Satgas Anti-Bullying untuk Mencegah Perundungan di Lingkungan Sekolah


Para siswa terlibat sebagai satgas anti bullying. (Foto: Istimewa)
PERUNDUNGAN tidak boleh terjadi di lingkungan sekolah. Sebab, perundungan yang dialami seorang siswa sejak dini dapat memberikan efek negatif di masa depan. Meskipun sudah lulus, besar kemungkinan para siswa sulit melupakan pengalaman buruk ini.
Seperti yang dimuat di laman Webmd, perundungan dapat memberikan efek negatif pada kesehatan mental siswa baik itu untuk jangka pendek maupun jangka panjang.
Baca Juga:
Efek jangka pendek bisa terjadi meskipun trauma perundungan memudar seiring berjalannya waktu. Tetapi, bukan berarti anak yang menjadi korban perundungan telah mengatasinya. Penelitian semakin menunjukkan anak-anak yang mengalami perundungan memiliki risiko lebih tinggi mengalami masalah kesehatan mental saat mereka tumbuh dewasa.
Efek jangka panjang berarti intimidasi yang dialami anak tidak hilang ketika seorang anak tumbuh dewasa. Penelitian menunjukkan bahwa orang dewasa muda yang diintimidasi saat kecil memiliki peningkatan risiko kesulitan kesehatan mental.

Efek jangka pendek dari perundungan meliputi kecemasan, depresi, rendah diri, sulit tidur, membahayakan diri sendiri hingga menimbulkan pikiran untuk bunuh diri. Sementara efek jangka panjangnya seseorang bisa mengalami kecemasan umum, gangguan, panik, agorafobia (takut keramaian), depresi, kesendirian dan penghindaran sekolah.
Oleh karena itu, berbagai pihak harus bekerjasama untuk mencegah perundungan di antara para siswa. Salah satu langkah yang cukup efektif dilakukan ialah dengan membentuk Satuan Tugas (Satgas) anti bullying (perundungan). Siapa saja anggota satgas anti bullying? Akan lebih efektif apabila anggotanya ialah para siswa.
Baca Juga:
Salah satu sekolah di Jakarta pun sudah memiliki satgas anti bullying. Sekolah ini melibatkan siswa kelas X, XI dan XII untuk mengemban tugas agar tidak ada lagi kasus perundungan di lingkungan belajar mereka.

Sebanyak 15 peserta Satuan Tugas Duta Anti Bullying sekolah tersebut dilantik pada Senin (17/1) oleh Polsek Cilandak. "Dengan harapan para Satgas Duta Anti Bullying bisa berkoordinasi bersama dengan sekolah agar terciptanya suasana belajar yang aman, nyaman dan kondusif untuk seluruh warga sekolah," demikian keterangan pada berita pers yang diterima merahputih.com dari SMA Cenderawasih 1 Jakarta.
Dwi Susianti Kepala sekolah SMA Cenderawasih 1 mengatakan kerjasama yang baik telah dilakukan oleh sekolah yang selalu mendapatkan dukungan dan pembinaan dari Polsek Cilandak.
"Dengan diadakannya kegiatan hari ini mudah-mudahan memberikan pengalaman, pembelajaran serta tanggung jawab yang baru untuk seluruh Peserta Didik yang dilantik." (ikh)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
Belajar dari Tragedi Al-khoziny, Pimpinan Komisi V DPR Sebut Komitmen Infrastruktur Negara ke Pesantren masih Lemah

Sekolah Dapat Bantuan Smart TV, DPR Minta Guru Diberi Pelatihan dan Diawasi agar tak Ada Penyalahgunaan

Legislator PKB Desak Investigasi Ambruknya Ponpes Al-Khoziny di Sidoarjo

DPRD DKI Terima Laporan Pungli hingga Rp 5 Juta di Sekolah Gratis

Legislator Tegaskan Jumlah Siswa Sedikit tak Boleh Jadi Alasan Tutup Sekolah

Pramono Resmikan Universitas PTIQ sebagai Kampus Peradaban Alquran Internasional di Jakarta

Minta Maaf Langsung ke Kepala SMPN 1, Wali Kota Prabumulih Arlan Ngaku Tindakannya di Luar Kontrol

Wali Kota Prabumulih Dapat Sanksi Keras dari Kemendagri, Disebut Main Copot Kepala SMPN 1 tanpa Prosedur Tepat

Guru SMAN 1 Sinjai Dianiaya Anak Polisi Depan Bapaknya, Komisi X DPR: Bukti Degradasi Moral

Kepala SMPN 1 Prabumulih Batal Dicopot, Komisi II DPR Tegaskan jangan Ada lagi Kepala Daerah yang Arogan
