MerahPutih.com - Pada tahun lalu, inflasi berada di 5,5 persen atau menurun lebih cepat dari perkiraan awal yang sebesar 6,5 persen. Sementara untuk pertumbuhan ekonomi, kemungkinan berada di 5,1 persen sampai 5,2 persen.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memproyeksikan, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) turun di bawah 4 persen mulai September 2023.
Baca Juga:
COVID-19 Disebut Tidak Lagi Bikin Ekonomi Terpuruk
"Dengan demikian Indonesia menjadi salah satu negara dengan inflasi yang berkinerja terbaik dibandingkan dengan negara lain," kata Perry dalam Mandiri Investment Forum 2023 di Jakarta, Rabu.
Inflasi IHK akan menuju ke bawah 4 persen setelah efek dasar penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) pada akhir tahun 2022. Penurunan inflasi yang lebih cepat ini berkat respons pre-emptive dari BI, stabilisasi nilai tukar dan kolaborasi dengan pemerintah.
Selain itu, pada awalnya BI memperkirakan ekonomi domestik hanya akan tumbuh 4,9 persen karena perlambatan global. Namun berkat pemulihan ekonomi Tiongkok serta mulai tingginya mobilitas domestik sehingga meningkatkan permintaan, ekonomi diprediksikan tumbuh menjadi 5 persen.
"Tapi tahun depan akan lebih baik sehingga tumbuh 5,2 persen," ucap dia.
Selain itu, nilai tukar rupiah akan segera menguat ke arah fundamental, setelah sempat tertekan karena penguatan dolar AS.
Ia menegaskan, paling tidak, terdapat lima alasan yang mendasari keyakinan tersebut, yaitu pertumbuhan yang kuat, inflasi yang rendah.
"Surplus transaksi berjalan dan neraca perdagangan, persepsi investor yang memperbaiki arus modal, dan BI akan selalu ada di pasar," katanya. (Asp)
Baca Juga:
Jokowi Sebut Indonesia Lolos dari Tekanan Ekonomi Global