Kesehatan

Penderita Diabetes Jangan Asal Coba Pengobatan Herbal

Hendaru Tri HanggoroHendaru Tri Hanggoro - Minggu, 21 Januari 2024
Penderita Diabetes Jangan Asal Coba Pengobatan Herbal

Yang penting dari pengobatan herbal itu ada studi dan bukti bahwa itu aman dan efektif untuk pengobatan. (Foto: Pexels/Nataliya Vaitkevich)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

MerahPutih.com - Jumlah penderita diabetes di Indonesia tergolong besar. Data International Diabetes Federation pada 2021 menunjukkan jumlahnya mencapai 10,6 persen dari total penduduk. Ini berarti 1 dari 10 orang Indonesia terkena diabetes.

Hingga saat ini belum ada obat medis yang mujarab untuk menyembuhkan diabetes. Tak mengherankan bila banyak penderitanya memilih alternatif pengobatan herbal.

Dr. dr Tri Juli Edi Tarigan, dokter Spesialis Penyakit Dalam dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional (RSUPN) Dr. Cipto Mangunkusumo, mengatakan penderita diabetes harus memahami dua hal sebelum mencoba pengobatan herbal.

Baca juga:

Tips Menghindari Diabetes Tipe 2

"Pertama, yang penting dari pengobatan herbal itu ada studi dan bukti bahwa itu aman dan efektif untuk pengobatan," kata dokter Tri Juli dalam diskusi daring (20/1) seperti dikutip Antara.

Pasien diabetes hendaknya mencari informasi tentang bahan-bahan obat herbal sebelum mengonsumsinya. Misalnya dengan membaca hasil penelitian para ahli.

Pasien juga sebaiknya melihat hasil penelitian obat herbal terhada kelompok yang tidak hanya penderita diabetes, tapi juga pada kelompok kontrol atau orang tanpa penyakit diabetes sehingga hasil pengobatan lebih sahih..

Jika pengobatan herbal hanya sebatas testimoni atau berdasarkan pengalaman orang, bukan hasil riset, pasien bisa menimbang ulang mengambil pengobatan tersebut.

"Cari bukti-bukti bahwa pengobatan tersebut memang bermanfaat, jangan berdasarkan testimoni seseorang dan dijadikan dasar untuk mengadopsinya karena metode pengobatan yang tepat itu harus melalui penelitian yang baik," sambung Tri Juli.

Hal kedua adalah pasien harus tetap meminum obat yang telah diresepkan oleh dokter agar tetap bisa menjaga kondisi gula darahnya stabil.

Obat resep dari dokter untuk pasien diabetes biasanya telah disesuaikan dengan kondisi tubuh pasien. Apabila dihentikan, besar kemungkinan kondisi kesehatannya dapat menurun.

Pada akhirnya, Tri Juli membolehkan pasien menjalani pengobatan herbal. Asalkan telah mempertimbangkan dua hal itu.

"Pengobatan herbalnya boleh dijalankan asal obat yang biasa digunakan jangan disetop," ujar Tri Juli. (dru)

Baca juga:

Bayer Finerenone Bantu Perlambat Progresivitas Diabetes Tipe 2

#Kesehatan #Penyakit Diabetes #Diabetes Tipe 2
Bagikan
Ditulis Oleh

Hendaru Tri Hanggoro

Berkarier sebagai jurnalis sejak 2010 dan bertungkus-lumus dengan tema budaya populer, sejarah Indonesia, serta gaya hidup. Menekuni jurnalisme naratif, in-depth, dan feature. Menjadi narasumber di beberapa seminar kesejarahan dan pelatihan jurnalistik yang diselenggarakan lembaga pemerintah dan swasta.

Berita Terkait

Indonesia
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Langkah ini merupakan bagian dari agenda besar pemerintah dalam memperkuat jaring pengaman sosial, terutama bagi masyarakat rentan.
Alwan Ridha Ramdani - Kamis, 02 Oktober 2025
Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga
Lifestyle
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Pertambahan mata minus ini akan mengganggu aktivitas belajar maupun perkembangan anak
Angga Yudha Pratama - Rabu, 01 Oktober 2025
Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak
Fun
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Satu dari tiga orang dewasa di Indonesia memiliki kadar kolesterol tinggi.
Ananda Dimas Prasetya - Selasa, 30 September 2025
Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas
Indonesia
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Peredaran rokok ilegal dinilai sangat mengganggu. Sebab, peredarannya bisa merugikan negara hingga merusak kesehatan masyarakat.
Soffi Amira - Kamis, 25 September 2025
Peredaran Rokok Ilegal Dinilai Mengganggu, Rugikan Negara hingga Merusak Kesehatan
Indonesia
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Pemerintah DKI melalui dinas kesehatan akan melakukan penanganan kasus campak agar tidak terus menyebar.
Dwi Astarini - Jumat, 12 September 2025
Pramono Tegaskan tak Ada Peningkatan Penyakit Campak
Indonesia
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Langkah cepat yang diambil jajaran Dinkes DKI untuk mencegah penyakit campak salah satunya ialah melalui respons penanggulangan bernama ORI (Outbreak Response Immunization).
Dwi Astarini - Selasa, 09 September 2025
Dinkes DKI Catat 218 Kasus Campak hingga September, tak Ada Laporan Kematian
Indonesia
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lonjakan kasus malaria yang kembali terjadi setelah daerah tersebut sempat dinyatakan eliminasi pada 2024 itu harus menjadi perhatian serius pemerintah pusat dan daerah.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
DPR Desak Pemerintah Perkuat Respons KLB Malaria di Parigi Moutong
Lifestyle
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Stres dapat bermanifestasi pada gangguan di permukaan kulit.
Dwi Astarini - Kamis, 04 September 2025
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Dunia
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Menkes AS juga menghapus program pencegahan penyakit yang krusial.
Dwi Astarini - Rabu, 03 September 2025
Menkes AS Pecat Ribuan Tenaga Kesehatan, Eks Pejabat CDC Sebut Pemerintah Bahayakan Kesehatan Masyarakat
Lifestyle
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Mereka yang membatasi makan kurang dari delapan jam sehari memiliki risiko 135 persen lebih tinggi meninggal akibat penyakit kardiovaskular.
Dwi Astarini - Selasa, 02 September 2025
Intermittent Fasting, antara Janji dan Jebakan, Bisa Bermanfaat Juga Tingkatkan Risiko Kardiovaskular
Bagikan