Mengenal Body Positivity yang Sebenarnya
Jangan salah artikan makna dari body positivity. (Foto: Pixabay/Engin_Akyurt)
JIKA menengok ke beberapa tahun belakang, kampanye body positivity memang sedang populer dan digandrungi oleh para anak muda di banyak platform media sosial. Gerakan sosial seperti ini tentunya dimulai dari mereka yang dikucilkan hanya karena dianggap tidak bisa mengikuti standar kecantikan yang sudah kolot. Padahal tidak ada satu pun orang yang berhak menjatuhkan satu sama lain terutama secara fisik dan penampilan.
Mengutip verywellmind.com, di zaman modern ini beberapa brand ternama bahkan mendukung kampanye body positivity karena bukan hanya mereka yang memiliki tubuh ramping, kulit putih, atau rambut lurus saja yang boleh menikmati produk bagus. Semua orang dengan berbagai rupa dan bentuk yang ada juga berhak menikmati produk kecantikan atau gaya busana tanpa merasa dihakimi.
Baca juga:
Langkah-langkah Tepat dalam Menghadapi Perlakuan Body Shaming
Sayangnya, belum banyak nih yang memahami arti sesungguhnya dari body positivity, misalnya:
1. Mencintai diri sendiri seutuhnya
Body positivity yang sesungguhnya adalah menerima dan mencintai bentuk tubuh dengan tulus. Tak sedikit orang yang membenci dirinya sendiri hanya karena merasa tidak cocok dengan standar kecantikan. Pada akhirnya banyak perempuan yang terpaksa merombak tubuh dan wajahnya demi pujian semata. Kamu cantik apa adanya kok sist!
2. Tetap merawat diri
Sebagian orang memahami body positivity dengan cara yang salah. Ada yang akhirnya menormalisasi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh obesitas atas dasar cinta terhadap diri sendiri dan menerima apa adanya dalam kondisi apa pun.
Perlu diketahui, body positivity adalah gerakan untuk mencintai tubuh seutuhnya yang berarti perlu dirawat agar tetap sehat bukan untuk mencapai standar kecantikan yang ada. Tidak semua yang bertubuh gemuk itu penyakitan dan tidak semua yang ramping selalu sehat.
Baca juga:
Semua jenis olahraga dan diet perlu disesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing. Poin utama dari body positivity adalah menerima dan mencintai diri sendiri, sehingga mau berjuang merawat diri agar tetap sehat bukan cantik sesuai tuntutan standar kecantikan.
3. Saling mendukung satu sama lain
Jangan menghujat mereka yang belum paham tentang makna body positivity yang sesungguhnya atau masih terpaku dengan standar kecantikan terdahulu. Kamu justru perlu merangkul mereka dan saling mendukung satu sama lain. Body positivity tidak boleh disebarkan melalui penghakiman atau kekerasan melainkan dengan kasih sayang.
4. Mengubah standar kecantikan jadul
Standar kecantikan yang sudah ada sejak dahulu memang tidak masuk akal. Bagaimana bisa kata “cantik” hanya untuk mereka yang memiliki tubuh ramping, kulit putih, atau rambut lurus saja?
Banyak korban berjatuhan akibat standar kecantikan. Entah itu mengalami gangguan mental seperti eating dissorder atau malnutrisi karena diet ketat. Body positivity yang sesungguhnya adalah senjata utama untuk mengubah standar kecantikan jadul. (mar)
Baca juga:
Bagikan
Berita Terkait
Self-Care Menjadi Ruang Ekspresi dan Refleksi bagi Perempuan, Penting untuk Jaga Kesehatan Mental
The Everyday Escape, 15 Menit Bergerak untuk Tingkatkan Suasana Hati
Smart Posyandu Difokuskan untuk Kesehatan Jiwa Ibu setelah Melahirkan
Kecemasan dan Stres Perburuk Kondisi Kulit dan Rambut
Menyembuhkan Luka Batin lewat Kuas dan Warna: Pelarian Artscape Hadirkan Ruang Aman untuk Gen Z Hadapi Stres
Mengenal Burnout yang Diduga Pemicu Diplomat Arya Daru Pangayunan Mengakhiri Hidupnya, ini Cara Mengatasinya
Bukan Sekadar Mood Swing Biasa! Ini Beda Bipolar dan Depresi yang Wajib Diketahui
Dinkes DKI Jakarta Ungkap 15 Persen ASN Terindikasi Memiliki Masalah Kesehatan Mental
Ingat! Depresi Bukan Aib, Jangan Resistan Terhadap Pengobatan
Mengenali Gangguan Mental Sejak Dini: Ini Perbedaan Bipolar dan Skizofrenia pada Anak dan Remaja