MerahPutih.com - Pemerintah Kota (Pemkot) Solo, Jawa Tengah, memastikan menutup sementara ratusan Shelter Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jalan KS Tubun kawasan Stadion Manahan selama Piala Dunia U-20.
Hal itu mengacu aturan FIFA yang melarang adanya aktivitas lain di lokasi venue Piala Dunia U-20 pada Mei-Juni 2023. Keputusan tersebut mendapatkan protes dari pedagang yang menuntut adanya kompensasi.
Baca Juga
Seorang pedagang, Sriyati menyatakan, pendapatan keluarganya tergantung pada jualan makanan di Shelter PKL Manahan setiap hari. Atas dasar itu, ia keberatan atas keputusan Pemkot Solo tersebut.
"Kalau ditutup sebulan keberatan. Pendapatan keluarga hanya dari jualan di Selter Manahan. Kami berharap dapat kompensasi," kata Sriyati, Rabu (15/3).
Ketua Paguyuban Shelter Manahan Gotong Royong, Koko Kuncoro membenarkan bahwa pedagang telah mendengar beberapa informasi terkait penutupan shelter untuk sementara waktu saat Piala Dunia U-20 digelar pada Mei-Juni mendatang.
Baca Juga
Gibran Ikhlas jika Stadion Manahan Solo Dicoret sebagai Venue Piala Dunia U-20
Meski demikian, hingga saat ini belum ada informasi resmi dari pemerintah yang disampaikan ke pedagang.
"Kami baru tahu dari pemberitaan media. Secara resminya langsung ke PKL belum ada," kata Koko
Sejauh ini puluhan pedagang Shelter Manahan, kata dia, berharap bisa berjualan saat Piala Dunia U-20 berlangsung mengingat kondisi shelter sudah semakin ramai sejak diresmikan awal Januari lalu.
Kendati demikian pihaknya akan tetap mengikuti ketentuan pemerintah, misalnya saat shelter diwajibkan tutup untuk sementara waktu selama Piala Dunia U-20 berlangsung harus ada solusi.
"Kita berharap masih bisa jualan. Kalau tidak harus ada solusi karena banyak pedagang pendapatan keluarganya hanya jualan di Shelter PKL Manahan," pungkasnya. (Ismail/Jawa Tengah).
Baca Juga
Final dan Upacara Penutupan Piala Dunia U-20 Digelar di Stadion Manahan Solo