Pendidikan untuk Anak-Anak Pengungsi Afganistan, Somalia, dan Sudan


Kegiatan ini pun untuk memeringati Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa. (Foto: Dok. ISMILE)
"PENDIDIKAN sekolah merupakan hak semua anak." Itulah kredo para penggerak ISMILE Preschool Menteng. Lembaga ini ingin menunjukkan perhatian seriusnya ke anak-anak pengungsi dari Somalia, Afganistan, dan Sudan. Mereka menggalang donasi, salah satunya untuk kebutuhan ruangan kelas.
Tak hanya itu, preschool ini juga mengajak anak-anak dan keluarga mereka untuk bermain di Miniapolis, Plaza Indonesia, yang dihadiri oleh kurang lebih 60 pengungsi yang terdiri dari anak-anak dan orangtua mereka.
Baca juga:
Hari Pendidikan Nasional, Riwayat Kurikulum di Indonesia

“Sebagai pengungsi, mereka tidak dapat mengenyam pendidikan yang layak atau terdaftar sebagai murid di sekolah mana pun. Mereka saat ini menempati ruangan kelas yang kecil dan sangat sederhana. Kami berharap dengan donasi yang kami berikan dapat membantu menambah fasilitas sekolah yang mereka butuhkan,” ucap Direktur ISMILE Supiani Winata dalam keterangan resmi yang diterima Merahputih.com, Selasa (31/10).
Kegiatan ini diharapkan bisa menimbulkan rasa kasih sayang terhadap sesama. Ini sesuai dengan pendidikan karakter yang merupakan salah satu program utama di ISMILE Preschool.
Bisa bertemu langsung dengan anak-anak pengungsi menjadi kesempatan yang tak terlupakan bagi murid-murid ISMILE. Para murid diharapkan bisa belajar kekayaan budaya di dunia dan belajar mengenai persahabatan lintas budaya.
“Melalui kegiatan hari ini juga diharapkan mereka menjadi tahu bahwa banyak anak lain yang tidak memiliki kesempatan yang sama seperti mereka untuk mengenyam pendidikan ataupun bermain serta belajar bagaimana mewujudkan kasih sayang itu dalam aksi melalui tanggung jawab sosial sejak usia dini,” lanjut Supiani.
Baca juga:
Program FWD Berkah Pendidikan untuk Siapkan Masa Depan Anak
View this post on Instagram
Berbicara tentang pengungsi, sering kali dikaitkan dengan masalah politik, ras, ataupun agama, sehingga tidak semua orang mau terlibat membantu mereka. Ini sangat disayangkan karena banyak pengungsi justru anak-anak usia sekolah. Mereka berhak mendapat pendidikan layak.
Terkait itu pula, PBB telah mencanangkan bahwa pendidikan adalah hak anak yang tak bisa dikurangi. Kegiatan ini pun untuk memeringati Hari Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dirayakan setiap 24 Oktober.
“Kami percaya anak-anak ini akan menjadi pemimpin-pemimpin hebat di negara mana pun mereka berada nanti, bahkan menjadi pemimpin bangsa-bangsa yang dapat membawa perubahan positif di mana mereka akan tinggal kelak dan dari mereka akan turut membawa perdamaian di seluruh pelosok dunia,” pungkas Direktur Operasional ISMILE Maryati Lauw. (far)
Baca juga:
Belajaraya 2023 Dukung Perkembangan Pendidikan lewat Kolaborasi Lintas Sektor
Bagikan
Berita Terkait
Mensos Tidak Bakal Tolerir 3 Dosa Besar di Sekolah Rakyat, Pastikan Sanksi Tegas

Aksi Demonstrasi Bikin Suasana Kurang Kondusif, Beberapa Sekolah Terapkan PJJ pada Senin (1/9)

Bukan Cuma Kuliah, ITPLN dan APERTI Ingin Dorong Mahasiswa Jadi Inovator

Pemerintah Targetkan 12 Sekolah Garuda Rampung pada 2026, 4 Siap Beroperasi

JK Tekankan Generasi Muda Jika Kuliah Harus Punya Ide, Bukan Cuma Pinter Lalu Buta Arah

Prabowo Sebut Lulusan Sekolah Rakyat Bisa Angkat Keluarga Keluar dari Kemiskinan

UOB My Digital Space Bekali 90 Ribu Pelajar Indonesia dengan Keterampilan Digital, Gandeng Ruangguru sebagai Mitra

Pramono Berikan Bantuan Pemutihan Ijazah kepada 1.897 Peserta Didik Senilai Rp 7,6 Miliar

Komisi X DPR: Pidato Presiden Peta Jalan Konkret Memajukan Pendidikan Indonesia

5 Janji Presiden Prabowo untuk Pendidikan Indonesia, dari Sekolah Rakyat hingga Beasiswa Kedokteran
