnis mereka, menurut pandangan CTO GDP Venture On Lee seperti dilaporkan ANTARA, Rabu (15/3).
On Lee menilai pengetahuan tentang AI dapat menunjukkan bahwa suatu perusahaan rintisan, termasuk para pendirinya, tidak boleh mengabaikan perkembangan teknologi yang terjadi di dunia.
"Kalau saya bilang, enggak semua (startup) itu harus pakai AI. Tapi yang saya minta dari founder-nya, kalau dia enggak pakai AI, saya mau tahu," terang On Lee.
Baca juga:
Robot Virtual Bertenaga AI Ditunjuk Jadi CEO

Lee mengatakan dirinya tak bermasalah bila seorang founder startup tidak berkenan memanfaatkan AI selama alasannya masuk akal. Namun, dirinya sangat menyayangkan bila seorang founder startup tidak melek terhadap perkembangan AI dan pemanfaatannya.
Dirinya bahkan tegas mengatakan GDP Venture tak akan mendanai perusahaan atau startup yang 'ignorant' terhadap perkembangan dan pemanfaatan AI. Investment Partner GDP Venture Antonny Liem juga senada dengan Lee yang mengatakan bahwa AI dan perkembangan teknologi lainnya punya peran penting dalam pengembangan bisnis.
Menurut Liem, AI, blockchain, dan lainnya dapat membawa perusahaan terutama startup lebih dekat pada perubahan kebiasaan manusia di masa depan. Dirinya juga berpendapat sama, bahwa sebuah perusahaan tak perlu lantas memanfaatkan AI untuk bisnis mereka, tapi tetap harus melek wawasan.
Baca juga:
Mengenal Software Manajemen Berbasis AI

"Artinya apa? Meskipun company-mu mungkin tidak akan dan tidak perlu pakai AI, tapi kamu harus mengerti dan tahu one is happening. Kalau nggak, kamu sulit," terang Liem.
"Contoh, Anda bikin bisnis tapi nggak tahu ternyata itu replaceable nantinya, bisnisnya bukan orangnya, oleh AI. Berarti kan dengan cepat sekali bisnis ini bisa gone, jadi enggak bisa di-ignore (tentang AI)," lanjutnya.
Antonny menambahkan, bahwa pengetahuan tentang perkembangan teknologi perlu dimiliki oleh perusahaan rintisan, tidak perlu detail namun harus diketahui secara fundamental dan prinsip. Dengan begitu, strategi bisnis yang dibuat nantinya tidak salah kaprah. (waf)
Baca juga:
Ramai di Medsos, Begini Cara Bikin Avatar AI Versimu