MerahPutih.com - Wacana Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Achmad Ali agar Prabowo Subianto jadi calon wakil presiden (cawapres) Anies Baswedan di perhelatan Pilpres 2024, mendapat respons dari Wakil Ketua Umum Partai Perindo Boyke Novrizon.
Boyke menilai usulan tersebut tidak tepat dan tidak etis soal soal usulan yang meminta Prabowo menjadi cawapres dampingi Anies.
Baca Juga
Respons Prabowo soal Peluang Gerindra Rujuk dengan PKS di Pilpres 2024
"Tidak etis, masa Waketum NasDem Pak Ahmad Ali meminta Pak Probowo Subianto selaku Ketua Umum Gerindra untuk menjadi pendamping Anies sebagai cawapres," ujar Boyke dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (6/12).
Menurut mantan aktivis 98 ini, pernyataan Ahmad Ali tersebut tidak etis karena daya tawar politik yang dimiliki NasDem dan Gerindra sangat berbeda.
Boyke menyebut hasil Pemilu 2019 menunjukkan bahwa Gerindra meraih 17,5 juta suara, sedangkan Partai NasDem 12,6 juta.
Baca Juga
Kata dia, wacana tersebut ibarat mengajarkan ikan berenang di air yang bening karena publik tahu bahwa elektabilitas Prabowo lebih tinggi dibandingkan Anies dari beberapa hasil survei.
"Publik tahu bahwa elektoral Prabowo jauh lebih tinggi dari Anies dan beliau merupakan pemimpin Partai Gerindra yang mesin partainya solid," katanya.
Ia menambahkan Prabowo sebagai Ketua Umum Gerindra, partainya memiliki modal ambang batas mengajukan capres-cawapres atau presidensial threshold. Oleh karena itu, Prabowo lebih tepat menjadi capres, bukan sebagai cawapres dalam kontestasi Pilpres 2024.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai NasDem Ahmad Ali mengungkapkan harapannya agar Gerindra bergabung dalam Koalisi Perubahan yang diusung partainya bersama Partai Demokrat dan PKS.
Menurut Ali, apabila Gerindra bergabung maka tidak menutup kemungkinan Prabowo menjadi cawapres mendampingi Anies Baswedan pada Pilpres 2024. (*)
Baca Juga