Mengenal Tradisi Pasola yang Mendebarkan

Ikhsan Aryo DigdoIkhsan Aryo Digdo - Senin, 19 Juni 2017
Mengenal Tradisi Pasola yang Mendebarkan

Tradisi Pasola dilakukan layaknya sebuah perang, dengan saling melempar "sola" atau tombak (Foto: equigeoblog.wordpress)

Ukuran text:
14
Dengarkan Berita:

Masyarakat Pulau Sumba, NTT memiliki festival unik yang sungguh membuat jantung berdebar kencang. Pasalnya, para pria di Pulau Sumba ini menguji nyali mereka melalui tradisi yang disebut dengan Pasola.

Pasola berasal dari kata "sola", yakni lembing atau tombak. Lalu, kata "pa" dari pasola memiliki arti saling. Dengan demikian, pasola berarti saling melempar lembing atau tombak.

Saling lempar lembing atau tombak ini dilakukan dari atas kuda, layaknya berperang. Tradisi ini dilakukan suku Sumba yang masih menganut agama asli, yaitu Marapu, salah satu kepercayaan kepada nenek moyang dan leluhur.

(Foto: viedelablanche.blogspot)

Pasola dilakukan sebagai rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Tradisi tahunan ini juga dilakukan sebagai ungkapan religiusitas agama Marapu, yaitu bentuk pengabdian mereka kepada leluhur.

Penangkapan "nyale", sebutan cacing laut bagi masyarakat Sumba, mengawali kegiatan hari itu. Nyale yang muncul dalam jumlah banyak di tepi pantai dipercaya sebagai pertanda baik bagi masyarakat lokal sana.

Penangkapan dipimpin oleh para Rato, pemuka adat Sumba. Hasil tangkapan tersebut kemudian disidangkan di hadapan majelis Rato.

(Foto: galeriwisata.wordpress)

Setelah itu, barulah dilaksanakan tradisi Pasola di lapangan luas, layaknya medan perang. Tradisi ini dilakukan di empat tempat berbeda secara bergiliran, yaitu kampung Wonokaka, kampung Lamboya, kampung Kodi, dan kampung Gaura.

Adu ketangkasan ini dilakukan dalam dua kelompok, masing-masing beranggotakan 100 orang. Tentu terbayang betapa riuhnya tradisi ini, bagaikan perang yang dilakukan dua kompi tentara.

Para pemuda dari kedua kelompok tersebut saling berhadapan dan menyerang dengan melemparkan sola, seperti peperangan asli. Tenang dulu, meskipun sola merupakan sebuah tombak, ujungnya tidak runcing, tetapi tumpul. Namun tetap saja dalam pelaksanaannya, darah para peserta bercucuran di mana-mana akibat serangan sola.

Walau demikian, masyarakat Sumba menanggapi hal ini dengan positif. Mereka percaya bahwa darah yang tumpah akan menyuburkan tanah dan tanaman pada musim selanjutnya.

#Pulau Sumba #Tradisi Unik #NTT
Bagikan
Ditulis Oleh

Ikhsan Aryo Digdo

Learner.

Berita Terkait

Indonesia
Gubernur NTT Janji Kawal Keluarga Prada Lucky Tuntut Keadilan Sampai ke Pusat
"Selaku Gubernur NTT, saya mendukung langkah dan sikap orang tua dari Prada Lucky, Pak Kristian Namo dan lbu Sepriana Paulina Mirpey,"
Wisnu Cipto - Senin, 11 Agustus 2025
Gubernur NTT Janji Kawal Keluarga Prada Lucky Tuntut Keadilan Sampai ke Pusat
Indonesia
Legislator PKB Tegaskan Usut Tuntas Kematian Prada Lucky, Hukum Berat Pelaku
Tidak boleh ada yang ditutup-tutupi.
Dwi Astarini - Jumat, 08 Agustus 2025
Legislator PKB Tegaskan Usut Tuntas Kematian Prada Lucky, Hukum Berat Pelaku
Indonesia
Lewotobi Laki-Laki Erupsi lagi, Bandara El tari Batalkan 4 Rute Penerbangan
Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang yang kembali erupsi dan menyemburkan material vulkanis setinggi 18 ribu meter dari puncak gunung.
Dwi Astarini - Senin, 07 Juli 2025
Lewotobi Laki-Laki Erupsi lagi, Bandara El tari Batalkan 4 Rute Penerbangan
Indonesia
Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, Puluhan Penerbangan ke Bali Dibatalkan dan Sektor Pariwisata Terdampak
Erupsi ini menyebabkan puluhan penerbangan di Bali dihentikan.
Dwi Astarini - Rabu, 18 Juni 2025
Gunung Lewotobi Laki-Laki Erupsi, Puluhan Penerbangan ke Bali Dibatalkan dan Sektor Pariwisata Terdampak
Indonesia
Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi, Polda NTT Tutup Akses Jalan Maumere-Larantuka
Gunung Lewotobi Laki-laki di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali erupsi
Wisnu Cipto - Rabu, 18 Juni 2025
Gunung Lewotobi Laki-laki Erupsi, Polda NTT Tutup Akses Jalan Maumere-Larantuka
Indonesia
Aktivitas Vulkanik Meningkat, Status Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT Naik ke Level Awas
Masyarakat dan wisatawan diminta tidak melakukan aktivitas dalam radius tujuh km dan sektoral barat daya-timur laut delapan km dari pusat erupsi.
Frengky Aruan - Selasa, 17 Juni 2025
Aktivitas Vulkanik Meningkat, Status Gunung Lewotobi Laki-Laki di NTT Naik ke Level Awas
Indonesia
Legislator Sebut Kasus Pelecehan oleh Aparat di NTT Merupakan Bentuk Kegagalan Paling Telanjang dari Sistem Hukum
Sudding menyerukan agar Polri membersihkan institusinya dari "mental predator berseragam"
Angga Yudha Pratama - Rabu, 11 Juni 2025
Legislator Sebut Kasus Pelecehan oleh Aparat di NTT Merupakan Bentuk Kegagalan Paling Telanjang dari Sistem Hukum
Lifestyle
Korea Selatan kembali Gelar Adu Banteng, Aktivis Hewan Langsung Bereaksi Lempar Kecaman
Aksi ini digelar setelah pemerintah daerah di Korea menggelar kembali turnamen adu banteng meskipun ada kekhawatiran terkait dengan wabah penyakit kaki dan mulut baru-baru ini.
Dwi Astarini - Jumat, 02 Mei 2025
Korea Selatan kembali Gelar Adu Banteng, Aktivis Hewan Langsung Bereaksi Lempar Kecaman
Tradisi
Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak
Sesuai namanya, Bakdan Sapi merupakan perayaan khusus untuk hewan ternak milik warga, terutama sapi.
Dwi Astarini - Selasa, 08 April 2025
Lebaran Sapi, Tradisi Unik Warga Lereng Merapi Boyolali Rayakan Hewan Ternak
Indonesia
Pj Gubernur NTT Bocorkan Agenda Rabu Pagi Cristiano Ronaldo di Kupang
Megabintang sepak bola dunia Cristiano Ronaldo atau CR7 dijadwalkan bakal mengunjungi Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Rabu (19/2) esok.
Wisnu Cipto - Selasa, 18 Februari 2025
Pj Gubernur NTT Bocorkan Agenda Rabu Pagi Cristiano Ronaldo di Kupang
Bagikan