Rengginang Kini Punya kaleng Sendiri

Muchammad YaniMuchammad Yani - Rabu, 17 Februari 2021
Rengginang Kini Punya kaleng Sendiri
Resep Rengginang Gurih Renyah Pas Buat Lebaran

RENGGINANG kini punya wadah tersendiri, tidak lagi “nebeng” di kaleng biskuit Kong Guan. Di tangan Lisnawati, makanan tradisional gurih ini dikemas ke dalam kaleng cantik merek Geulisna: Rengginang Mini.

Lisnawati, 45 tahun, ialah pelaku UMKM yang membranding kuliner tradisional rengginang menjadi lebih kekinian. Jika selama ini rengginang identik dengan makan yang menjamur di saat Lebaran, kini rengginang Geulisna menjadikan makanan ringan terbuat dari nasi ketan ini setara dengan snack-snack modern lainnya yang bisa dinikmati kapan dan di mana saja.

Lisnawati memulai usahanya di rumahnya, Komplek Wisma Winaya No 66 RT.05 RW.02 Desa Sayati Kecamatan Margahayu Kabupatèn Bandung. Ia berangkat dari usaha rengginang tradisional yang merupakan resep orangtuanya.

“Ibu saya sudah jualan rengginang dari 2008,” cerita Lisnawati, saat dihubungi merahputih.com, Senin (15/2).

Baca juga:

Lika-Liku Starling 'Starbucks Keliling'

Waktu itu Lisnawati juga ikut menjual rengginang produk ibunya. Rengginang dikemas dengan toples mika untuk edisi lebaran. Penjualan dilakukan lewat Facebook dan Whatsapp. Pangsa pasarnya terutama teman-teman dan kerabat. “Walaupun lebih banyak promosinya daripada jualannya,” ujar Lisnawati.

Sebelum melakukan rebranding rengginang dengan merek Geulisna, Lisnawati ikut pelatihan wirausaha WUB Jabar. Pelatihan ini menginspirasi Lisnawati melakukan terobosan bisnis rengginang.

Mulai bulan Méi 2016, ia menjalankan terobosan tersebut. Rengginang yang ia produksi berukuran kecil, berbeda dengan ukuran rengginang tradisional yang nyaris sebesar kerupuk blek.

Rengginang Geulisna berukuran sekali lahap. Selain itu, Geulisna melakukan terobosan dari sisi rasa. Jika selama ini rengginang punya rasa yang seragam, yakni terasi, maka produk rengginang Geulisna terdiri dari rasa original (terasi), terasi pedas, rasa rendang.

Rengginang kini punya kaleng sendiri. (Foto: Dok. Lisnawati)
Rengginang kini punya kaleng sendiri. (Foto: Dok. Lisnawati)

Bahkan untuk mendekatkan makanan tradisional ini pada generasi kekinian, Geulisna menawarkan rengginang rasa kuliner Korea Selatan, yakni barbeque, mie goreng pedas korea, dan tom yum. Makanan-makanan rasa Korea Selatan kini memang akrab di generasi muda Indonesia seiring meledaknya drama-drama korea (Drakor) dan musik-musik K-Pop.

“Penggemar rengginang pada umumnya usia dewasa ke atas. Supaya bisa menjangkau pasar remaja, jadi dibuatlah rengginang dengan rasa kekinian, yaitu Korean bbq, mie goreng pedas korea, dan Tomyum, supaya anak-anak dan remaja suka,” papar Lisnawati.

Rengginang ia pilih sebagai produk usaha karena demi melanjutkan warisan leluhur. Rengginang merupakan kuliner tradisional yang dinilai perlu dilestarikan. Dengan membranding rengginang, diharapkan produk ini mampu bersaing dengan snack-snack kekinian lainnya.

Baca juga:

Batiah Rengginangnya Payakumbuh yang Jadi Ikon Kota

Ia memilih kaleng sebagai kemasan rengginang karena desain dan kekuatannya. Kemasan ini dipilih juga terkait pengiriman produk. Sebelum memakai kemasan kaleng, produk rengginang yang ia kirim pernah remuk saat tiba di tujuan.

“Dari situ saya mencari alternatif kemasan yang kuat supaya tidak mudah remuk saat pengiriman, terpikirkan waktu itu kaleng, karena dulu rengginang itu disimpan di kaleng bekas biskuit, jadi kenapa tidak rengginang punya kaleng sendiri, bukan kaleng biskuit isi rengginang.”

Usaha Lisnawati membuahkan hasil. Dengan kemasan menarik, produknya cocok dipamerkan di Instagram maupun Facebook. Ia juga mendapat dukungan dari pemda setempat. Banyak tamu yang diarahkan membeli renginang Geulisna.

Bahkan ada beberapa tamu yang pergi ke luar negeri dan membawa oleh-oleh rengginang Geulisna. Beberapa foto hasil jepretan pelanggan di luar negeri bisa ditemui di Instagram yang dikelola Lisnawati.

“Begitu juga dengan teman-teman yang tinggal atau mau ke luar negeri alhamdulillah oleh-olehnya rengginang Geulisna,” ceritanya.

Renggunang Geulisna cocok untuk oleh-oleh. (Foto: Dok. Lisnawati)
Renggunang Geulisna cocok untuk oleh-oleh. (Foto: Dok. Lisnawati)

Lisnawati memenuhi pesanan rengginang kaleng berdasarkan pree order (PO). Di awal-awal produksi, Lisnawati mengaku memproduksi 50 kaleng dengan modal awal Rp400 ribu.

Sekarang penjualannya bisa sampai 100 pcs per minggu. Bulan puasa bisa sampai 500-800 pcs sebulan. Rengginang Geulisna dibanderol Rp27 ribu dalam kaleng selinder ukuran 125 gram.

Namun ada awal pandemi Corona, bisnisnya merosot. Tetapi ia terus bertahan. “Alhamdulillah sekarang sudah mulai naik lagi penjualannya,” katanya.

Menurut pembeli, renginang buatannya rasanya enak dan unik karena bentuknya kecil-kecil. “Pembeli enggak takut enggak bakalan abis karena kegedean malahan jadi bikin ketagihan, terus kemasannya premium, cocok buat oleh-oleh,” katanya.

Selain rengginang, Lisnawati juga memproduksi kuliner tradisional lainnya seperti kicimpring atau opak singkong dalam kemasan kaleng dan pouch. (Iman Ha/Jawa Barat)

Baca juga:

Cuma di Negeri Aing, Kaleng Biskuit Isi Rengginang

#Februari Kulineran Di Negeri Aing
Bagikan
Ditulis Oleh

Muchammad Yani

Lebih baik keliling Indonesia daripada keliling hati kamu
Bagikan