Sama-Sama Sehat, Porang dan Beras Shirataki Ternyata Berbeda


Bermanfaat untuk menurunkan berat badan. (Foto: Unsplash/Mgg Vitchakorn)
BERAS porang dan beras shirataki sama-sama bermanfaat untuk kesehatan, terlebih dalam program menurunkan berat badan. Namun, beberapa orang masih salah kaprah dan menganggap bahwa dua jenis beras ini sama. Di mana letak perbedaannya?
Shirataki bisa ditemui dalam beragam bentuk. Dari beras, mie, tahu, makanan ringan, hingga obat-obatan tradisional. Tak jauh berbeda, porang yang dikatakan mirip shirataki ini juga bisa ditemui dalam bentuk beras, tepung, dan keripik.
Jika dilihat sekilas, dua jenis beras ini memang terlihat mirip : warna yang cenderung putih bening, tekstur kenyal setelah direbus, dan rasa yang agak tawar. Kendati terlihat mirip, beras porang dan beras shirataki terbuat dari tumbuhan yang berbeda.
Beras porang, mengutip laman Alodokter, terbuat dari akar tanaman porang yang memiliki nama latin Amorphophallus muelleri blume. Tanaman ini asli Indonesia dan banyak tumbuh di hutan-hutan pulau Jawa.
Baca juga:

Sedangkan beras shirataki diolah dari akar tanaman konjac atau konnyaku dengan nama latin Amorphophallus konjac. Konjac merupakan tanaman asli Jepang yang saat ini juga telah banyak tumbuh di negara lain, seperti Tiongkok dan beberapa negara Asia Tenggara.
Baik tanaman konjac dan porang merupakan tanaman umbi-umbian. Keduanya tergolong dalam spesies tanaman yang sama, yaitu Amorphophallus dan masih masuk ke dalam famili Aracea. Jadi, kesimpulannya, beras shirataki dan beras porang terbuat dari tanaman dalam satu famili, tetapi spesiesnya berbeda.
Untuk urusan penurunan berat badan, dua jenis beras ini memang lebih unggul dibandingkan jenis beras umumnya. Beras porang dan beras shirataki mengandung glukomanan yang tinggi, yaitu serat alami yang terdapat pada akar tanaman. Pada tanaman porang, kadar glukomanan tergolong sangat tinggi, yakni mencapai 65 persen. Sedangkan tanaman konjac hanya mengandung 44 persen glukomanan.
Baca juga:

Selain itu, kedua jenis beras ini rendah kalori dan kolesterol. Glukomanan juga dapat menurunkan kadar hormon ghrelin yang bertugas mengatur rasa lapar. Berkat nutrisi inilah beras porang dan beras shirataki cocok dikonsumsi oleh orang yang ingin diet. Bahkan cocok juga dikonsumsi oleh kamu yang memiliki penyakit diabetes, hipertensi, dan kolesterol tinggi.
Di samping itu, manfaat tersebut akan membantu mengatasi sembelit dan dipercaya bisa mempercepat penyembuhan luka, bahkan menurunkan risiko terjadinya kanker.
Agar lebih sehat, pastikan menu makananmu terkandung pula nutrisi penting lainnya seperti protein, vitamin, dan mineral. (and)
Baca juga:
Indonesia 3 Tahun Tidak Impor Beras, Jokowi Yakin Segera Swasembada
Bagikan
Andreas Pranatalta
Berita Terkait
Berbagai Harga Pangan di Jakarta Berfluktuasi, Beras Premium, Minyak Goreng dan Gula Masih Alami Kenaikan

Setelah 2 Tahun Impor Beras, Pemerintan Stop Beli Dari Luar Negeri

Harga Beras SPHP Diklaim Lebih Murah Dibanding Beras Medium, Hari Ini Harga Beras Capai Rp 13.954 Per Kg Masih di Atas HET

Stok Melimpah Namun Harga Melambung Jadi Pertanda Masalah Serius, Pemerintah Diminta Waspadai Spekulasi dan Kartel Beras

Jeritan UMKM di District Blok M, Harga Sewa Naik Langsung Bikin Tenant Cabut

300 Ribu Ton Beras SPHP Sudah Terdistribusi, Pemerintah Terapkan 5 Strategi Buat Mempercepat

Beras Langka di Toko Ritel, Harga di Agen Naik hingga Rp 25 Ribu

Harga Beras Meroket, Mentan Klaim Terjadi Penurunan di 22 Provinsi

Pemerintah Akui Harga Beras Naik Dampak HPP Gabah Rp 6.500, Tapi Petani Nyaman

Menemukan Ketenangan dan Cita Rasa Bali di Element by Westin Ubud, Momen Sederhana Jadi Istimewa
