MerahPutih.com - Sesar Lembang merupakan patahan aktif yang menjadi sumber gempa bumi di Bandung Raya. Sebagai upaya mengurangi risiko bencana gempa bumi, Tim Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Nanyang Technological University (NTU), Singapura, beraudiensi dengan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat.
Salah satu usulan yang mengemuka adalah dimulainya pembangunan Observatorium Sesar Lembang. Observatorium Sesar Lembang sangat penting perannya untuk dapat mendukung riset dan inovasi mitigasi bencana kegempaan di wilayah Bandung metropolitan.
Baca Juga:
IKN Nusantara Dinilai Jauh dari Bencana Geologis
ITB menjadi bagian dari tim kolaborasi tersebut, sebagai bagian dari peneliti kebumian di Indonesia, juga sebagai upaya untuk dapat memahami lebih baik lagi terkait sains potensi bahaya dan risiko gempa bumi dari Sesar Lembang.
Ketua Tim dari ITB, Endra Gunawan dari Kelompok Keahlian Geofisika Global (KK GG), Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM), menuturkan, sejak 2019, KK GG sudah berkontribusi terhadap lima stasiun kontinu GNSS (Global Navigation Satellite System) untuk pengamatan deformasi secara teliti yang didukung melalui dana riset internal ITB.
"Pada tahun 2022, Tim dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, yang diketuai oleh Nuraini Rahma Hanifa, akan berkontribusi terhadap tambahan tiga stasiun kontinu GNSS dan tiga stasiun seismik untuk mendeteksi kejadian gempa bumi," ujarnya.
Endra menambahkan, di samping sains bahaya gempa, tujuan lain dari Observatorium Sesar Lembang ini adalah untuk wisata edukasi bagi masyarakat dan juga akademisi.
Ia memastikan, peralatan GNSS yang digunakan untuk pengamatan deformasi dan seismik untuk deteksi gempa direncanakan akan dibuat secara real-time dengan desain penempatan saat ini di Kompleks Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat dan Kompleks Tahura.

"Diharapkan dengan dibangunnya Observatorium Sesar Lembang melalui kolaborasi yang dilakukan ini, akan dapat memberikan semua informasi bahaya Sesar Lembang sehingga menjadikan masyarakat paham dan mengerti untuk dapat hidup berdampingan dengan bencana gempa dari Sesar Lembang tersebut," jelasnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Bandung Barat Asep Sodikin mengatakan, rencana pembangunan Observatorium Sesar Lembang bakal disambut dengan baik dari sisi pariwisata dan pendidikan.
"Sehingga Sesar Lembang tidak lagi menjadi faktor yang ditakuti orang. Akan tetapi, pembangunannya perlu dilihat secara tata ruang," katanya.
Ia berharap, dengan kondisi lembang sebagai tempat wisata, Observatorium Sesar Lembang berisi informasi edukatif.
"Sehingga masyarakat umum bisa memahami Sesar Lembang dan bagaimana menghadapinya," jelasnya. (Imanha/Jawa Barat)
Baca Juga:
Indonesia Dilanda 1.175 Bencana Dari Januari sampai 3 April 2022