Paving Ornamen Mirip Simbol Agama, Massa Demo Balai Kota Solo


Massa dari Dewan Syariah Kota Surakarta menggelar unjuk rasa depan balai kota Solo (MP/Ismail)
MerahPutih.Com - Ratusan massa yang tergabung dalam Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) Solo, Jawa Tengah menggelar aksi unjuk rasa di Kantor Balai Kota Solo, Jumat (18/1).
Aksi unjuk rasa tersebut terkait pemasangan paving ornamen mirip simbol agama tertentu, yang dipasang Pemerintah Kota Solo di Jalan Jenderal Sudirman depan kantor Balai Kota Solo.
Pantauan MerahPutih.com, ratusan peserta aksi unjuk rasa tiba di Balai Kota Solo pukul 13.00 WIB dengan dijaga ketat anggota Kepolisian Resor Kota Solo. Aksi tersebut membuat Jalan Jensud macet. Peserta aksi berorasi secara bergantian menggunakan truk terbuka. Aksi unjuk rasa berakhir pukul 14.30 WIB.

Ketua DSKS Solo, Mu'inudinillah Basri, mengatakan kedatangan massa ke Balai Kota Solo ini menuntut Wali Kota Solo F.X.Hadi Rudyatmo agar mengubah paving ornamen yang mirip simbol agama tertentu. Apalagi pemasangan ornamen tersebut dibuat tepat di Tugu Pemandengan yang punya sejarah tinggi terkait Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat.
"Paving ornamen mirip simbol agama tertentu saat ini viral di media sosial. Banyak tanggapan negatif dan harus ditindak lanjuti dengan mengubah gambar ornamennya," ujar Basri.
DSKS, kata Basri, mengapresiasi Pemerintah Kota Solo, yang akhirnya menutup paving ornamen dengan cat warna perak setelah banyak diprotes warga. Namun, menutup ornamen simbol agama itu dengan cat akan luntur akibat kena hujan.

"Kita tetap menuntut agar paving ornamen mirip simbol agama tertentu dilepas dan diganti yang lain," kata dia.
Wakil Wali Kota Solo, Achmad Purnomo, mengatakan surat berupa tuntutan dari DSKS sudah diterima lalu diteruskan ke Wali Kota Solo. Wali Kota tidak punya maksud sedikit pun memasang paving ornamen simbol agama di jalan.
"Kita siap merubah ornamen itu kalau memang dianggap sebagai gambar simbol agama tertentu. Namun, butuh waktu untuk merubahnya," kata dia.
Paving ornamen di jalan depan Balai Kota Solo, kata Purnomo, sebenarnya bergambar delapan mata angin. Hal itu sesuai filosofi keberadaan Tugu Pamandengan.
"Kita akan bahas persoalan ini dengan rekanan pelaksana proyek penataan Jalan Jenderal Sudirman. Kalau dinilai mirip simbol agama tinggal merubah sedikit gambarnya," kata dia.(*)
Berita ini ditulis berdasarkan laporan Ismail, reporter dan kontributor merahputih.com untuk wilayah Solo dan sekitarnya.
Baca berita menarik lainnya dalam artikel: Tanggulangi Korupsi Pejabat Negara, Prabowo akan Bentuk KPK di Daerah-Daerah
Bagikan
Berita Terkait
Buruh Kepung Gedung MPR/DPR Hari ini (22/9), Tolak Upah Murah dan Minta Sistem Outsourcing Dihapus

Soroti Kriminalisasi Usai Aksi 25 Agustus, Legislator PDIP: Ancaman Serius bagi Demokrasi
Sempat Dilaporkan Hilang setelah Demo di Jakarta, 2 Pemuda Akhirnya Ditemukan dan Minta Maaf

Demo Ojol 17 September 2025 di Istana dan DPR, Massa Tuntut Pencopotan Menteri Perhubungan

Aksi Unjuk Rasa Tuntut Sahkan RUU Perampasan Aset di Depan Gedung DPR

Kondisi Nepal Memanas akibat Kerusuhan, Kemlu Jamin 134 WNI Tak Ada yang Jadi Korban

[HOAKS atau FAKTA]: Stasiun TV Dilarang Tayangkan Aksi Unjuk Rasa karena Mengandung Unsur Kekerasan
![[HOAKS atau FAKTA]: Stasiun TV Dilarang Tayangkan Aksi Unjuk Rasa karena Mengandung Unsur Kekerasan](https://img.merahputih.com/media/f8/df/4d/f8df4dcb1b53087a074e35b53dcecbd4_182x135.png)
DPRD DKI Awasi Perbaikan Fasilitas Rusak Akibat Kericuhan, Pastikan Tak Melenceng dari Tenggat Waktu

Gedung DPRD DKI Jakarta Digeruduk Demonstran, Tuntut Transparansi hingga Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Publik

Pelaku Aksi Anarkis Terbukti Pakai Narkoba sebelum Merusuh saat Demonstrasi, Polisi: Untuk Tambah Motivasi dan Hilangkan Rasa Takut
