Sejarah Batu Takhta yang Bakal Diduduki Raja Charles III saat Upacara Penobatan

Ananda Dimas PrasetyaAnanda Dimas Prasetya - Kamis, 04 Mei 2023
Sejarah Batu Takhta yang Bakal Diduduki Raja Charles III saat Upacara Penobatan
Batu Takhta memiliki sejarah panjang selama 1200 tahun. (Foto: Twitter/Coronation 2023)

SEBUAH blok batu kuno yang kontroversial telah dibawa dari Edinburgh Castle ke London untuk acara penobatan Raja Charles III. Batu itu tiba di London pada Sabtu 29 April 2023, setelah diangkut dari Skotlandia dengan menggunakan pembawa khusus yang terbuat dari kayu ek Skotlandia.

Dikutip dari ABC News, batu yang pernah disandera di Inggris selama hampir 700 tahun ini akan berperan dalam upacara penobatan seremonial Raja Charles III 6 Mei 2023. Charles segera menjadi Raja setelah kematian Ratu Elizabeth II pada September 2022 dan secara resmi diumumkan sebagai Raja oleh Dewan Penerus pada 10 September 2022.

Batu Takhta atau dalam bahasa inggris Stone of Destiny yang juga dikenal sebagai Stone of Scone, adalah blok batu pasir berbentuk oblong dengan tinggi hanya 66 sentimeter. Di satu permukaannya terdapat sebuah salib yang diukir, dan cincin besi di setiap ujungnya membantu dalam transportasinya.

Baca juga:

Singgasana Raja Charles III Direnovasi Setelah 700 Tahun

Stone of Destiny memiliki tinggi 66 sentimeter. (Foto: Twitter/Coronation 2023)

Asal-usulnya yang paling awal tidak diketahui, tetapi batu ini memiliki sejarah panjang setidaknya 1200 tahun. Pertama kali digunakan untuk memahkota raja Skotlandia pada 840 Masehi, ketika Kenneth McAlpin menggunakannya dalam penobatan di Desa Scone.

Namun, dikutip dari CBC News, sejak itu sekitar 60 raja dan ratu telah duduk di atasnya selama penobatan mereka. Ini adalah afterfak tertua di dunia yang masih digunakan untuk mengadakan penobatan para penguasa dan mewakili akar kuno kerjaan Skotlandia.

Stone of Destiny akan digunakan dalam upacara penobatan Raja Charles III. Batu tersebut terakhir kali digunakan pada 1953, setelah dibawa kembali ke Arbroath Skotlandia untuk penobatan Ratu Elizabeth II. Pada November 2020, mantan perdana menteri Skotlandia, Nicola Sturgeon, mengumumkan rencana untuk memindahkan batu tersebut ke tempat baru yang permanen di Perth, Skotlandia Tengah.

Namun, batu tersebut hanya akan meninggalkan Skotlandia untuk penobatan di Westminister Abbey. Raja Charles III akan duduk di atas batu tersebut, dalam Takhta Kerjaan, selama upacara penobatan akhir pekan ini.

Baca juga:

Penobatan Raja Charles III, Fakta Unik Seputar Pusaka Kerajaan Inggris

Raja Charles III akan duduk di atas batu tersebut saat penobatannya. (Foto: Twitter/Coronation 2023)

Selama berabad-abad, batu tersebut dikaitkan dengan penobatan raja-raja Skotlandia, termasuk Macbeth yang kemudian diabadikan oleh William Shakespeare.

Sementara, Edward yang dikenal sebagai 'Palu para Skotlandia', merebut batu tersebut dari Biara Scone selama perang di perbatasan dan membawanya kembali ke Inggris. Ia kemudian membangun batu tersebut menjadi sebuah takhta khusus yang disebut Kursi Penobatan atau 'Coronation Chair'.

Pesan tegas disampaikan kepada bangsa Skotlandia, dengan merampas batu yang telah digunakan untuk menghiasi tahta para raja mereka selama berabad-abad. Mulai saat itu, raja dan ratu Inggris akan duduk di atas batu itu dan mengklaim hak untuk memerintah Skotlandia kembali. (dkr)

Baca juga:

Sudah Diundang Raja Charles III, Tetamu ini Justru Tak Bisa Hadiri Konser Penobatannya

#Raja Charles Iii #Kerajaan Inggris
Bagikan
Ditulis Oleh

Ananda Dimas Prasetya

nowhereman.. cause every second is a lesson for you to learn to be free.
Bagikan