Kesehatan

Rambut Uban karena Stres Bisa Hitam Lagi

Dwi AstariniDwi Astarini - Minggu, 11 Juli 2021
Rambut Uban karena Stres Bisa Hitam Lagi

Uban yang timbul akibat stres bisa jadi hitam kembali.(123RF/lipik)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

RAMBUT beruban yang sering diasosiasikan dengan stres merupakan tanda penuaan yang mudah sekali terlihat. Meskipun telah lama dikaitkan dengan tekanan pribadi, teorinya sulit dibuktikan. Sekarang, para peneliti mengatakan mereka dapat mengukur apa yang terjadi ketika rambut memutih. Mereka bahkan memberikan bukti awal bahwa peristiwa tersebut terkadang dapat dibalik.

Warna rambut hilang dan helai menjadi abu-abu saat melanin menurun. Melamin merupakan pigmen yang ditemukan di kulit, mata, dan rambut. Sebelum muncul dari kulit kepala, rambut tumbuh di bawah kulit dalam folikel yang menerima sinyal kimia dan listrik, termasuk hormon stres, dari tubuh. Begitu mereka muncul, rambut mengeras, dan struktur molekulnya dipertahankan dan tecermin dalam pigmennya.

BACA JUGA:

Hijabers, Rambutmu Juga Perlu Dirawat

Dengan menggunakan pemindai resolusi tinggi, para ilmuwan kini dapat mendeteksi perubahan warna kecil pada helaian rambut manusia. Seperti diberitakan Webmd.com (8/7), para peneliti mengukur warna yang hilang pada helaian rambut manusia dari 14 sukarelawan. Mereka diminta membuat buku harian untuk mendokumentasikan tingkat stres mingguan mereka.

uban
Para peneliti mengukur hilangnya warna pada helaian rambut manusia. (123RF/kalinovskiy)

Hasilnya mengejutkan. Para sukarelawan yang mengalami lebih banyak stres kehilangan pigmen pada rambut mereka. Namun, saat stres mereda, rambut mereka kembali berwarna. Demikian dikatakan Martin Picard, PhD, seorang profesor kedokteran perilaku di Columbia University Vagelos College of Physicians and Surgeons di New York City, AS, yang memimpin penelitian.

Peneliti dengan dana hibah dari Wharton Fund dan National Institutes of Health itu menggunakan metode menangkap gambar potongan rambut yang sangat kecil. Gambar-gambar tersebut mewakili pertumbuhan 1 jam. Teknik yang memungkinkan para peneliti menilai pigmen yang hilang itu dikembangkan Ayelet Rosenberg, asisten peneliti di laboratorium Picard yang merupakan penulis pertama studi tersebut.

rambut
Ada titik dalam kehidupan seseorang ketika stres sementara dapat menyebabkan hilangnya warna rambut. (123RF/estradaanton)

Ketika warna rambut berubah, tim melihat variasi 300 protein. Mereka lalu mengembangkan model matematika untuk memprediksi apa yang mungkin terjadi pada rambut manusia dari waktu ke waktu. Hasilnya, ada titik dalam kehidupan seseorang ketika stres sementara dapat menyebabkan warna rambut hilang. Meskipun demikian, hal itu dapat dibalik jika ketegangan dalam pikiran mereda.

Temuan-temuan itu menambah semakin banyak bukti yang menunjukkan penuaan bukanlah proses biologis yang linier dan tetap, melainkan dapat dihentikan atau bahkan dibalik untuk sementara.

Dengan pemahaman yang lebih baik tentang dasar biologis hilangnya pigmen, ada kemungkinan uban suatu hari nanti dapat dibalikkan dengan mengunjungi kantor dokter alih-alih ke salon rambut.(aru)

#Kesehatan
Bagikan
Ditulis Oleh

Dwi Astarini

Love to read, enjoy writing, and so in to music.

Berita Terkait

ShowBiz
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Konsumsi suplemen zat besi sejak dini penting bagi perempuan.
Dwi Astarini - Selasa, 14 Oktober 2025
Bisa Ditiru nih Ladies, Cara Davina Karamoy Hindari Anemia tanpa Ribet
Lifestyle
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Hanya dengan 15 menit 9 detik gerakan sederhana setiap hari, partisipan mengalami peningkatan suasana hati 21 persen lebih tinggi jika dibandingkan ikut wellness retreat.
Dwi Astarini - Senin, 13 Oktober 2025
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Indonesia
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Penonaktifan itu dilakukan BPJS Kesehatan karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pamekasan menunggak pembayaran iuran sebesar Rp 41 miliar.
Dwi Astarini - Jumat, 10 Oktober 2025
DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera
Indonesia
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Terlalu sering mengonsumsi mi instan bisa membuat usus tersumbat akibat cacing. Namun, apakah informasi ini benar?
Soffi Amira - Rabu, 08 Oktober 2025
[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
Indonesia
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Posyandu Ramah Kesehatan Jiwa diperkuat untuk mewujudkan generasi yang sehat fisik dan mental.
Dwi Astarini - Senin, 06 Oktober 2025
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Bagikan