Pentingnya Deteksi Dini Penyakit Jantung Katup


Ilustrasi- penyakit jantung katup. (Foto: Unsplash/Jesse Orico)
MerahPutih.com - Penyakit jantung katup mengintai siapapun. Deteksi dini menjadi salah satu cara untuk mencegah dampak berkelanjutan penyakit tersebut.
Hal tersebut dipaparkan oleh Guru Besar Bidang Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Prof Dr dr Amiliana Mardiani Soesanto.
Baca Juga:
Buah Kawis, Berkhasiat Cegah Diabetes hingga Penyakit Jantung
Merujuk pada data yang telah dikumpulkan, Amiliana mengatakan penyebab 40 persen kasus jantung katup di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta, ialah penyakit Jantung Rematik (PJR). Ia juga menegaskan 30 persen penyakit tersebut merupakan efek dari proses degeneratif pada pasien lebih tua.
"Khusus untuk penanggulangan PJR, masyarakat dan komunitas kesehatan perlu melakukan tindakan promotif, preventif, edukasi, dan deteksi dini," kata Amiliana dalam keterangan tertulis di Jakarta, seperti dilansir Antara, Minggu (18/2).
PJR, sambung Amiliana, merupakan gejala sisa dari Demam Rematik Akut (DRA) pada masa kanak-kanak. Penyakit ini memberikan dampak di usia dewasa muda, khususnya pada perempuan.
Baca Juga:
Bahkan, Amiliana mengatakan bahwa kedua jenis penyakit jantung katup pada dua kelompok usia yang berbeda bisa menjadi beban ganda bagi masyarakat dan negara.
"Perbaikan atau penggantian katup secara intervensi bedah maupun non-bedah menyebabkan biaya yang ditanggung negara menjadi sangat tinggi. Pada pasien usia lanjut, risiko tindakan dan keuntungan klinis harus dipertimbangkan, mengingat tingginya risiko pembedahan," ujarnya.
Menurut Amiliana, PJR merupakan penyakit jantung katup yang mulanya disebabkan oleh infeksi tenggorok paparan kuman Streptococcus beta hemolyticus grup A yang memberikan reaksi inflamasi dan autoimun. Amiliana mengingatkan hanya sekitar 1-3 persen kasus PJR yang akan menjadi DRA.
"Pada akhirnya diperlukan suatu strategi yang melibatkan komponen masyarakat dan komunitas kesehatan, teknologi, dan ilmu kedokteran, serta pemerintah, untuk menjawab tantangan masalah penyakit (jantung) katup di Indonesia," tutupnya. (ikh)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong

Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut

Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat

Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular

Rencana Kenaikan Iuran BPJS Kesehatan Belum Dapat 'Lampu Hijau' DPR, Legislator Soroti Pentingnya Keadilan Sosial dan Akurasi Data Penerima Bantuan Iuran

Prabowo Janji Bikin 500 Rumah Sakit, 66 Terbangun di Pulau Tertinggal, Terdepan dan Terluar

Prabowo Resmikan Layanan Terpadu dan Institut Neurosains Nasional di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional

Viral Anak Meninggal Dunia dengan Cacing di Otak, Kenali Tanda-Tanda Awal Kecacingan yang Sering Dikira Batuk Biasa

Periksakan ke Dokter jika Vertigo Sering Kambuh Disertai Gejala Lain, Bisa Jadi Penanda Stroke

Iuran BPJS Kesehatan Bakal Naik, Alasanya Tambah Jumlah Peserta Penerima Bantuan Iuran
