Mengungkap Deretan Mitos Tentang Keaslian Madu


Yuk kenali fakta tentang mitos soal madu asli dan palsu (Foto: pixabay/fancycrave1)
DI MASA pandemi ini produk madu merupakan salah satu yang paling banyak dicari. Hal tersebut seiring dengan semakin banyaknya masyarakat yang peduli akan kesehatan.
Kendati demikian, sejumlah masyarakat banyak yang kesulitan dalam memilih madu yang sesuai. Hal itu lantaran banyaknya informasi yang kurang tepat yang beredar soal keaslian madu.
Baca Juga:
Dalam siaran pers yang diterima Merahputih.com, produsen madu Kembang Joyo menyebut kandungan dan manfaat dari madu asli dan madu palsu tentu berbeda.

Madu yang asli sangat kaya akan manfaat, sementara madu palsu bisa menyebabkan sejumlah penyakit yang berbahaya bagi tubuh, seperti diabetes dan kecing manis.
Tapi, dalam menentukan keaslian madu kadang memerlukan ketelitian ekstra dari konsumen, mengingat banyaknya varian madu di pasaran.
Untuk membantu masyarakat dalam memilih madu asli, Kembang Joyo Group membagikan fakta-fakta dibalik empat mitos tentang keaslian madu yang banyak beredar di masyarakat.
Mitos pertama yakni madu asli tidak akan berubah warna. Dalam hal ini, perubahan warna pada madu merupakan hal biasa. Hal itu disebabkan adanya reaksi Maillard atau reaksi pencoklatan non enzimatis yang justru bisa meningkatkan kadar antioksidan dalam madu.
Sedikit informasi, antioksidan bermanfaat sebagai penangkal radikal
bebas yang bisa memicu serangan jantung, kanker, katarak, dan menurunnya fungsi ginjal.
Mitos yang kedua madu asli tidak disukai semut. Mitos ini juga tidak tepat. Karena faktanya, kesukaan semut akan madu sangat bergantung dengan sejumlah hal, seperti umur madu, kandungan karbohidrat dan jenis semut yang ada di area sekitar madu.
Baca Juga:
Waspada Madu Botol Abal-abal Asal Banten, Ternyata Kandungannya Gula dan Tetes Tebu
Umumnya semut menyukai madu, bahkan sejak masih berbentuk nektar yang baru keluar dari ujung tanaman. Saking menyukainya, lebah dan semut kerap berebut untuk mengambil nektar.

Kendati demikian, ada kondisi madu yang tak disukai oleh semut. Seperti halnya madu yang belum cukup umur. Karena, madu yang belum cukup umur akan mengakibatkan terjadinya fermentasi, yang bisa menghasilkan karbon dioksida yang tak disukai semut.
Mitos yang ketiga yakni madu yang mengkristal merupakan madu palsu. Dalam hal ini, kristalisasi madu kerap kali disalah artikan oleh masyarakat sebagai pemalsuan madu.
Padahal, kristalisasi atau penggumpalan madu merupakan hal lumrah yang terjadi secara alami dan spontan pada madu. Madu yang mengalami kristalisasi tidak akan mengalami penurunan kualitas. Semua kandungannya akan tetap sama dan tidak berubah, kecuali warnanya. (Ryn)
Baca Juga:
Bagikan
Berita Terkait
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati

DPR Kritik BPJS Kesehatan Nonaktifkan 50.000 Warga Pamekasan, Tegaskan Hak Kesehatan tak Boleh Disandera

[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat
![[HOAKS atau FAKTA]: Terlalu Sering Makan Mi Instan Bisa Bikin Usus Tersumbat](https://img.merahputih.com/media/dd/9e/b5/dd9eb5a1bf5cdc532052d7f541d290b4_182x135.png)
Jepang Selamat dari Ancaman Kekurangan Bir, Perusahaan Asahi kembali Berproduksi setelah Serangan Siber

Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan

Pemerintah Bakal Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Warga

Waspadai Tanda-Tanda Mata Minus pada Anak

Deretan Acara Café Brasserie Expo 2025, Pilihan Terbaik Bagi Para Pencinta F&B

Strategi Sehat Kontrol Kolesterol, Kunci Sederhana Hidup Berkualitas

Coco Series dari Roemah Koffie Dikenalkan di Athena, Membawa Ciri Khas Tropis
