SEPERTI apa sejarah adanya film pendek di Indonesia? Bagi kamu yang ingin mencari tahu lebih dalam, Minikino akan menggelar pameran Lupa Lupa Ingat untuk pertama kalinya. Dalam pameran ini, organisasi yang fokus pada film pendek itu akan menghadirkan segala hal seputar sejarah hadirnya film pendek di Indonesia.
Pameran yang dihadirkan dalam rangka merayakan Hari Film Nasional nan jatuh tiap 30 Maret itu hadir untuk pertama kalinya sejak 21 tahun Minikono lahir. Pameran ini akan digelar pada Sabtu, 25 Maret sampai Minggu, 9 April 2023 di MASH Denpasar, Jl. Pulau Madura No. 3. Pengunjung bisa langsung datang ke pameran selama jam buka, yaitu 13:00-19:30 WITA dan libur tiap Senin.
Baca Juga:
Minikino Film Week 7, Kekuatan Berjejaring Festival Film Pendek Internasional
Kurator pameran Lupa Lupa Ingat Ahmad Fauzi bercerita bahwa ide pameran arsip ini muncul ketika para kolega Minikino sedang merapikan rak di kantor pada bulan Februari lalu. Tumpukan berkas di kantor menjelang bulan film nasional terasa romantis. “Sejarah film pendek juga menjadi sejarahnya Minikino. Dari awal yang mengkampanyekan film pendek, ya Minikino,” ungkap pria yang akrab disapa Ozi tersebut dalam keterangan resminya yang diterima merahputih.com, Jumat (24/3).
Bersama delapan orang tim kerja Minikino lainnya, Ozi mengkurasi sebagian arsip yang terhimpun sejak 2002. Adapun bentuk arsip yang dipamerkan adalah arsip publik, poster, fisik film seperti VHS, VCD, dan DVD, hingga zoetrope. Selain itu, ada pula katalog-katalog Minikino Film Week dan dari festival film lain yang melibatkan Minikino baik sebagai rekan kerja, maupun penyedia program film.

Selama dua pekan diselenggarakan, terdapat lima rangkaian acara yang mengajak pengunjung untuk saling berdialog di dalamnya. Pembukaan pameran pada Sabtu, 25 Maret 2023 diisi dengan kegiatan Ngabuburit Bareng Kurator.
Pengunjung akan diajak berkeliling bersama kurator sambil mendapat penjelasan mengenai metode kuratorial dan dialog mengenai pentingnya arsip tersebut dapat diakses publik. Selain itu, tim kerja pameran dan kurator akan bercerita tentang sejarah di balik setiap arsip yang terpajang.
Semakin menambah kesadaran akan pentingnya pengarsipan, Pameran Arsip Minikino turut mengundang dua praktisi pengarsipan, yakni Lulu Ratna dari organisasi Boemboe dan Sanchai Chotirosseranee dari Thai Film Archive. Diskusi ini akan mengulik pengalaman mereka mulai dari praktik pengarsipan dan manfaatnya bagi penggerak kegiatan di perfilman.
Baca Juga:
Pameran Arsip festval film Minikino juga menghadirkan kembali film-film pendek hasil produksi workshop kolaborasi dengan Jonkoping Kultur Kommun-Swedish Art Council bertajuk My Life My Dreams yang diproduksi pada tahun 2013.
Selain itu, sebagai rangkaian kegiatan selama pameran, akan diputar juga film-film pendek dokumenter bertema Mencari Bali hasil pelatihan program Kick Start yang diinisiasi In-Docs berkolaborasi dengan Minikino. Program beasiswa pelatihan pembuatan film pendek dokumenter ini berlangsung selama tiga bulan pada tahun 2006.

"Dua program itu adalah bukti bahwa festival juga punya peranan atau visi untuk membangun ekosistem film entah itu dari lini produksi, hingga distribusi. Dengan adanya workshop ini menunjukkan bahwa lini edukasi produksinya terisi," tambah Ozi.
Program My Life My Dream diputar di Art House Cinema MASH Denpasar pada 1 April 2023 dan dibarengi dengan pesta kostum bertema 2000-an. Sementara program KickStart!: Mencari Bali akan diputar pada 7 April 2023.
Presentasi publik lainnya juga akan menghadirkan pengalaman Katya Vogel, peserta program artist residency Minikino di MASH Denpasar. Sepanjang bulan Maret ini, ia menelusuri arsip-arsip film pendek di Minikino guna melihat bagaimana trauma dan sejarah diwujudkan dalam ragam bentuk yang “menghantui” seperti hantu atau hal magis lainnya. Hasil temuannya akan dipresentasikan kepada publik dengan judul Ghost Hunting In The City yang diadakan pada Kamis, 30 Maret di Art House Cinema MASH Denpasar. (ikh)
Baca Juga: