Lonjakan Suara PSI, PPP Minta KPU dan Bawaslu Beri Atensi
KPU. (Foto: MP/Dicke Prasetia)
MerahPutih.com - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) untuk memberi atensi sekaligus menindaklanjuti kenaikan suara Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Hal tersebut ditegaskan Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy. Menurut pria yang akrab disapa Romi ini, pola kenaikan suara PSI tidak wajar dan tidak masuk akal.
Beberapa lembaga survei, lanjutnya, menilai bahwa kenaikan suara PSI tidak wajar. Karena berdasarkan perhitungan, ada beberapa tempat pemungutan suara (TPS) dimana suara PSI mencapai 50 persen.
Baca Juga:
Koalisi Masyarakat Sipil: Pemilu 2024 Telah Dibajak Rezim Jokowi
“Kalau ini tidak dikoreksi, DPP PPP akan meminta hal ini bagian yang termasuk dibongkar seterang-terangnya di hak angket pekan ini! Saya mohon atensi @kpu_ri dan @bawasluri secara terbuka dan tindak lanjutnya secara cepat dan seksama!” tulis Romi dikutip dari akun Instagram @romahurmuziy, Minggu (3/3).
Romi mengatakan bahwa suara PSI yang dipimpin anak Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, mendapat 3 persen atau 2.291.882 suara saat pengumpulan data 540.231 TPS dari total 823.236 TPS (65,62 persen). Pada saat bersamaan, suara PPP 3.037.760 atau 3,97 persen.
Kenaikan tersebut dinilai tidak wajar, karena PSI memperoleh 19.000 suara dari 110 TPS dalam waktu dua jam, berarti rata-rata 173 suara per TPS.
Mantan Ketua Umum PPP ini menegaskan bahwa jumlah suara per TPS hanya 300 suara, dan partisipasi pemilih rata-rata 75 persen. Adapun suara sah setiap TPS hanya 225 suara. Artinya, PSI menang 77 persen di 110 TPS.
Hal tersebut menurut Romi tidak masuk akal. Dia pun meminta KPU dan Bawaslu tidak menutup mata atas penyimpangan itu.
“Mohon atensi KPU dan Bawaslu, operasi apa ini? Meminjam bahasa Pak Jusuf Kalla, apakah ini operasi "sayang anak" lagi?” tulisnya.
Baca Juga:
Lawan Arah, 623 Kendaraan Ditindak Personel Dishub dan Polda Metro
Sementara itu, Pendiri Lembaga Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Saiful Mujani mengatakan bahwa tidak hanya PSI dan Partai Gelora yang mengalami peningkatan suara. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) juga mengalami hal yang sama.
Kenaikan suara PSI yang oleh sebagian politikus dianggap sebagai tidak masuk akal. Menurut Mujani, kemungkinan karena data yang masuk lewat Sirekap belum proporsional.
“Kalau sudah proporsional akan kembali normal kalau tidak ada intervensi,” ujarnya, Sabtu (2/3) di Jakarta.
Terpisah, Direktur Eksekutif Jaringan Demokrasi dan Pemilu Berintegritas (Network for Democracy and Electoral Integrity/Netgrit) Hadar Nafis Gumay mengatakan untuk memastikan kenaikan suara PSI yang melesat, maka perlu membandingkan dengan angka pada foto-foto C Hasil yang ada dengan digitasi data.
“Parpol peserta pemilu seharusnya bisa melakukan dan Bawaslu yang punya foto C Hasil atau Salinan C Hasil. Kami belum bisa analisa, karena kami belum punya banyak C Hasil DPR,” ujar Hadar yang juga eks Komisioner KPU ini. (Pon)
Baca Juga:
PDIP Soroti Daftar Pemilih Tambahan Tembus 5.378 Orang di Solo
Bagikan
Ponco Sulaksono
Berita Terkait
Musim Hujan Ekstrem, Anggota Dewan PSI Nilai Pramono Gamang Pilih Kebijakan Hiburan atau Penanganan Banjir
Jumat Malam Tol JORR Macet Parah, PSI Minta Jam Operasional Truk di Jakarta Dibatasi
Pelantikan PSI Solo, DPD PSI Solo Undang Jokowi Jadi Saksi
Dewan PSI Sesalkan Pemotongan Anggaran Subsidi Pangan, tapi Malah Tambahin Dana Forkopimda Rp 200 Miliar
Dikasih Topi Logo Gajah, Jokowi Ngaku Ngomong Banyak Hal Dengan Sekjen PSI
Ketua Komisi II DPR Kritik KPU: Kalau Bisa Pakai Pesawat Biasa, Kenapa Harus Private Jet?
KPK Pelajari Putusan DKPP Usut Pengadaan Pesawat Jet Pribadi KPU RI
PSI Ungkap Pengurangan Anggaran Berimbas pada Penghapusan BPJS Kesehatan 1,3 Juta Warga DKI
PSI DKI Temukan Anggaran Fantastis Pembelian Lampu Operasi di Dinkes, Nilainya Capai Rp 1,4 Miliar
Rp 14,6 Triliun DKI Ngendap di Bank, PSI Soroti Belanja Subsidi dan Modal yang Mampet