Misteri Gerhana Matahari dan Buto Kala
MerahPutih Budaya - Gerhana Matahari Total (GMT) akan melintasi langit Indonesia 9 Maret mendatang, gerhana matahari ini terjadi selama 350 tahun sekali.
Secara ilmiah peristiwa astronomi Gerhana Matahari adalah suatu obyek yang menghalangi obyek lainnya. Berdasarkan teori Albert Einsteins, cahaya dibelokkan oleh suatu masa yang besar. Pada saat itu, gerhana pernah menjadi pembuktian dari teori fenomenal.
Tapi, bangsa Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan cerita legenda dan mitologi, ada berbagai legenda Gerhana Matahari dari cerita rakyat dan hikayat negeri ini, Raksasa Batara Kala salah satunya.
Sebagian masyarakat Jawa percaya, Gerhana Matahari terjadi saat Buto Kala atau Raksasa Kala yang juga dikenal sebagai Rahu Kala menelan matahari karena dendamnya pada Dewa Surya.
Batara Kala dikenal sebagai putra dari Dewa Siwa, ia tidak tinggal di kayangan karena bentuknya yang menyeramkan, Batara Kala lahir dari air mani Dewa Siwa yang jatuh menetes ke laut, saat Dewa Siwa tengah berjalan di pantai dan melihat betis Dewi Uma.
Hingga saat ini masyarakat Jawa, ketika fenomena gerhana matahari terjadi maka wanita hamil harus masuk rumah. Anak-anak kecil diharuskan masuk rumah untuk menghindari murka Betara Kala. Di beberapa wilayah di Jawa, mitos ini masih dipegang teguh.
Batara Kala dikenal sebagai raksasa rakus yang gemar memakan manusia, dan membuat keonaran di muka bumi.
Untuk itu Batara Kala harus dilawan agar tidak memakan matahari, masyarakat jawa biasanya membunyikan kentongan, peralatan dapur dan sebagainya agar bising dan menakuti Batara Kala.
BACA JUGA: